Kesulitan di Juventus, Mungkinkah Karier De Ligt Lebih Baik Andai Pilih Barcelona?

Kesulitan di Juventus, Mungkinkah Karier De Ligt Lebih Baik Andai Pilih Barcelona?
Selebrasi Matthijs De Ligt usai membobol gawang Torino di ajang Derby Della Mole (c) Juventus FC Official

Bola.net - Musim 2019/20 jelas tidak berjalan sebaik yang diharapkan Matthijs De Ligt. Musim ini adalah musim debutnya di Juventus dan sejauh ini belum benar-benar memuaskan.

De Ligt merupakan salah satu bocah ajaib sepak bola modern. Musim sebelumnya dia tampil luar biasa bersama Ajax Amsterdam, bahkan dipercaya mengenakan ban kapten di usia 19 tahun.

Tentu saat itu sederet klub besar mulai merayu De Ligt. Ada Barcelona, Real Madrid, PSG, Juventus, bahkan Liverpool. Namun, pilihan De Ligt akhirnya jatuh pada Juve, dia mengaku ingin mempelajari seni bertahan Italia.

Kini, melihat situasi yang cukup sulit bagi De Ligt sendiri, mungkinkah dia menyesal telah memilih Juve? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Sudah sangat baik

De Ligt jelas kesulitan menyuguhkan level permainan terbaiknya di Juventus, bahkan sejak awal musim. Karena itulah muncul gagasan bahwa dia seharusnya memilih Barcelona, bukan Juve.

Namun, mantan staf pelatih Ajax, Michele Santoni, menolak gagasan tersebut. Dia percaya De Ligt sudah benar memilih Juventus, khususnya karena posisinya sebagai bek tengah.

"Ketika kita bicara soal detail, [Maurizio] Sarri adalah raja. Sebagai bek, dia [De Ligt] tidak bisa mengambil pilihan yang lebih baik lagi," ungkap Santoni dikutip dari Goal internasional.

"Lihat saja perkembangan Stefan de Vrij. Jika Anda ingin belajar cara bertahan lebih baik, Anda harus bermain di Italia. Saya tak pernah meragukan itu."

2 dari 2 halaman

Sepak bola berubah

Santoni mengakui pemain Belanda memang punya hubungan spesial dengan Barcelona, seperti kasus Frenkie de Jong. Namun, De Ligt berbeda, sepak bola Italia pun sudah berbeda. Keputusan membela Juve sudah sangat tepat.

"Dengar, Barcelona selalu mencari bakat di Belanda. Setiap pemain top Belanda harus pergi ke Barcelona. Ini hubungan yang sangat mudah, karena pengaruh Johan Cruyff dan pemain-pemain belanda di sana," sambung Santoni.

"Tapi sekarang sepak bola di Italia telah berubah. Dahulu yang lebih diutamakan adalah strategi, banyak skor 0-0, tapi sekarang ada banyak pertandingan yang bisa dinikmati," tutupnya.

Sumber: Goal