Juventus Kalahkan Udinese Tapi Allegri Sangat Marah, Mengapa?

Juventus Kalahkan Udinese Tapi Allegri Sangat Marah, Mengapa?
Massimiliano Allegri ketika memimpin Juventus pada laga pekan ke-22 Serie A musim 2021/2022 (c) AP Photo

Bola.net - Massimiliano Allegri mengaku sangat marah walau Juventus sukses meraih tiga poin atas Udinese. Allegri merasa kecewa karena Juventus tidak tahu cara untuk mengendalikan permainan dengan baik.

Setelah kalah dari Inter Milan pada duel Supercoppa de Italianya, Juventus berjumpa Udinese pada pekan ke-22 Serie A. Pada duel di Allianz Stadium, Minggu (16/1/2022) dini hari WIB, Juventus menang dengan skor 2-0.

Gol pertama Juventus dicetak Paulo Dybala pada menit ke-19. Sementara, gol kedua dicetak Weston McKennie pada menit ke-79. Juventus tidak pernah kalah dalam delapan laga terakhir di Serie A.

1 dari 3 halaman

Kok Marah, Allegri?

Walau menang, Allegri kecewa dengan cara bermain Juventus. Dia tidak senang dengan 10 menit terakhir laga. Allegri merasa Juventus tidak punya cukup pengalaman untuk mengendalikan alur permainan.

"Hal yang sungguh tidak dapat kami lakukan adalah memainkan intensitas, tempo, dan agresi. Karena jika kami tidak menurunkan level intensitas, maka kami tidak akan terganggu," kata Allegri.

“Kami butuh kesabaran. Saya menjadi sangat marah pada saat itu, tetapi saya berbicara dengan mereka setelah itu dan mencoba membuat mereka mengerti."

"Yang penting adalah para pemain mengerti dengan cepat dan itu harus dilakukan pada level individu, apakah mereka di Juventus atau di tempat lain," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Pengalaman dan Kedewasaan

Pengalaman dan Kedewasaan

Pemain-pemain Juventus merayakan gol Paulo Dybala (kedua dari kiri) (c) AP Photo

Juventus di bawah Allegri melakukan transisi skuad. Pemain generasi Giorgio Chiellini meninggalkan klub satu per satu. Kini, ada generasi baru pada diri Dejan Kulusevski, Luca Pellegrini, dan Moise Kean.

"Kami membuat kesalahan di babak kedua, berpikir kami santai dan bertanggung jawab, jadi kami keluar dari permainan," katanya.

"Ini bukan tentang menemukan seorang pemimpin, ini tentang kedewasaan para pemain secara keseluruhan. Anda membutuhkan pengalaman dalam setiap profesi, tidak ada orang yang dilahirkan untuk mengetahui segalanya," tutup Allegri.