Sarri Memilih Tinggalkan Chelsea karena Satu Momen Buruk Ini

Sarri Memilih Tinggalkan Chelsea karena Satu Momen Buruk Ini
Maurizio Sarri (kanan) mengangkat trofi Liga Europa setelah Chelsea sukses mengalahkan Arsenal. (c) AP Photo

Bola.net - Maurizio Sarri berulang kali menyatakan ingin bertahan di Chelsea serta kecintaannya terhadap sepak bola Inggris. Lantas, mengapa pelatih berumur 61 tahun tersebut memilih kembali ke Serie A dan bergabung dengan Juventus?

Padahal, kiprah Sarri di sepanjang musim 2018-2019 ini tak bisa dikatakan buruk. Meski sempat melempem pada awal tahun 2019, tetapi ia tetap mampu mengakhirinya dengan mempersembahkan gelar Liga Europa.

Pada akhir bulan Mei lalu, ia sempat meredam rumor kepindahannya ke Juventus dengan berkata soal keinginannya bertahan di Chelsea. Atau jika tidak memungkinkan, mantan nahkoda Napoli tersebut ingin terus berkiprah di Inggris.

"Tentu saja, saya harus mempertimbangkan masa depan. Saya harus mempertimbangkan kecintaan saya terhadap sepak bola Inggris, saya cinta Premier League," tutur Sarri sebelum menghadapi Arsenal di final Liga Europa, dilansir dari Goal International.

Lantas, mengapa Sarri kemudian berubah pikiran dan memilih untuk pulang ke Italia? Simak informasi selengkapnya di bawah ini, ya!

1 dari 2 halaman

Hubungan dengan Fans Retak

Sempat diketahui bahwa hubungan Sarri dengan para penggemar Chelsea retak pada awal tahun 2019 ini. Tentu saja itu diakibatkan oleh serangkaian hasil buruk yang diterima oleh Eden Hazard dkk.

Dalam waktu yang hampir berdekatan, Chelsea menelan dua kekalahan memalukan. Pertama, tepat di akhir bulan Januari, mereka tumbang atas Bournemouth dengan skor 0-4. Padahal tim asuhan Eddie Howe itu lebih banyak bertengger di papan tengah klasemen.

Kekesalan para penggemar semakin memuncak setelah klub berjuluk The Blues tersebut dipermak oleh raksasa Inggris lainnya, Manchester City. Tidak tanggung-tanggung, mereka dihantam enam gol tanpa balas pada laga yang berlangsung di Etihad Stadium itu.

Para penggemar semakin kesal dengan skema bawaan Sarri, atau yang sering disebut dengan 'Sarriball'. Mereka menganggap taktik tersebut telah mematikan kualitas salah satu gelandang, N'Golo Kante, demi memberikan ruang bermain untuk Jorginho.

Banyak yang beranggapan bahwa Jorginho merupakan pemain kesayangan Sarri. Ya, gelandang asal Italia tersebut didatangkan bersamaan dari Napoli dengan bandrol yang cukup tinggi, yakni sebesar 50 juta pounds.

2 dari 2 halaman

Momen Kekesalan Sarri

Hubungan Sarri dengan penggemar telah retak, tapi bukan karena dua kekalahan itu yang membuat ia memutuskan untuk meninggalkan Chelsea. The Sun mengklaim bahwa laga kontra Cardiff City-lah yang membuat Sarri membulatkan keputusannya.

Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kedudukan 2-1 untuk kemenangan Chelsea. Tetapi, mereka sempat tertinggal lebih dulu berkat gol dari Victor Camarasa satu menit setelah babak kedua dimulai.

Kala itu, performa tim yang berbasis di kota London tersebut masih inkonsisten. Dan penggemar pun kembali berang karena Chelsea tertinggal dari klub yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi. Mereka mulai menyuarakan kekesalannya.

Sejumlah oknum penggemar Chelsea menyanyikan lantunan yang disebut menyakitkan untuk Sarri. Mereka berkata 'persetan Sarri-Ball' dan 'Kami ingin Sarri pergi'.

Tak lama berselang, teriakan itu berubah menjadi sorak kegembiraan karena Cesar Azpilicueta dan Ruben Loftus-Cheek membobol gawang Cardiff City jelang pertandingan berakhir. Tapi, kabar buruknya, Sarri justru membulatkan tekadnya untuk hengkang dari Stamford Bridge.