AC Milan vs Brescia: 80 Menit yang Memabukkan

AC Milan vs Brescia: 80 Menit yang Memabukkan
AC Milan (c) AP Photo

Bola.net - Seandainya laga AC Milan lawan Brescia diberi judul, maka yang paling tepat adalah '80 Menit Yang Memabukkan'. Ya, mengapa 80 menit yang memabukkan? Alasannya sederhana saja. Selama 80 menit pertandingan sejak kick off, Milanisti terlena oleh hasil 1-0 lewat gol Hakan Calhanoglu.

Tetapi sesungguhnya hasil 1-0 itu terlalu menggoda. Hasil itu seperti memberi kepuasan semu. Membuat terlena. Membikin mabuk. Padahal sesungguhnya permainan yang dipertontonkan masih absurd.

Kalian boleh saja berpandangan dalam sepak bola hasil itu nomor 1. Boleh main buruk asal dapat tiga poin. Masalahnya, pandangan itu bukan filosofi bermain bola Giampaolo. Filosofi Giampaolo adalah menguasai bola, urgensi serangan dan tiktak cepat antar pemain. Muaranya peluang. Toppingnya gol.

Selama 80 menit, Milanisti melihat penampilan saat lawan Brescia masih belum menjanjikan. Kurun paling buruk adalah sejak babak kedua dimulai hingga berjalan 35 menit. Permainan Milan miskin inovasi. Pemain tampak kesulitan ketika mendapat pressing tinggi (Ini penyakit kronis Milan sejak dulu). Penyakit lainnya susah membongkar pertahanan berlapis. 35 menit ini penuh dengan umpan-umpan panjang. Pemain banyak yang tak tahu harus melakukan apa.

Baiklah mari kita lihat poin-poin penting dari laga AC Milan vs Brescia.

1 dari 4 halaman

Top Player

Pemain yang tampil gemilang semalam dalam pandangan Magico Milan pertama adalah Suso. Pemain ini menunjukkan kalau dirinya bukanlah trequartista. Suso tetaplah seorang winger. Dia pemain sayap. Setiap kali bola ada di kaki Suso maka kita melihat ada potensi serangan. Kuantitas crossingnya tampak nyata. Satu assistnya kepada Hakan memberi bukti. Kita meyakini, laga lawan Brescia menjadi pertunjukan kalau Suso cocok dengan formasi pohon Natal.

Statistik menunjukkan peran penting Suso dengan 43 persen serangan Milan dari sisi kanan dibanding sisi kiri 35 persen dan sisi tengah 22 persen. Suso adalah seorang inverted winger (kuat kaki kiri, dipasang di sebelah kanan).

Heatmap Suso dan sisi AC Milan paling banyak melakukan serangan. (c) WhoscoredHeatmap Suso dan sisi AC Milan paling banyak melakukan serangan. (c) Whoscored

Heatmap Suso juga menunjukkan peran signifikan Suso di sektor kanan lini serang Milan (lihat foto). Kesimpulan bagi Giampaolo: Suso cocok dengan formasi Pohon Natal di sebelah kanan. Jangan lagi memainkan Suso sebagai trequartista.

2 dari 4 halaman

Flop

Pemain yang tampil buruk dalam laga semalam tak diragukan lagi adalah Samu Castillejo. Dia ini dibeli sesungguhnya sebagai back up Suso. Tetapi ketika dimainkan dalam formasi Pohon Natal bersama Suso di belakang Andre Silva, sama sekali tidak pas dengan style-nya. Akibatnya sepanjang laga dia hanya mendapat 35 sentuhan bola. Kebanyakan bola tak penting. Kalaupun dapat bola mudah sekali hilangnya. Heatmap Castillejo menunjukkan semua perannya di lapangan. Pelajaran untuk Giampaolo. Samu lebih cocok sebagai pemain pengganti ketika gaya Suso sudah dihapal lawan.

3 dari 4 halaman

Dua Pilar

Poin penting berikutnya menurut Magico Milan tentang Ismael Bennacer. Debut sejak menit pertama Bennacer sungguh menjanjikan. Dia tipikal pemain yang lebih berani ambil risiko melepas bola ke depan. Ada satu momen umpan kunci dia yang menemukan Hakan di posisi bagus. Sayang, Hakan terlalu ambisius menembak burung padahal Andre Silva sudah membuka ruang.

Kekurangan Bennacer, dan ini tidak pantas juga kalau disebut kekurangan karena belum ada tes sesungguhnya adalah peran dia membantu pertahanan. Memang dia agak sedikit berbeda dengan tipikal Biglia yang jago covering. Dengan keberadaan Kessie, sedikit banyak terbantukan saling menutup lini tengah saat diserang.

Pilar berikutnya yang perlu menjadi catatan adalah Andre Silva. Banyak pro kontra tentang penampilan Andre Silva. La Gazzetta misalnya menyebut dia sebagai flop. Tetapi banyak yang berpandangan Andre Silva pintar membuka ruang. Persoalannya, striker adalah soal peluang dan gol. Ada satu bola jauh dari Suso yang gagal dimanfaatkan Andre Silva. Sebagai back up dia oke. Jika harus dijual dalam sisa satu setengah hari ini, kita pikir tak banyak yang merasa kehilangan.

4 dari 4 halaman

10 Menit Menggairahkan

Nah barulah pada 10 menit terakhir, penampilan awak-awak Rossoneri mulai bangkit. Setidaknya kita semua melihat ada peluang antara lain satu dari Lucas Paqueta membentur tiang. Dua dari Piatek yang digagalkan kiper Brescia dan satu peluang dari Franck Kessie yang menembak burung terbang.

Permainan yang membaik ini terjadi ketika Lucas Paqueta menempati posisi sebagai attacking midfielder bukan mezzala. Posisi mezzala diisi Borini di kiri (Ingat Borini ini makhluk serba bisa) dan Kessie di kanan. Sebagai regista Bennacer.

Paqueta bersama Suso menempati posisi penyerang di belakang Piatek. Inilah posisi terbaik Milan menurut Magico Milan dengan catatan Borini bisa saling bertukar bareng Hakan. Dan pada posisi ini, Paqueta menunjukkan performa bagus.

Tapi ingat juga, 10 menit terakhir itu Brescia keluar menyerang untuk mengejar ketinggalan sehingga membuka banyak ruang di sisi pertahanan mereka. Jika bertemu lawan berkarakter menyerang, Magico Milan berpandangan formasi tridente Paqueta-Suso menopang Piatek bisa menjadi senjata mematikan.

Kesimpulan? Tak perlu banyak khawatir menghadapi derby di pekan keempat! Asal jangan ada virus FIFA. Jangan ada cedera saat jeda internasional.

Bagaimana pandangan Anda? Tulis di kolom komentar!.

Artikel ini ditulis oleh Magico Milan. Jika ingin baca tulisan-tulisan lain tentang Rossoneri, follow fanpage Magico Milan.