
Bola.net - Sepak bola Italia terus menuai kontroversi. Baru-baru ini, Giovanni Malago selaku pimpinan komite olahraga Italia mengatakan bahwa rasisme tidak lebih buruk dari aksi diving pemain di kotak penalti.
Kasus rasisme sendiri sedang marak terjadi di Serie A musim ini. Bagaimana tidak, sedikitnya ada empat kasus rasisme yang terjadi hanya dalam rentang waktu lima pekan kompetisi.
Yang terbaru menimpa gelandang Juventus, Miralem Pjanic, saat berhadapan dengan Brescia pada Rabu (25/9/2019). Fans Brescia yang memadati Stadio Mario Rigamonti kala itu meneriaki pemain asal Bosnia tersebut dengan sebutan gipsi.
Advertisement
Namun untungnya, performa Pjanic tidak terpengaruh oleh perlakuan negatif tersebut. Ia tetap tampil memukau dan berhasil mencetak gol kemenangan Juventus.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Kontroversi Rasisme di Italia
Federasi sepak bola Italia (FIGC) sendiri membuat suasana semakin panas saat kasus rasisme marak dibicarakan beberapa pekan lalu. Tepatnya saat penyerang Inter Milan, Romelu Lukaku, diejek fans Cagliari sebelum melakukan eksekusi penalti.
Mereka memutuskan untuk tidak memberikan hukuman kepada Cagliari atas perlakuan negatif tersebut. FIGC bahkan tidak menyebutkan kasus yang menimpa pemain AC Milan, Franck Kessie, saat bertamu ke markas Verona beberapa waktu setelahnya.
Kali ini, komite sepak bola Italia (CONI) membuat kontroversi dengan ucapannya. Malago selaku pemimpin berkata bahwa ejekan bernada rasis tidak lebih buruk dari seorang pemain yang melakukan diving demi mendapatkan penalti.
"Fans yang mengejek pemain berkulit hitam itu salah. Namun, lebih salah lagi jika ada seseorang yang mendapatkan bayaran senilai tiga juta euro melakukan diving di kotak terlarang lalu merasa senang mengeksekusi penalti," tutur Malago kepada Radio24.
FIFA Turun Tangan
Parahnya kasus rasisme di Italia bahkan membuat federasi sepak bola tertinggi dunia, FIFA, ikut turun tangan. Melalui sang presiden, Gianni Infantino, mereka meminta federasi sepak bola Italia untuk memberikan hukuman kepada para pelaku.
"Rasisme dilawan dengan edukasi, kecaman, dan diskusi. Anda tak bisa memiliki sikap rasisme dalam masyarakat atau sepak bola. Di Italia, situasinya tidak berkembang dan ini adalah masalah yang serius," ujar Infantino kepada RAI Sport.
"Anda harus mengetahui yang bertanggung jawab dan melempar mereka keluar dari stadion. Anda membutuhkan, seperti di Inggris, kepastian soal hukuman. Anda tak boleh takut mengutuk rasisme, kami harus memeranginya sampai berhenti," tandasnya.
Kasus rasisme juga terjadi di Inggris. Namun beberapa pihak yang terkait langsung melakukan tindakan tegas. Seperti dua klub raksasa Premier League, Chelsea dan Manchester United, yang sedang mencari pelaku rasis di media sosial.
(Football Italia)
Baca Juga:
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 24 September 2019 23:47
-
Liga Italia 24 September 2019 23:04
-
Liga Italia 24 September 2019 22:23
-
Liga Italia 24 September 2019 21:56
-
Liga Italia 24 September 2019 18:00
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 06:27
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:57
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:50
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:23
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 05:11
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 04:48
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...