
Bola.net - Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, dikenal sebagai sosok yang ekspresif serta seringkali meluap-luapkan emosinya dari pinggir lapangan. Namun pemandangan itu tidak terlihat elok sama sekali di mata Aldo Agroppi.
Sebagai perkenalan, Aldo Agroppi merupakan eks pelatih yang sudah melanglang buana di beberapa klub pada era 80'-an. Sebagian besar asuhannya bukanlah tim besar, seperti Perugia dan Ascoli.
Ia juga pernah berprofesi sebagai pemain. Torino adalah salah satu klub terlama yang pernah ia bela. Dari tahun 1963 hingga 1975, Agroppi mencatatkan 212 penampilan dan 15 gol.
Advertisement
Sekarang ia berprofesi sebagai pandit. Dan dalam urusan mengkritik seseorang, Agroppi tidak pernah setengah-setengah. Malah kerap kali terasa menusuk di dada.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Antonio Conte Dianggap Lebay
Sekarang sasaran kritikannya adalah Antonio Conte. Ia mengatakan bahwa eks pelatih Chelsea tersebut dinilai berlebihan serta lebay dalam menunjukkan ekspresinya.
Satu hal yang disoroti dari Conte adalah pencapaian. Dalam pandangan Agroppi, pria berusia 50 tahun itu tak bisa disebut sebagai salah satu pelatih terbaik dunia saat ini.
"Saya tidak suka Conte karena sifat eksibisionisnya, terlalu banyak teriakan dan drama di sisi lapangan. Anda tidak meraih kemenangan dengan menunjukkan aksi sirkus serta lolongan," ujarnya kepada TMW Radio.
"Dia selalu bersama tim hebat, tapi juga kerap menerima kekalahan yang berat. Saat saya mendengar opini kalau dia yang memberikan mentalitas kuat kepada tim Italia, saya tertawa," lanjutnya.
"Conte dinilai berlebihan, dan sekali lagi musim ini ia tersingkir dari Liga Champions di babak pertama dengan Inter dan sedang tertinggal di Serie A. Dia dipecat oleh Arezzo dan Atalanta," tambahnya.
Boleh Ekspresif, Asal Rajin Menang
Ada alasan mengapa Conte disebut sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini. Yakni prestasinya bersama Juventus beberapa tahun silam.
Sebelum Conte datang, Juventus berada dalam kondisi yang sangat buruk. Namun ia berhasil mengubah skuat Juventus dan memenangkan Serie A musim 2011/12 dengan torehan tanpa kekalahan.
Keberhasilan itu menjadi pilar Juventus mendominasi Serie A sekali lagi. Namun, bagi Agroppi, Juventus menjadi juara di kompetisi domestik adalah hal yang wajar.
"Dia memenangkan Scudetto bersama Juventus, seperti banyak pelatih lainnya, tapi tidak pernah memberikan dampak di Liga Champion," sambung Agroppi.
"Saya tidak masalah jika dia tak bersikap lebay soal itu, dengan komando serta teriakannya. Itu hanya bisa diterima selama anda menang, selain itu anda terlihat mengganggu," pungkasnya.
(Football Italia)
Baca juga:
- Membandingkan Versi Terbaik Eden Hazard dan Alexis Sanchez, Siapa yang Lebih Hebat?
- Wah, Ryan Giggs Ternyata Hampir Dibajak Inter Milan di Tahun 2003
- Inter Pertimbangkan Lepas Lautaro Martinez, Jika Ditukar Griezmann
- Jika Ibrahimovic Pergi, Milan Disarankan Boyong Icardi
- Legenda Timnas Argentina Sarankan Lautaro Martinez Terima Pinangan Barcelona
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 14 April 2020 22:16
Ronaldo Didoakan Bertahan Lama di Juventus dan Menang Ballon d'Or
-
Liga Inggris 14 April 2020 20:43
Deretan Pemain yang Masih Moncer di Usia Kepala Tiga, Ada Idola Kamu?
-
Liga Italia 14 April 2020 18:20
-
Editorial 14 April 2020 16:05
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 22:11
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:54
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:31
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:22
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:07
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:05
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...