
Bola.net - Sewaktu masih di Juventus, Massimiliano Allegri dikenal sebagai salah satu sosok ahli strategi di dunia sepak bola sekarang ini. Tidak jarang instruksinya membuat Bianconeri meraih serangkaian kemenangan.
Itulah juga yang membuatnya menjadi salah satu pelatih tersukses di Juventus. Ia menukangi raksasa Italia tersebut selama lima tahun dan telah mempersembahkan total 11 trofi dari berbagai kancah domestik.
Bahkan, bisa dibilang, Allegri membawa Juventus begitu dekat dengan trofi Liga Champions sejak tahun 2003 lalu. Ya, pria yang juga pernah melatih AC Milan tersebut membawa Juventus ke babak final Liga Champions sebanyak dua kali.
Advertisement
Selama lima musim, Allegri memiliki banyak formasi yang biasa digunakan. Mulai dari 3-5-2, 4-3-1-2, hingga terakhir 4-2-3-1. Selain itu, ia juga dikenal mampu mengubah posisi pemain seperti yang ia lakukan kepada Mario Mandzukic.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Sepak Bola adalah Seni
Namun ternyata, pria berumur 52 tahun itu malah tidak percaya dengan yang namanya taktik. Menurutnya, para pemain seperti Cristiano Ronaldo tidak boleh dibebankan dengan batasan-batasand dalam taktik permainan.
"Saat bola mencapai Ronaldo, [Paulo] Dybala, Ronaldinho, [Clarence] Seedord atau [Andrea] Pirlo, saya harus menaruh pemain lain di dalam satu posisi untuk memberikan bola kepada mereka," ujar Allegri kepada ESPN.
"Begitu mereka mendapatkan bola, mereka menentukan apa yang harus dilakukan dengan itu, keputusan apa yang terbaik," lanjutnya.
"Di Italia, taktik, skema, mereka semua adalah omong kosong. Sepak bola adalah seni dan senimannya adalah pemain kelas dunia. Anda tak perlu mengajari mereka apapun, hanya perlu mengaguminya saja," tambahnya.
Teknologi Buat Pelatih Jadi Tumpul
Tidak hanya itu, Allegri juga mengkritisi banyaknya teknologi pendukung dalam sepak bola. Menurutnya, bantuan teknologi justru membuat kemampuan penilaian dari seorang pelatih menjadi semakin tumpul.
Allegri mengatakan bahwa dulu, sewaktu masih di Juventus, ia dibekali dengan sebuah perangkat iPad. Namun ia malah jarang menggunakannya karena mampu mengingat apapun yang terjadi di sepanjang permainan.
"Seorang pelatih harus ada di sisi lapangan. Dia harus bernafaskan permainan, harus memahami kapan waktunya melakukan pergantian pemain, atau menarik pemain terbaik karena tim butuh pemain yang berbeda," sambungnya.
"Persepsinya bisa berbeda dari sisi lapangan. Mereka membuat sepak bola seperti sains eksakta. Dalam kasus itu, pelatih bisa saja pergi ke bioskop. Bila anda membuat semua menjadi mesin, anda tak perlu lagi berpikir soal pemain," tutupnya.
(Goal International)
Baca Juga:
- Gawat! Juventus Terancam Tanpa Alex Sandro di Supercoppa Italiana
- 4 Lompatan Terbang Cristiano Ronaldo, yang Mana Favoritmu?
- Lakukan Lompatan Super, Cristiano Ronaldo Harusnya Dikartu Kuning!
- Meme-meme Kocak Lompatan Super 2,56 Meter Cristiano Ronaldo
- Saingi Juventus, Milan Siapkan Gaji Besar untuk Haaland
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 19 Desember 2019 22:20
-
Liga Italia 19 Desember 2019 20:25
Usai Samai Rekor Maldini, Buffon Mengaku Masih Belum Punya Niatan Pensiun
-
Liga Italia 19 Desember 2019 18:20
Maurizio Sarri Hanya Bisa Melongo Lihat Gol Ajaib Cristiano Ronaldo
-
Liga Italia 19 Desember 2019 14:14
-
Liga Italia 19 Desember 2019 13:33
Tampil Kontra Sampdoria, Buffon Samai Rekor Maldini dan Melampaui Del Piero
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:07
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:05
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:48
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:28
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:20
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:03
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...