MU Main Defensif Lawan Chelsea, Apa yang Dipikirkan Solskjaer?

MU Main Defensif Lawan Chelsea, Apa yang Dipikirkan Solskjaer?
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer. (c) AP Photo

Bola.net - Duel Manchester United vs Chelsea akhir pekan lalu tidak berjalan sesuai harapan. Kedua tim bermain terlalu hati-hati, tidak banyak peluang, skor 0-0 pun menutup pertandingan.

Meski begitu, hasil ini diyakini lebih merugikan untuk MU. Mereka bermain di Old Trafford, seharusnya mengincar kemenangan, tapi Ole Gunnar Solskjaer dinilai terlalu takut.

Pandangan ini disampaikan oleh analis Premier League, Tony Cascarino. Dia tidak mengerti mengapa Solskjaer harus menurunkan tim defensif, padahal seharusnya bisa bermain menyerang.

Apa maksudnya? Scroll ke bawah ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Pilihan Solskjaer

Cascarino mencoba memahami keputusan dua pelatih. Di satu sisi, dia paham mengapa Lampard memilih taktik defensif, sebab pertahanan Chelsea memang bermasalah.

Namun, dia heran mengapa MU mengambil langkah yang sama. Padahal MU seharusnya punya pemain-pemain yang lebih agresif menyerang.

"Memahami masalah Chelsea di lini belakang, saya bisa mengerti mengapa Frank Lampard memilih pendekatan defensif," buka Cascarino kepada The Times.

"Namun, sungguh aneh melihat Ole Gunnar Solskjaer memilih tim negatif. Scott McTominay dan Fred tidak bisa memberikan kreativitas dari lini tengah."

"Dan Daniel James sangat buruk saat menyerang," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Nasib Van de Beek

Cascarino kemudian menyorot satu nama: Donny van de Beek. Dia terheran-heran mengapa Solskjaer tidak memainkan gelandang Belanda ini, yang seharusnya bisa memberikan warna berbeda dan mengejutkan Chelsea.

"Mereka membutuhkan tenaga pendorong dari lini tengah, tapi Donny van de Beek tetap duduk di bangku cadangan," sambung Cascarino.

"Dia adalah pengubah pertandingan, dia adalah tipe pemain yang bisa mengubah hasil imbang jadi kemenangan."

"Dia pasti bertanya-tanya mengapa MU mendatangkannya. Jika Solskjaer benar serius berambisi bersaing meraih gelar, dia harus berani mengambil risiko lebih," tutupnya.

Sumber: The Times