Pengakuan Jose Mourinho: Mungkin Saya Terlalu Keras kepada Luke Shaw

Pengakuan Jose Mourinho: Mungkin Saya Terlalu Keras kepada Luke Shaw
Pelatih AS Roma, Jose Mourinho (c) ASR

Bola.net - Jose Mourinho menyadari bahwa dirinya terlalu keras dengan pemain sewaktu menukangi Manchester United dulu. Terutama pada salah satu pemain yang cukup sering ia kritik, Luke Shaw.

Shaw adalah salah satu pemain kunci dalam keberhasilan Manchester United menjadi runner-up Premier League dan Liga Europa musim lalu. Performa yang sama baiknya ia tunjukkan ketika tampil bersama Timnas Inggris di Euro 2020.

Pria berusia 26 tahun itu mencatatkan tiga asis selama ajang bergengsi tersebut berlangsung. Selain itu, ia juga mencetak gol ketika bertemu Italia pada babak final di mana the Three Lions menelan kekalahan lewat drama adu penalti.

Aksinya memukau banyak orang hingga membuatnya meraih julukan 'Shawberto Carlos'. Kendati demikian, Mourinho tidak begitu senang dengan performanya dan sempat mengkritik keras hingga membuat Shaw tidak terima.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Pengakuan Mourinho

Ketika membalas kritikan Mourinho, Shaw mengungkapkan kalau dirinya sudah cukup sering mendapatkan perlakuan seperti itu darinya. Bahkan ketika Mourinho masih menjabat sebagai pelatih di Old Trafford.

Mourinho mengakui kalau dirinya terlalu keras pada pemain, terutama Shaw. "Mungkin saya terlalu keras kepada dia, dan dia belum siap untuk itu," ungkapnya kepada talkSPORT.

Namun, bukan berarti pendekatan ini gagal. Mourinho berkata bahwa sikap keras ini telah dicoba ke beberapa pemain dan memang diakuinya tidak semua bisa menerima itu.

"Saya selalu mencoba untuk menemukan apa yang saya anggap sebagai kelemahan dari seorang pemain, dan kadang sukses, di waktu lainnya tidak," katanya lagi.

2 dari 2 halaman

Bisa Bersikap Baik Juga

Bukan berarti Mourinho tidak bisa melakukan pendekatan yang lebih baik. Sesekali, pria berumur 58 tahun tersebut mencoba menunjukkan rasa empati kepada para pemainnya. Namun ia melihat kedua metode harus dijalankan bersamaan.

"Di waktu lain saya bisa menciptakan rasa empati kepada pemain dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka," kata Mourinho lagi.

"Di waktu lain, cara terbaik untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari mereka adalah dengan tidak menciptakan rasa empat dan mencoba membuat gesekan dan memberikan tekanan kepada pemain," pungkasnya.

Hari-hari di Manchester United telah berlalu, sekarang Mourinho sedang menatap masa depan yang baru. Seperti yang diketahui, ia akan menjalani status barunya sebagai pelatih AS Roma di musim 2021/22.

(talkSPORT)