De Ligt Akui Bermain di Italia Tidak Mudah

De Ligt Akui Bermain di Italia Tidak Mudah
Matthijs De Ligt (c) AP Photo

Bola.net - Bek Juventus Matthijs de Ligt mengungkapkan bahwa bermain di Italia memang tidak mudah.

Bek berusia 20 tahun itu musim lalu masih bermain bersama Ajax Amsterdam. Ia tampil impresif bersama raksasa Eredivisie tersebut.

Ia sanggup membawa mereka juara liga Belanda. Hebatnya lagi ia melakukannya dengan menyandang status kapten.

De Ligt juga tampil apik bersama Timnas Belanda. Ia membawa Oranje menjadi juara UEFA Nations League 2019.

1 dari 2 halaman

Sulit

Musim ini, ia resmi menjadi bagian dari skuat Juventus. Ia awalnya digadang-gadang akan langsung jadi pemain inti di skuat asuhan Maurizio Sarri tersebut.

Akan tetapi, faktanya tidak demikian. Ia malah dicadangkan oleh Sarri di laga perdana Serie A kontra Parma.

Ia memang akhirnya dimainkan di laga kedua kontra Napoli. Namun itu terjadi karena Giorgio Chiellini mengalami cedera lutut parah.

De Ligt pun mengakui bahwa bermain di Italia memang sulit. Hal tersebut tak lepas dari adanya sistem pelatihan di kedua negara tersebut.

"Itu memang terlihat negatif, tapi di Italia, dibandingkan dengan di Belanda, kami berpikir lebih secara individual," bukanya kepada De Telegraaf.

“Untuk setiap pemain, apa yang mereka butuhkan dan bagaimana mereka bisa menjadi lebih baik diidentifikasi. Program yang disesuaikan diciptakan untuk anda," sambungnya.

“Saya di negara baru dan saya tahu tidak ada yang mudah," seru De Ligt.

2 dari 2 halaman

Kerja Keras

De Ligt baru saja terpilih menjadi pemain terbaik Belanda 2018-19. Ia pun tentu merasa senang bisa meraih penghargaan bergengsi tersebut.

Ia pun mengaku penghargaan itu membuatnya termotivasi untuk bermain lebih baik di Italia. Ia menegaskan akan bekerja keras agar bisa sukses di Italia.

"Saya bangga telah memenangkan penghargaan untuk penampilan saya saat berusia 19 tahun, meskipun sekarang saya berusia 20 tahun. Saya tahu orang-orang seperti Cruyff, Koeman, Van Basten dan Gullit, tetapi sayangnya saya tidak pernah melihat mereka bermain secara langsung," sambungnya.

“Saya merasa lebih istimewa untuk jadi penerus Jan Vertonghen. Sebagai pemakai jersey No 4, ia adalah contoh saya di Ajax dan saya masih sering berbicara dengannya," ujarnya.

"Trofi ini menjadi saksi generasi baru sepakbola Belanda, Koeman, Van Persie, Robben, dan Van Gaal adalah generasi tua dan saya berharap memberi sepakbola apa yang mereka berikan. Saya akan bekerja keras untuk sukses di Italia," tegas De Ligt.

Matthijs de Ligt sendiri sebelumnya mengaku tidak menduga dirinya akan dicadangkan di laga lawan Parma. Namun ia mengaku bisa menerima keputusan Juventus dan akan berusaha berbenah agar bisa tampil lebih baik lagi.

(De Telegraaf)