Momen Paling Pedih Manchester United: 5 Menit di Stadium Etihad dan Duka di Stadium of Light

Momen Paling Pedih Manchester United: 5 Menit di Stadium Etihad dan Duka di Stadium of Light
Sergio Aguero (c) Bola.net

Bola.net - Pada era Premier League, hampir tidak ada momen heroik dimiliki Manchester City sebelum musim 2011/2012. Apalagi terkait dengan rivalitas mereka dengan Manchester United yang tampil begitu perkasa.

Manchester United adalah penguasa di Premier League sebelum investor dari luar negeri masuk. Bukan hanya Chelsea yang mendapat dana dari Roman Abramovich, ada juga Man City yang dimiliki Sheikh Mansour.

Di bawah kendali Sheikh Mansour, Man City berkembang menjadi tim kaya raya dan mendadak bisa mengumpulkan para pemain bintang. Pelan-pelan Man City pun menandingi keperkasaan Setan Merah di Premier League.

Man City melakukan pembajakan Carlos Tevez pada 2009 dari Manchester United. Dan, kisah paling epik datang pada akhir musim 2011/2012. Dalam waktu empat menit, Man City merebut gelar Premier League dari United.

1 dari 5 halaman

Pekan Terakhir Premier League Musim 2011/2012

Persaingan gelar juara Premier League tinggal menyisakan dua kontestan pada pekan ke-38 musim 2011/2012. Manchester City berada di puncak klasemen dengan 86 poin. Jumlah poin yang sama didapatkan Manchester United di posisi kedua.

Penentuan gelar juara ditentukan pada laga terakhir. Man City menjamu QPR dan Manchester United melawat ke kandang Sunderland. Laga digelar pada waktu yang bersamaan.

Di Stadium of Light, Manchester United memulai laga dengan baik. Wayne Rooney mencetak gol pada menit ke-20. Pasukan Sir Alex Ferguson mampu mempertahankan keunggulan hingga babak pertama usai.

Di Stadium Etihad, Manchester City juga unggul 1-0 di babak pertama. Pablo Zabaleta mencetak gol pada menit ke-39.

Posisi klasemen tidak berubah. Man City tetap berada di puncak klasemen dengan 89 poin. United dengan poin yang sama berada di posisi kedua karena kalah selisih gol. Babak kedua menjadi momen penentuan.

2 dari 5 halaman

Petaka di Stadion Etihad

QPR memberi perlawanan sengit pada Man City. Sebab, mereka masih bersaing dengan Bolton untuk lepas dari zona degradasi. Sedangkan, Sunderland sudah tidak punya ambisi apa pun karena tidak terdegradasi atau lolos zona Eropa.

QPR membuat fans Man City senam jantung di babak kedua. Mark Hughes, pelatih QPR yang juga legenda Manchester United, memberi instruksi pasukannya untuk tampil lebih menekan. Sebab, Bolton unggul 1-2 atas Stoke City dan ini membuat QPR berada di zona degradasi.

Djibril Cisse menghidupkan asa QPR di Stadium Etihad lewat golnya pada menit ke-48. Setelah itu, QPR mendapat kabar buruk karena Joy Barton, mantan pemain Man City, mendapat kartu merah.

Walau kurang satu pemain, QPR mampu menambah satu gol lewat Jamie Mackie pada menit ke-66. QPR unggul 1-2 dan posisi mereka aman dari zona degradasi. Skor ini bertahan hingga menit ke-90.

Di Stadium of Light, Sunderland tidak memberi perlawanan berarti dan United tampil gugup. Skor 1-0 bertahan sampai menit ke-90.

3 dari 5 halaman

5 Menit Peling Penting bagi Man City

Stoke City menyamakan kedudukan dari Bolton pada menit ke-77 lewat gol penalti Jonathan Walter. Dengan hasil imbang 2-2, Bolton hanya punya 36 poin di klasemen akhir dan tidak mungkin bisa membuat QPR terjun ke zona degradasi. QPR punya 37 poin dan aman.

Laga Stoke City vs Bolton berakhir imbang 2-2. QPR pun positif aman.

Kini, tinggal penentuan gelar juara. Mike Dean memberikan tambahan waktu lima menit untuk laga Man City lawan QPR di Stadium Etihad. Man City masih tertinggal 1-2 dari QPR dan terus menyerang untuk mengejar dua gol tambahan.

Di Stadium of Light, Sunderlan sudah nampak loyo. Manchester United pun bermain ogah-ogahan. Paul Scholes lebih memilih mengirim bola ke David de Gea pada menit-menit akhir untuk mengulur waktu.

Manchester United mengakhiri laga di Stadium of Ligth dengan skor 1-0 dan mereka menjadi juara, untuk sementara waktu.

Man City masih tertinggal 1-2 saat laga di Stadium of Ligth usai. Para fans United nampak menyanyikan lagu kemenangan. Wajah tegang masih nampak di wajah Sir Alex Ferguson dan para pemain United. Pemain Sunderland menyalami pemain Wayne Rooney dan kawan-kawan.

4 dari 5 halaman

2 Menit untuk Penantian 44 Tahun

Masih tersisa tiga menit belum laga di Stadium Etihad usai. Man City mendapat sepak pojok dan David Silva berlari untuk mengambilnya. Pemain asal Spanyol nampak cukup tenang dan melepas umpan yang presisi.

Edin Dzeko membuka harapan bagi Man City. Pemain asal Bosnia menanduk umpan David Silva dan gol. Skor menjadi 2-2. Hasil ini belum cukup bagi Man City.

Sir Alex mulai gelisah di Stadium of Ligth. Begitu juga fans Manchester United. Genggaman telpon tidak lepas dari tangan mereka sembari menanti kabar yang terjadi di markas sang rival.

QPR nampak bermain sekenanya. QPR hanya membuang bola jauh-jauh ke depan usai kebobolan. QPR nampak tidak ingin menyusun serangan dengan rapi. Man City pun tancap gas dan terus menekan dengan David Silva sebagai motor serangan.

Menit 90+2, Sergio Aguero mendapat bola dari tengah lapangan. Dia masuk ke dekat kotak penalti dan melepas umpan pada Mario Balotelli. Si Bengal jatuh bangun mempertahankan bola dan mengembalikan bola kepada Aguero.

Lalu,.............

"Aguerrroooooo!," Martin Tyler yang bertindak sebagai komentator laga berteriak kencang. Sergio Aguero membobol gawang Paddy Kenny. Man City menang dengan skor 3-2 atas QPR dan gelar juara berada dalam genggaman pasukan Roberto Mancini.

Man City butuh dua menit untuk mencetak dua gol dan menyudahi puasa gelar selama 44 tahun.

Man City juga menyajikan drama lima menit paling pedih dalam sejarah Man United. Wajah Sir Alex seketika merah di Stadium of Ligth. Dia langsung masuk ke ruang ganti. Fans United masih bersorak, sebelum ada yang lemas karena tahu Man City menang.

Para pemain United lunglai, kontras dengan Carloz Tevez dan kolega yang berpesta di Stadium Etihad.

5 dari 5 halaman

Video Detik-detik Menentukan Itu

Kemenangan itu membawa Man City meraup 3 poin penuh, yang menggenapi total 89 poin mereka musim 2011/12. Angka tersebut sama dengan torehan MU, tapi Man City menang karena unggul selisih gol.

Man City dan MU benar-benar bersaing ketat musim itu. Duo Manchester ini sama-sama memetik 28 kemenangan, 5 hasil imbang, dan 5 kekalahan.

Gelar juara musim 2001/2012 menjadi awal keperkasaan Man City di Premier League. Simak video detik-detik paling menegangkan pada musim 2011/2012 tersebut di bawah ini ya Bolaneters.

Masih ingat kan dengan momen itu Bolaneters?