Juventus Memang Tega, Tapi Tak Ada Pemain yang Lebih Besar dari Klubnya

Juventus Memang Tega, Tapi Tak Ada Pemain yang Lebih Besar dari Klubnya
Pemain Juventus, Paulo Dybala (c) AP Photo

Bola.net - Mulai musim depan, Juventus akan memulai kisah tanpa Paulo Dybala. Momen menyakitkan ini mengingatkan publik soal ketegaan Bianconeri melepas sang legenda yang sangat setia kepada klub, Alessandro Del Piero.

Del Piero didatangkan dari Padova pada tahun 1993 lalu, dan langsung didapuk sebagai penerus Roberto Baggio. Kejelian Juventus menemukan bakatnya patut diapresiasi, sebab Baggio bukan pemain yang mudah untuk digantikan.

Mantan pemain berdarah Italia itu telah menyumbang 16 gelar buat Bianconeri, termasuk trofi Liga Champions pada musim 1995/96 lalu. Namun sederet prestasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kesetiaan Del Piero terhadap Juventus.

Kesetiaan luar biasa Del Piero terpancar pada tahun 2006 lalu saat Juventus terjerumus kasus Calciopoli, yang membuatnya turun kasta ke Serie B. Ketika para bintang memilih pergi, ia setia pada sang klub dan mengeluarkan kalimat legendaris: "Pria sejati takkan pernah meninggalkan wanitanya".

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 5 halaman

Ketika Del Piero Menjadi Lebih Besar dari Klub

Ketika Del Piero Menjadi Lebih Besar dari Klub

Alessandro Del Piero saat bermain sepakbola pantai dalam rangkaian UEFA Champions League Trophy Tour Presented by Heineken di Bali (c) Bola.net/Reza Bachtiar

Selepas era kelam itu, citra sang bintang semakin menguat. Del Piero adalah Juventus, bahkan beberapa orang menganggapnya lebih besar dari sang klub. Apalagi Del Piero merupakan pemain yang paling konsisten saat Juventus sedang terpuruk.

Bukti penampilan apiknya terlihat jelas saat Juventus bertemu Real Madrid di ajang Liga Champions pada tahun 2008. Del Piero mengantongi dua gol indah yang membuat penonton di Stadion Santiago Bernabeu melakukan standing ovation.

Kebesaran Del Piero sirna begitu Andrea Agnelli datang pada tahun 2010, disusul Antonio Conte setahun setelahnya. Conte terutama, yang tidak pilih kasih meski Del Piero adalah mantan rekan setimnya. Ia tidak segan mendudukkan sang idola di bangku cadangan.

Agnelli yang berperan sebagai presiden klub pun semakin memperkeruh suasana dengan tidak menawarkan kontrak baru buat Del Piero. Ia mempertegas kalimat yang juga tidak kalah legendaris dan sering diutarakan sosok penting dalam dunia sepak bola: "Tidak ada pemain yang lebih besar dari klub".

Del Piero pun sepertinya tidak senang diperlakukan seperti ini. Ia belum pernah menyaksikan Juventus secara langsung di Turin sejak pergi. Dan ketika ditanya soal oleh ESPN pada bulan Juni lalu, Del Piero cuma menjawab "Kenapa? Saya tidak punya waktu untuk menjelaskan."

2 dari 5 halaman

Tongkat Estafet Harus Diteruskan

Tongkat Estafet Harus Diteruskan

Alessandro Del Piero Berpose dengan Trofi Liga Champions pada kegiatan UEFA Champions League Trophy Tour Presented by Heineken (c) Bola.net/Reza Bachtiar

Pada akhirnya, Juventus sebagai klub itu abadi. Juventus harus abadi dan pemain harus digantikan demi keberlangsungan hidup. Mereka tidak bisa selamanya bergantung pada Del Piero sehingga klub, mau tak mau, harus move on.

Del Piero meninggalkan Juventus pada tahun 2012 dan sejak saat itu, No.10 selalu berpindah. Dimulai dari Carlos Tevez ke Paul Pogba hingga akhirnya hinggap di punggung Paulo Dybala.

Dybala menerima No.10 setelah Paul Pogba memutuskan cabut pada tahun 2016 lalu. Pendukung setia Juventus merestui itu, sebab gaya bermain Dybala sangat mengingatkan mereka pada sosok Del Piero.

3 dari 5 halaman

Tidak Kalah Setia

Tidak Kalah Setia

Winger Juventus, Paulo Dybala (c) AP Photo

Perolehan trofi Dybala tak sebanyak Del Piero. Namun kalau mempertimbangkan durasi sang pemain di Juventus, 12 gelar yang disumbangkan tidak terasa buruk. Selain itu, Dybala pun sangat setia kepada Juventus.

Juventus sempat dikabarkan ingin 'mengenyahkan' Dybala yang tampil buruk pada musim 2018/19. Mereka bahkan menjadikan pria asal Argentina itu sebagai tumbal untuk merekrut Romelu Lukaku dari Manchester United, yang pada akhirnya memilih bergabung dengan Inter Milan.

Namun Dybala tidak bergeming, memilih bertahan di Juventus meski digoda Manchester United dan Tottenham. Ia menjawab perlakuan klub dengan mengantongi 17 gol dan 14 asis dari 46 penampilan di semua kompetisi.

4 dari 5 halaman

Magis yang Pudar

Magis yang Pudar

Pemain Juventus, Paulo Dybala (c) AP Photo

Magis Dybala membuat Juventus berubah pikiran. Sejak tahun 2019, pihak klub disibukkan dengan proses negosiasi kontrak baru buat Dybala. Namun obrolan terhenti karena terjadinya pandemi Covid-19 yang merusak industri sepak bola.

Sialnya, Dybala tak mampu menunjukkan magis serupa pada musim berikutnya. Ketimbang beraksi di lapangan, ia lebih sering mendekam di ruang rawat karena cedera. Sama halnya di musim ini, walaupun tidak separah musim sebelumnya.

Kontributor Forbes Sports, Adam Digby, memiliki catatan buruk soal Dybala. Ia menemukan fakta bahwa Dybala melewatkan 34 laga di ajang Serie A dan Liga Champions sejak awal musim lalu. Dari situ, ia berkesimpulan bahwa Dybala tak lagi menjadi pemain paling penting buat Bianconeri.

Ketika Dybala mengalami serangkaian cedera jelang akhir tahun 2021, Juventus langsung menarik proposal kontrak baru untuk sang bintang. Dan pada akhirnya sampailah pada hari Senin (21/3/2022), hari di mana Juventus dan Dybala mencapai kata sepakat untuk berpisah.

5 dari 5 halaman

Keputusan yang Harus Diambil

Keputusan yang Harus Diambil

Pemain Juventus, Paulo Dybala (c) AP Photo

Juventus seperti melupakan perjuangan Dybala selama tujuh tahun mengenakan seragam hitam-putih. Tapi seperti kisah Del Piero, momen ini lagi-lagi menegaskan sikap Juventus bahwa tidak ada pemain yang lebih besar dari klub.

Sikap ini semakin terlihat jelas dari pernyataan CEO Juventus, Maurizio Arrivabene, baru-baru ini. Ia menjelaskan bahwa klub memilih tak menambah masa abdi Dybala karena banyak pertimbangan, salah satunya terkait jumlah penampilan.

"Dengan pembelian yang dilakukan di bulan Januari, dengan kedatangan [Dusan] Vlahovic, posisi Paulo tidak lagi menjadi pusat proyek ini. Itulah mengapa keputusan semacam ini lebih dipilih," kata Arrivabene kepada TuttoMercatoWeb.

"Parameternya berbeda, saya sudah bicara soal itu, tidak ada yang mempertanyakan kemampuan Paulo. Ada pertimbangan yang dibuat terkait penampilan, panjang [masa kontrak] dan pertimbangan finansial."

Pada akhirnya, harus diakui, Paulo Dybala tidak lebih besar dari Juventus dan perpisahan adalah keputusan terbaik buat kedua belah pihak.