Seruan yang Meminta Premier League Dihentikan Kian Meningkat, Bagaimana Nasib Liverpool?

Seruan yang Meminta Premier League Dihentikan Kian Meningkat, Bagaimana Nasib Liverpool?
Ekspresi kekecewaan Mohamed Salah, penyerang Liverpool. (c) AP Photo

Bola.net - Publik mulai meminta kompetisi Premier League segera dihentikan menyusul pandemi virus Corona yang tidak kunjung usai. Mantan pelatih Timnas Inggris, Sam Allardyce, kini ikut dalam barisan itu.

Duel antara Leicester City melawan Aston Villa, yang digelar pada tanggal 10 Maret kemarin, merupakan laga terakhir Premier League sejauh ini. Sejak saat itu, serangkian pertandingan terus mengalami penundaan.

Pihak penyelenggara sejatinya ingin melanjutkan pentas tersebut di tengah ramainya isu Covid-19. Namun begitu pelatih Arsenal, Mikel Arteta positif, mereka langsung berubah haluan dan menunda semua pertandingan.

Awalnya mereka berencana kembali menggelar pada awal April ini. Namun karena wabah virus Corona masih tak terbendung di tanah Inggris, pihak penyelenggara pun harus mengubah tanggal kembalinya kompetisi ke 30 April nanti.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Allardyce Minta Kompetisi Dihentikan

Pandemi virus Corona di Inggris kian memburuk setiap harinya. Karena masalah itu, penyelenggara Premier League dikabarkan sudah menyiapkan rencana menggelar pertandingan tanpa penonton sebagai antisipasi.

Keputusan ini sendiri mengundang perdebatan, sebab kondisi kesehatan para pemain jadi terancam. Allardyce, yang juga pernah menukangi Newscastle, menyarankan Premier League musim ini sebaiknya dihentikan.

"Saya punya ketakutan besar bahwa kami seharusnya menghentikan musim ini dan mencari cara untuk memulai kembali musim depan," ujar Allardyce kepada Sky Sports News.

"Saya tidak tahu bagaimana anda bisa menyelesaikan musim dengan semua yang sedang terjadi dari segi NHS, bagaimana tegangnya situasi ini, dan semua orang harus tinggal di rumahnya sendiri," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Bagaimana Nasib Liverpool?

Liverpool bisa menjadi 'korban' jika kompetisi benar-benar dihentikan. Tidak ada yang bisa menjamin klub berjuluk the Reds itu mendapatkan gelar juara Premier League meski sedang berada di puncak.

Ya, perjalanan Liverpool pada musim ini terbilang sangat apik. Mereka hanya menelan satu kekalahan dan unggul 25 poin atas rival terdekatnya, Manchester City. Dua kemenangan sudah cukup buat mereka jadi juara.

Liverpool sudah menanti 30 tahun untuk menjadi juara, dan bukan tidak mungkin mereka bakalan kesulitan untuk mengulangi torehan apik ini. Allardyce sendiri hanya bisa bersimpati, sebab nyawa adalah fokus utama saat ini.

"Di Premier League, ada Liverpool, yang sudah menjalani musim dengan fantastis namun nyawa lebih penting dan tak ada yang lebih genting dari itu," pungkasnya.

(Goal International)