Mengupas Mengapa Skema Tiga Bek Tokcer di MU: Bukti Solskjaer Bukan Guru Penjas?

Mengupas Mengapa Skema Tiga Bek Tokcer di MU: Bukti Solskjaer Bukan Guru Penjas?
Ole Gunnar Solskjaer dan Cristiano Ronaldo di laga Manchester United (c) AP Photo

Bola.net - Pekan ke-10 EPL menjadi pekan yang indah bagi Manchester United. Karena tim berjuluk Setan Merah itu berhasil memetik kemenangan yang krusial di London Utara.

Ya, pada akhir pekan kemarin United bertamu ke Tottenham Stadium. Tiga poin sangat dibutuhkan United untuk keluar dari tekanan usai kalah 5-0 dari Liverpool.

Setan Merah berhasil keluar sebagai pemenang di laga tersebut. Mereka menumpas anak asuh Nuno Espirito Santo itu dengan skor 3-0.

Kemenangan yang didapatkan MU itu tidak terlepas dari keputusan Solskjaer mengubah taktik permainan mereka. Sang manajer memutuskan untuk menurunkan skema 3-4-1-2 alih-alih skema 4-2-3-1 yang biasa ia gunakan.

Lantas mengapa skema 3-4-1-2 Ole ini bisa bekerja dengan efektif dan efisien melawan Tottenham? SImak ulasan kami selengkapnya di bawh ini.

1 dari 8 halaman

Waktu Persiapan

Waktu Persiapan

Mike Phelan (kiri) bersama Ole Gunnar Solskjaer. (c) Manchester United FC

Faktor pertama yang membuat skema tiga bek Solskjaer berjalan dengan baik karena waktu persiapan mereka yang cukup.

Seperti yang sudah diketahui, United tersingkir lebih dahulu dari ajang Carabao Cup. Alhasil mereka tidak bermain di tengah pekan kemarin, sementara tim-tim top EPL termasuk Tottenham harus berlaga di lanjutan Carabao Cup.

Terhitung ada total lima hari yang bisa dimanfaatkan Solskjaer untuk mengasah skema tiga bek ini di markas latihan MU dan waktu itu terbukti cukup untuk Setan Merah. Andai United bermain di tengah pekan kemarin, rasa-rasanya menyiapkan taktik tiga bek itu akan sangat sulit.

2 dari 8 halaman

Bek Saling Mengcover Satu Sama Lain

Bek Saling Mengcover Satu Sama Lain

Pemain MU, Harry Maguire, usai mencetak gol ke gawang Atalanta di matchday ketiga Grup F Liga Champions 2021/2022. (c) AP Photo

Salah satu alasan mengapa skema tiga bek MU efektif melawan Tottenham karena tiga bek yang diturunkan saling melengkapi satu sama lain.

Musim ini pertahanan jadi concern utama Manchester United. Sebelum laga ini, Setan Merah baru satu kali merasakan clean sheet di semua kompetisi yang mereka ikuti.

Tiga bek yang diturunkan Solskjaer kemarin memiliki gaya bermain yang berbeda-beda. Maguire unggul dalam duel-duel udara, Lindelof disiplin saat menjaga pertahanan dan Varane punya kemampuan teknik yang bagus.

Jadi saat melawan Tottenham kemarin, ketiga bek ini saling mengover satu sama lain dengan sangat baik. Terbukti sepanjang laga, Tottenham jarang sekali menebarkan ancaman ke gawang MU.

3 dari 8 halaman

Faktor Raphael Varane

Faktor Raphael Varane

Aksi duel udara Raphael Varane pada laga pekan ke-4 Premier League 2021/2022 melawan Newcastke, Sabtu (11/9/2021) malam WIB. (c) AP Photo

Solidnya performa ketiga bek tengah MU kemarin tidak terlepas dari peran besar Raphael Varane.

Varane yang baru sembuh dari cedera langsung dimainkan sebagai starter di laga ini. Sang bek merespon keputusan sang manajer dengan baik.

Ia tampil tenang sepanjang laga. Ia juga mampu mengkoordinir Maguire dan Lindelof sehingga pertahanan mereka rapi sejak awal laga.

4 dari 8 halaman

Cavani Jadi 'Pelayan' Ronaldo

Cavani Jadi 'Pelayan' Ronaldo

Pemain-pemain Manchester United, termasuk Cristiano Ronaldo, merayakan gol Edinson Cavani (c) AP Photo

Dipasangnya Edinson Cavani sebagai partner Cristiano Ronaldo menunjukkan kejelian Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer.

Cavani benar-benar bekerja keras sepanjang laga. Ia kerap maju dan membuka ruang bagi Ronaldo agar penyerang asal Portugal itu lebih leluasa masuk ke kotak penalti.

Tidak hanya itu, Cavani juga 'mewakilkan' Ronaldo untuk turun ke belakang membantu pertahanan MU saat diserang Tottenham. Sehingga Cavani bisa dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa, meski pada laga tersebut Ronaldo memberikannya assist untuk membuat gol.

Coba Ronaldo dipasangkan dengan Mason Greenwood atau Marcus Rashford, mungkin Ronaldo akan kesulitan untuk masuk ke kotak penalti karena ia tidak mendapatkan servis yang baik dari tandemnya itu.

5 dari 8 halaman

Bruno Lebih Leluasa

Bruno Lebih Leluasa

Bruno Fernandes saat beraksi di laga Manchester United vs Atalanta di matchday ketiga Grup F Liga Champions 2021-22 di Old Trafford, Kamis (21/10/2021) dini hari WIB. (c) AP Photo

Keputusan menggunakan skema tiga bek tanpa winger memberikan efek tersendiri bagi Bruno Fernandes.

Sang playmaker mendapatkan ruang yang lebih banyak di lini serang MU. Ia bisa bebas bergerak ke kiri dan ke kanan tanpa takut mengganggu arah gerak para wingback.

Sebagai contoh saat membuat assist untuk gol Ronaldo, posisi Fernandes agak ke kiri sebelum melepaskan umpan lambung yang disambar tendangan voli Ronaldo.

6 dari 8 halaman

Fred dan McTominay Disipilin

Fred dan McTominay Disipilin

Gelandang Manchester United, Scott McTominay (c) AP Photo

Alasan lain mengapa skema tiga bek MU efektif menghadapi Tottenham kemarin karena Solskjaer mampu membuat Fred dan Scott McTominay bermain dengan disiplin.

Tanpa kehadiran Paul Pogba, Solskjaer menurunkan Fred dan McTominay di lini tengah MU. Sepanjang laga kedua pemain ini bisa dikatakan sangat disiplin berada di lini tengah MU, terutama untuk membantu merebut bola dari gelandang lawan.

Ini sebuah langkah yang positif karena Scott McTominay punya kecenderungan untuk sering maju ke depan. Sehingga ketika tim lawan melancarkan serangan balik ia kerap mengalami keteteran. Jadi ini suatu langkah yang positif dari Solskjaer.

7 dari 8 halaman

Spurs Under Perform

Spurs Under Perform

Tottenham Hotspur. (c) AP Photo

Alasan terakhir mengapa taktik tiga bek MU bekerja dengan baik melawan Spurs karena tim lawan tidak berada dalam kondisi terbaik mereka.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa musim ini Tottenham tidak tampil dengan konsisten di bawah kepemimpinan Nuno Espirito Santo. Saat melawan MU kemarin, Spurs seakan tampil tanpa gairah dan miskin kreativitas, sehingga MU bisa menang melawan tim asal London Utara itu.

Akan lain ceritanya jika MU nanti berhadapan dengan tim-tim yang lebih teruji. Namun seiring berjalannya waktu, para pemain MU akan lebih familier dengan taktik ini sehinga mereka bisa memahami satu sama lain dengan lebih baik.