Data dan Fakta Serie A: AS Roma vs Udinese

- AS Roma butuh poin penuh di laga pembuka Serie A melawan Udinese, Sabtu (20/8) untuk menegaskan ambisi meraih scudetto musim ini. Tapi upaya Roma diperkirakan takkan mudah mengingat fokus mereka terpecah untuk laga Liga Champions melawan Porto.

Jika menilik data statistik, Roma boleh jemawa saat berhadapan dengan Udinese, terutama di laga pembuka Serie A. Roma tak pernah kalah saat melawan Udinese di partai pembuka Serie A  (2 menang dan 2 imbang), tetapi semuanya itu terjadi saat bermain tandang.

Selain itu, dominasi Roma atas Udinese juga bisa terlihat pada 6 pertemuan terakhir mereka yang kesemuanya berakhir untuk kemenangan Il Lupi. Berikut data dan fakta laga AS Roma vs Udinese lainnya.

• Setelah berhasil mencatatkan 5 kemenangan beruntun di laga pembuka Serie A sejak tahun 2003-2007, Roma kemudian hanya bisa menang dua kali pada partai pembuka selanjutnya. (4 kali imbang dan 2 kalah).

• Udinese berhasil mencatatkan dua kemenangan di laga perdana Serie A untuk pertama kalinya dalam sejarah klub (menang lawan Empoli di tahun 2014 dan menang melawan Juventus di 2015).

• Giallorossi tak terkalahkan pada 7 laga terakhir Serie A melawan Udinese, malahan berhasil mencatatkan kemenangan di 6 pertemuan terakhir.

• Roma tak terkalahkan pada 17 laga Serie A terakhir mereka musim lalu, dengan 14 kemenangan dan 3 kali imbang.

• Roma punya catatan gol terbaik di Serie A musim lalu dengan total torehan 83 gol. Hanya di musim 1930/31, Roma berhasil mencetak gol lebih banyak dalam satu musim Serie A (87 gol).

• Udinese menjadi tim yang paling banyak kehilangan poin dalam posisi unggul di Serie A musim 2015/16 (19 kali).

• Francesco Totti sudah mencetak 14 gol dalam 27 laga Serie A melawan Udinese. Hanya melawan Parma (19), Totti mencetak gol lebih banyak sejauh ini.

• Diego Perotti mencatatkan 7 assist dalam 15 penampilan untuk Roma di pentas Serie A. Jumlah assist ini sama seperti yang ia torehkan di 43 laga Serie A bersama Genoa. [initial]
  

   

 (bola/mac)

Masa Depan Antonio Rudiger: Kembali ke Serie A Sebelum Pensiun?

Riccardo Calafiori: Tak Dipercaya Roma, tapi Euro 2024 Jadi Titik Balik