
Bola.net - Bologna mengalami perubahan besar pada musim panas 2024. Mereka kehilangan pelatih Thiago Motta serta dua pemain kunci, Riccardo Calafiori dan Joshua Zirkzee. Banyak yang meragukan kemampuan mereka untuk tetap kompetitif.
Namun, Bologna justru menunjukkan ketangguhannya. Meski awal musim berjalan sulit, mereka perlahan menemukan performa terbaik. Hingga pekan ke-29 Serie A 2024/2025, Bologna berada di peringkat keempat.
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi klub dalam membangun tim. Bologna memilih Vincenzo Italiano sebagai pengganti Motta, meski awalnya dianggap keputusan yang berisiko. Namun, perlahan, Italiano mampu membawa tim tetap bersaing di papan atas.
Advertisement
Selain di liga, Bologna juga harus menghadapi Liga Champions untuk pertama kalinya. Meski tersendat di awal, mereka menutup fase grup dengan hasil positif. Semua ini membuktikan bahwa perencanaan yang baik lebih penting daripada sekadar mengandalkan pemain bintang.
Konsistensi di Tangan Italiano
Vincenzo Italiano datang dengan pengalaman dari Fiorentina. Awalnya, Bologna sempat kesulitan di awal musim, hanya menang sekali dalam 11 pertandingan pertama. Namun, mereka tetap sulit dikalahkan dengan tujuh hasil imbang.
Seiring waktu, Bologna menunjukkan peningkatan signifikan. Mereka kini berada di posisi keempat, bahkan unggul atas Juventus yang dilatih Motta. Hanya AS Roma yang mengumpulkan lebih banyak poin di tahun 2025.
Italiano tetap menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti Motta. Bologna mencetak lebih banyak gol dibanding musim lalu, meski kehilangan Zirkzee. Finishing mereka lebih tajam, dengan sedikit peningkatan dalam jumlah tembakan per laga.



Keseimbangan Serangan dan Pertahanan
Bologna tetap mengandalkan penguasaan bola. Rata-rata penguasaan bola mereka hanya sedikit menurun dibanding musim lalu. Namun, perubahan utama ada pada area permainan mereka.
Tim ini lebih sering menguasai bola di area menyerang. Statistik menunjukkan bahwa mereka lebih sering membuat umpan progresif. Perubahan ini membuat Bologna semakin berbahaya dalam menyerang.
Di sisi pertahanan, mereka menghadapi lebih sedikit tembakan dibanding musim lalu. Namun, lawan kini lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Hal ini menjadi tantangan yang harus diatasi Italiano jika ingin membawa tim ke Liga Champions.
Peran Pemain Kunci
Riccardo Orsolini menjadi andalan dalam mencetak gol. Ia sudah menyamai catatan 10 golnya dari musim lalu. Prestasi ini membuatnya sejajar dengan legenda Bologna seperti Marco Di Vaio dan Giuseppe Signori.
Di lini tengah, Remo Freuler tetap menjadi pemain penting. Ia memberikan keseimbangan di lini tengah dan menjadi salah satu pemain dengan peluang terbanyak di tim. Perannya sangat krusial dalam menjaga stabilitas permainan.
Di lini depan, Santiago Castro tampil mengejutkan. Ia berhasil menggeser Thijs Dallinga dan mencetak delapan gol serta empat assist. Dengan kemampuannya yang lengkap, Castro menjadi penerus ideal bagi Zirkzee.
Tekanan Tinggi dan Intensitas Bertahan
Bologna semakin agresif dalam bertahan. Mereka menjadi tim dengan jumlah tekanan tinggi terbanyak di Serie A musim ini. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih aktif dalam menekan lawan dibanding musim lalu.
Mereka juga lebih sering melakukan intersepsi dan tekel. Tim ini memiliki jumlah aksi bertahan terbanyak di Serie A. Dengan strategi ini, mereka mampu membatasi jumlah umpan lawan di wilayah pertahanan mereka.
PPDA (jumlah umpan lawan sebelum ditekan) mereka adalah yang terendah di Serie A. Bologna bahkan menjadi salah satu tim dengan tekanan tertinggi di lima liga top Eropa, hanya kalah dari AS Monaco, Barcelona, dan PSG.
Peluang Bologna ke Liga Champions
Musim lalu, peringkat kelima sudah cukup untuk membawa Bologna ke Liga Champions. Namun, musim ini, mereka mungkin harus finis di empat besar agar bisa kembali ke kompetisi tersebut.
Superkomputer Opta memberi Bologna peluang 24,4% untuk finis di empat besar. Hasil paling umum dari 10.000 simulasi menunjukkan mereka kemungkinan besar finis di peringkat lima.
Lima laga berikutnya bisa menentukan nasib mereka. Bologna akan menghadapi Napoli, Atalanta, dan Inter di Serie A, serta dua leg semifinal Coppa Italia melawan Empoli. Hasil dari laga-laga ini bisa menjadi penentu musim mereka.
Menuju Akhir Musim yang Bersejarah
Jika Bologna bisa finis di empat besar atau memenangkan Coppa Italia, musim ini bisa menjadi lebih bersejarah dari sebelumnya. Terakhir kali mereka mengangkat trofi Coppa Italia adalah pada 1973/1974.
Dukungan suporter juga semakin besar. Musim lalu, lebih dari 40.000 fans memenuhi Piazza Maggiore untuk merayakan keberhasilan mereka. Jika musim ini berakhir dengan lebih banyak pencapaian, perayaan bisa lebih besar lagi.
Bologna telah membuktikan bahwa kehilangan pemain bintang bukan akhir segalanya. Dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, mereka tetap bisa bersaing di papan atas sepak bola Italia.
Sumber: Opta
Klasemen Serie A
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 20 Maret 2025 05:55
-
Liga Italia 20 Maret 2025 04:58
9 Insiden yang Merusak Hubungan Juventus dengan Thiago Motta
-
Liga Italia 19 Maret 2025 12:50
Inter Milan di Bawah Simone Inzaghi: Juara Serie A Tertua dalam 30 Tahun
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 04:12
-
Amerika Latin 22 Maret 2025 03:30
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...