5 Pelajaran dari Laga AC Milan vs Juventus: Perbedaan Mentalitas Dua Raksasa Italia

5 Pelajaran dari Laga AC Milan vs Juventus: Perbedaan Mentalitas Dua Raksasa Italia
Gelandang AC Milan, Franck Kessie merayakan gol ke gawang Juventus, Rabu (8/7/2020) (c) AP Photo

Bola.net - Hasil mengejutkan datang dari giornata ke-31 Serie A yang mempertemukan dua raksasa Italia, AC Milan menghadapi Juventus, di San Siro. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Milan dengan skor 4-2.

Ada beberapa faktor yang cukup mengejutkan dari hasil kali ini. Pertama, AC Milan selalu gagal menuai kemenangan dalam tiga pertemuan terakhirnya melawan Juventus di Serie A maupun Coppa Italia.

Kedua, Juventus tumbang kendati sudah unggul dua gol lebih dulu. Pada beberapa situasi, lawan Juventus kerap menemui kesulitan untuk membalikkan situasi saat margin skor sudah mencapai dua gol atau lebih.

Hasil ini membuat Milan merangsek naik ke peringkat lima dengan perolehan 49 poin. Sementara Juventus masih tetap kokoh di puncak klasemen dengan raihan 75 angka.

Sejumlah pelajaran penting bisa dipetik dari pertandingan kali ini. Salah satunya adalah pentingnya sosok Stefano Pioli untuk AC Milan. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

1 dari 5 halaman

Cristiano Ronaldo Saja Tidak Cukup

Juventus datang dalam keadaan pincang. Pasalnya, Paulo Dybala yang mencetak gol dalam empat penampilan terakhir harus absen lantaran terkena akumulasi kartu kuning.

Sarri mengusung trio Cristiano Ronaldo, Gonzalo Higuain, dan Federico Bernardeschi di depan. Dua nama terakhir gagal memberikan ancaman yang berarti ke lini belakang Milan selama pertandingan berlangsung.

Higuain sendiri sudah memperlihatkan bahwa dirinya tak setajam beberapa musim lalu. Sementara performa dari Federico Bernardeschi belum konsisten. Pada akhirnya, Ronaldo harus bekerja ekstra keras untuk menjadi tumpuan Bianconeri.

Sebagai informasi, Ronaldo melepaskan empat tembakan di sepanjang pertandingan. Sementara Bernardeschi tidak melepaskan tembakan sama sekali. Andai Dybala hadir, beban Ronaldo mungkin bisa menjadi lebih ringan.

2 dari 5 halaman

Waktunya Benahi Pertahanan, Milan

Tiga dari empat gol Milan pada pertamdingan kali ini berasal dari masing-masing strikernya, Zlatan Ibrahimovic, Rafael Leao, dan Ante Rebic. Ini menunjukkan bahwa lini depan AC Milan sudah cukup mumpuni.

Dalam situasi tertentu, Milan bisa mengandalkan pemain tengahnya untuk memecah kebuntuan. Seperti yang telah diperlihatkan oleh Franck Kessie pada laga kali ini dan juga Hakan Calhanoglu di pekan-pekan sebelumnya.

Sekarang, mereka wajib membenahi pertahanannya. Perlu diketahui bahwa Milan telah kebobolan lima gol dalam lima pertandingan terakhirnya. Bukan rekor yang buruk, memang. Apalagi dengan catatan dua clean sheet. Namun, mereka masih memiliki ruang yang bisa dibenahi musim depan.

Gol yang dicetak Cristiano Ronaldo menjadi bukti bahwa kualitas lini belakang Milan perlu dibenahi. Dalam proses golnya, Simon Kjaer dan Alessio Romagnoli gagal memotong umpan panjang yang ditujukan ke Ronaldo seorang.

Gol pertama Juventus yang dibukukan oleh Adrien Rabiot pun menunjukkan kekurangan lini belakang AC Milan. Pria asal Prancis tersebut dibiarkan menggiring bola hingga melepaskan tembakan tanpa menemui kesulitan.

3 dari 5 halaman

Kombinasi Bonucci-Rugani adalah Mimpi Buruk

Pada pertandingan berikutnya, Sarri harus menimbang dengan baik saat memilih pemain untuk mengawal lini belakang. Kombinasi Leonardo Bonucci dan Andrea Rugani bukanlah pilihan yang tepat.

Pertama, mereka jarang dimainkan secara bersamaan. Kedua, baik Bonucci maupun Rugani bukan bek yang agresif seperti halnya Matthijs De Ligt, Giorgio Chiellini, bahkan Merih Demiral sekalipun.

Memang, Juventus tidak memiliki opsi lagi. Kondisi Chiellini belum sepenuhnya pulih, demikian juga dengan Demiral. Sementara Matthijs De Ligt tak bisa dimainkan lantaran terkena akumulasi kartu kuning.

Ada baiknya Sarri menjauhkan kombinasi ini dari daftar pertimbangannya dalam memilih pemain. Jika tersedia, salah satu bek yang agresif patut dimainkan demi menjaga keseimbangan di lini belakang.

4 dari 5 halaman

Stefano Pioli Wajib Dipertahankan

Sejak beberapa bulan terakhir, AC Milan terus dikaitkan dengan Ralf Rangnick. Isu ini membuat masa depan Stefano Pioli jadi semakin buram.

Entah mengapa, Milan sangat ngotot untuk menggunakan jasa Rangnick, sementara Pioli sudah membuktikan bahwa dirinya pantas untuk diandalkan. Ya, semenjak Pioli datang, keberuntungan Milan jadi lebih baik.

Patut diingat bahwa Pioli mengangkat Milan dari luar zona sepuluh besar hingga ke peringkat lima. Ini adalah sebuah pencapaian yang apik di saat Rossoneri tidak dihuni oleh pemain-pemain ternama.

Jika melihat susunan pemainnya, materi pemain Milan jelas kalah mewah ketimbang Juventus. Tapi Pioli bisa membantu pemain sekelas Alexis Saelemaekers dan Simon Kjaer untuk mengalahkan sang juara bertahan Serie A tersebut.

Pioli tengah membangun, dan hasilnya mulai terlihat meski secara bertahap. Jika didepak, maka Milan terancam harus memulai dari nol. Sementara kalau dipertahankan, mungkin saja Pioli menjadi selayaknya Jurgen Klopp di Liverpool.

5 dari 5 halaman

Beda Mental

Juventus sulit untuk dikalahkan saat sudah unggul dua gol atau lebih dalam satu pertandingannya. Namun tidak jarang mereka kecolongan sewaktu tim lawan mulai mengejar ketertinggalannya.

Contoh yang sama juga terjadi saat Juventus bertemu Hellas Verona pada bulan Februari lalu. Mereka kalah dengan skor 1-2 meski sudah unggul lebih dulu lewat aksi Cristiano Ronaldo.

Mereka kerap kehilangan fokus, seperti yang diutarakan oleh Maurizio Sarri usai pertandingan. Mentalitas seperti ini tak cocok untuk digunakan saat bertemu dengan tim yang punya semangat juang tinggi layaknya Milan musim ini.

Ini adalah kali kedua Milan terhindar dari kekalahan meski tertinggal lebih dulu sejak Serie A kembali bergulir. Hal yang serupa juga terlihat kala mereka menghadapi SPAL pekan lalu.

Milan sempat tertinggal dua gol lebih dulu pada babak pertama, lalu menyamakan kedudukan jelang permainan berakhir. Waktu menghadapi Juventus, keempat golnya tercipta pada babak kedua dalam kurun waktu 18 menit saja.