
Bola.net - Romelu Lukaku sempat menjadi sasaran kritikan tajam waktu masih memperkuat Manchester United. Namun begitu pindah ke klub raksasa Italia, Inter Milan, ia menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu penyerang terbaik di dunia.
Belum lama ini, Romelu Lukaku dinobatkan sebagai pemain terbaik di pentas Liga Europa 2019/20. Tujuh golnya di ajang tersebut membuat Inter Milan bisa melaju jauh hingga ke babak final.
Secara keseluruhan, Lukaku berhasil membukukan total 34 gol dari 51 penampilannya bersama Nerazzurri. Catatan yang bisa dikatakan impresif untuk pemain baru, apalagi Serie A dikenal tidak ramah untuk penyerang.
Advertisement
Perlu diketahui kalau jumlah gol tersebut hanya kurang sedikit dari raihan 42 golnya semasa di Manchester United. Ya, itu adalah torehannya dalam dua musim berseragam merah kebanggaan klub berjuluk the Red Devils tersebut.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Dianggap Pemain Pekerja Keras
Pada musim 2018/19, musim terakhirnya di Old Trafford, Lukaku menjadi target kritikan dari berbagai kalangan. Beberapa orang menyebutnya sebagai pemain yang malas karena tidak memberikan kontribusi besar dalam permainan.
Sekarang, setelah menorehkan catatan yang impresif pada musim perdananya bersama Inter Milan, Lukaku jadi punya kesempatan untuk membalas. Ia mengatakan kalau perlakuan yang didapatkan di Italia sangat berbeda dengan di Inggris.
"Setahun lalu, saat saya berada di Inggris, saya disebut 'pemalas, saya tidak berlari, saya tidak melakukan ini dan itu'. Di sini, di ruang ganti, mereka menyebut saya sebagai pekerja keras," ujar Lukaku kepada The Times.
"Jika anda melihat saya bermain di sini dan di sana, memang, ada perkembangan, iya, tapi Rom [yang sama] masih ada," lanjut pemain berkebangsaan Belgia tersebut.
Perbedaan Kultur Dua Negara
Lukaku juga bisa melihat persatuan yang kuat di Inter Milan. Sangat jauh berbeda dengan apa yang ia saksikan selama berkecimpung di pentas Premier League bertahun-tahun lamanya.
"Saat saya di Inggris, pemain Inggris ada di sana, pemain asal Prancis ada di sana, pemain Latin ada di sana. Benar-benar seperti sebuah tim yang bercampur, namun di Inter semua orang bersatu," tambahnya.
"Semuanya berbahasa Italia, jadi itu adalah hal yang bagus. Hanya ada satu bahasa. Semuanya berbahasa Italia dan juga berbaur di satu meja."
"Saat [Ashley Young] datang dan bersama Victor [Moses] serta Christian [Eriksen], kami selalu bersama karena kami saling mengenal dari Premier League dan saya mengartikan bahasa kepada mereka sedikit, namun begitu Ash paham dasar dari bahasa Italia, semuanya berakhir," pungkasnya.
(Football Italia)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 2 Oktober 2020 22:55
Barcelona Akhiri Spekulasi kepindahan Dembele ke Manchester United
-
Liga Champions 2 Oktober 2020 21:50
Sabda Ismed Sofyan: Manchester United Bakal Lolos ke Final Liga Champions
-
Liga Inggris 2 Oktober 2020 21:00
-
Liga Inggris 2 Oktober 2020 20:40
Paul Pogba Turun Tangan untuk Transfer Ousmane Dembele ke MU
-
Liga Inggris 2 Oktober 2020 20:20
Hanya Masalah Waktu Sebelum Paul Pogba Teken Kontrak Baru di MU
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...