5 Pelajaran Laga Atalanta vs Juventus: Sang Dewi Masih Jadi Momok Buat Si Nyona Tua

5 Pelajaran Laga Atalanta vs Juventus: Sang Dewi Masih Jadi Momok Buat Si Nyona Tua
Tiga pemain Atalanta berusaha menghadang tembakan bintang Juventus, Paulo Dybala, dalam laga lanjutan Serie A hari Senin (14/2/2022). (c) AP Photo

Bola.net - Pekan ke-25 Serie A menghadirkan banyak pertandingan seru. Salah satunya adalah duel antara Atalanta melawan Juventus yang digelar di Stadio Atleti Azzurri d'Italia pada hari Senin (14/2/2020) WIB.

Kedua tim sama-sama ngotot menginginkan kemenangan. Saking sengitnya duel berlangsung, babak pertama sampai berakhir dengan kedudukan imbang 0-0. Kebuntuan pecah ketika pertandingan memasuki menit ke-76.

Ruslan Malinovskyi melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang membuat Atalanta berhasil mengungguli Juventus 1-0. Skor tidak mengalami perubahan cukup lama, sehingga penonton berpikir La Dea bakal menang di laga ini.

Namun mimpi buruk buat pasukan Gian Piero Gasperini itu muncul di masa injury time. Dari pojok lapangan, Paulo Dybala melepaskan umpan ke kotak penalti dan disambut dengan kepala oleh Danilo. Bola masuk ke gawang dan mengubah kedudukan jadi 1-1.

Ada lima pelajaran penting yang Bolaneters bisa petik dari pertandingan ini. Simak ulasannya di bawah ini, ya.

1 dari 5 halaman

Momok Si Nyonya Tua

Momok Si Nyonya Tua

Skuad Atalanta merayakan gol di markas Young Boys, Rabu (24/11/2021) (c) AP Photo

Sejak dipegang Gian Piero Gasperini, Atalanta menjelma jadi salah satu kekuatan baru di Serie A. Tak jarang mereka kerap diunggulkan sebagai salah satu peraih Scudetto setiap musim karena konsistensi permainannya.

Bahkan ketika Juventus masih berjaya, Atalanta seringkali menghadirkan kesulitan buat mereka. Dalam 10 pertemuan terakhir, Juventus cuma mampu meraih kemenangan sebanyak dua kali atas Atalanta.

Hasil imbang ini juga menambah rekor hasil buruk beruntun Juventus dari Atalanta. Mereka tak pernah menang dalam lima pertemuan terakhir di Serie A, dengan rekor tiga hasil imbang dan dua kekalahan.

2 dari 5 halaman

Fino Alla Fine

Fino Alla Fine

Dusan Vlahovic dan Denis Zakaria, dua pencetak gol Juventus kontra Hellas Verona, Senin (7/2/2022) (c) La Presse via AP Photo

'Fino Alla Fine' adalah semboyan Juventus, dalam bahasa Indonesia berarti sampai akhir. Dalam sejarahnya, Juventus memang selalu dikenal sebagai tim yang punya daya juang tinggi untuk meraih kemenangan.

Juventus mengamini slogan tersebut dengan gol pada menit-menit akhir yang dicetak Danilo. Perlu diketahui bahwa gol tersebut tercipta beberapa detik sebelum waktu di mana wasit harus meniupkan peluit panjang.

Bianconeri sendiri sebenarnya tidak tampil buruk. Sayang, Atalanta memiliki pertahanan yang sangat sulit ditembus. Namun Juventus membuktikan bahwa perjuangan hingga akhir bisa mengantarkan hasil terbaik.

3 dari 5 halaman

Upaya Gila-gilaan Allegri

Upaya Gila-gilaan Allegri

Massimiliano Allegri ketika memimpin Juventus pada laga pekan ke-22 Serie A musim 2021/2022 (c) AP Photo

Allegri sepertinya ragu melakukan pergantian pelatih ketika skornya masih 0-0. Ia harus menjaga keseimbangan, tapi di sisi lain pertahanan La Dea takkan bisa ditembus kalau dia tidak melakukan perubahan.

Pelatih berumur 54 tahun tersebut memilih mempertahankan pemain-pemain yang sudah ada di lapangan. Ia menelan pil pahitnya ketika Malinovskyi mencetak gol dan langsung melakukan perubahan gila-gilaan.

Empat pemain dimasukkan dalam rentang waktu kurang dari 10 menit. Masuknya Moise Kean mengubah formasi Juventus jadi 4-2-4. Ketambahan Juan Cuadrado untuk menggantikan Leonardo Bonucci menunjukkan betapa bernafsunya Juventus mengejar ketertinggalan.

4 dari 5 halaman

Spartan Ala Atalanta

Spartan Ala Atalanta

Selebrasi Duvan Zapata dan Merih Demiral dalam duel Juventus vs Atalanta, Serie A 2021/22 (c) AP Photo

Atalanta bukanlah klub yang dibekali pemain-pemain dengan bakat individu layaknya Lionel Messi. Mereka mengutamakan kekompakan dalam bergerak di setiap fasenya, menyerang dan bertahan.

Karakteristik inilah yang membuatnya sulit dibungkam oleh klub-klub papan atas Italia. Dan pada pertandingan ini, La Dea menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sekadar beruntung bisa bermain imbang lawan Juventus.

Penjagaan ketat dan pressing menjadi senjata utama Atalanta untuk menutup serangan musuh. Juventus, sejatinya, bermain dengan apik di laga ini, seperti di dua laga sebelumnya, tapi mereka tidak leluasa berkreasi karena penjagaan ketat para pemain Atalanta.

Dusan Vlahovic dengan semangat yang bergelora bisa ditutup dengan baik oleh Merih Demiral. Dan ketika pemain Juventus memegang bola, satu-dua pemain Atalanta selalu ada untuk membatasi ruang geraknya.

5 dari 5 halaman

Gagal Memangkas Jarak

Gagal Memangkas Jarak

Penyerang Juventus, Dusan Vlahovic. (c) AP Photo

Buat Juventus, meraih hasil imbang dari laga ini membuat mereka bisa bertahan di empat besar. Sayangnya, cuma itu pelajaran positif yang bisa dipetik. Bianconeri sebenarnya menelan kerugian besar.

Hasil imbang membuat jarak antara Juventus dan Atalanta tertahan di dua poin. Ini kerugian buat Bianconeri, karena La Dea punya satu pertandingan tunda. Kalau bisa menang, Atalanta bakal membuat Juventus tergeser dari empat besar.

Selain itu, Juventus juga gagal memangkas jarak dengan Napoli, Inter Milan dan AC Milan yang berada di tiga besar. Andaikata menang, Juventus masih punya peluang untuk menjadi juara Serie A musim ini.

Bukannya hasil imbang kontra Atalanta menutup rapat peluang Juventus buat juara. Namun ini adalah salah satu kesempatan terbaik untuk memangkas jarak karena klub-klub di atas sedang 'saling bunuh'.