Mengintip Arsenal 'The Invincibles' yang Serius tapi Santai dari Balik Layar

Mengintip Arsenal 'The Invincibles' yang Serius tapi Santai dari Balik Layar
Dennis Bergkamp. (c) IST

Bola.net - Rami Shaaban menjadi bagian dari skuat Arsenal yang berhasil menjuarai Premier League dengan torehan nyaris sempurna di musim 2003/04 . Total 38 laga sukses dilalui tanpa menelan kekalahan sama sekali.

Torehan tanpa kekalahan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2002 dan berlanjut sampai awal musim 2004/2005. Jika ditotal, Arsenal tidak merasakan kekalahan dalam 49 pertandingan berturut-turut.

Karena torehan itulah, Arsenal pun mendapatkan sematan julukan 'The Invincibles'. Sama seperti Liverpool yang tidak terkalahkan dalam 44 laga di Premier League musim ini, juga Juventus dan AC Milan dalam ajang Serie A.

Shaaban adalah salah satu saksinya. Kendati dirinya tidak pernah menginjakkan kakinya di lapangan dalam kesuksesan tersebut, namun setidaknya ia punya banyak kenangan manis dari balik layar untuk dibagikan.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 5 halaman

Perpaduan Kepribadian yang Tepat

Ada banyak hal yang diceritakan oleh Shaaban. Mulai dari sisi seni dari Dennis Bergkamp, hasrat menggebu-gebu Patrick Vieira dan kejahilan Ray Parlour - ia sudah menyaksikan semuanya secara langsung.

"Kami adalah kelompok yang saling menyatu satu sama lain. Jadi meski tensinya sedang tinggi, anda punya orang seperti Vieira yang bisa santai dan Ray yang bakalan memberikan candaan di waktu yang tepat," buka Shaaban kepada Goal International.

"Namun mereka bisa bertukar tempat. Saya bicara soal Vieira, sebab saat di pertandingan, Patrick bisa jadi berbeda. Kehadiran Patrick sangatlah penting untuk kami."

"Tapi anda memiliki seseorang seperti Parlour - juga Sylvan Wiltord - mereka seperti kombinasi yang bagus. Anda butuh pemain seperti itu untuk sesekali menurunkan tensi," lanjutnya.

Shaaban juga bercerita soal sosok sang pelatih, Arsene Wenger, yang bisa merangkul skuat. Pria asa Prancis itu bukan sosok yang banyak menuntut walau dirinya dikenal sebagai salah satu pelatih legendaris.

"Dia memberikan kepercayaan diri kepada setiap pemain, semuanya menerima peran di dalam tim dan saya pikir itu adalah tugas yang terbesar, untuk membuat semua merasa senang saat anda memiliki skuat seperti itu."

2 dari 5 halaman

Dennis Bergkamp, Si Pesulap Sejati

Salah satu pemain yang paling berpengaruh dalam masa keemasan Arsenal adalah Thierry Henry. Tidak jarang striker asal Prancis itu meraih trofi Golden Boot dengan raihan 30 gol dalam satu musim liga.

Henry memang penting, tapi bukan satu-satunya untuk the Gunners. Kata Shaaban, Arsenal juga bisa menaruh banyak harapan kepada striker legenda lain, Dennis Bergkamp.

"Kami juga punya Dennis Bergkamp, pemain paling cerdas yang pernah saya temui. Saya tidak yakin Thierry akan menjadi pemain seperti dulu jika kami tidak memiliki Dennis di dalam tim," lanjut Shaaban lagi.

"Banyak yang bilang, Thierry, Thierry, Thierry. Tetapi saat Dennis berada di lapangan, dia melihat apa yang orang-orang tak lihat. Operannnya, semuanya, ia benar-benar seorang pesulap."

3 dari 5 halaman

Tak Pernah Berniat Jadi 'Invincibles'

Arsenal berhasil menjadi juara Premier League dengan torehan tanpa kekalahan yang tidak pernah diinginkan sama sekali oleh para pemainnya. Mereka hanya belajar dari pil pahit yang diberikan Manchester United pada musim sebelumnya.

Pada musim 2002/03, Arsenal sempat menduduki puncak klasemen cukup lama. Sayangnya gelar mereka direbut oleh Manchester United setelah menelan tiga hasil seri dan sekali kekalahan di tujuh pertandingan terakhirnya.

"Saya tidak yakin torehan tanpa terkalahkan ada di dalam pikiran kami sejak awal," katanya. "Menjuarai liga adalah prioritas utama kami karena kami kalah dengan sangat buruk di tahun sebelumnya."

"Kami semua percaya bisa melakukannya [tak terkalahkan] tapi kami tidak berbicara soal itu sampai akhir. Meski kami melakukannya, kami tidak tahu apa maknanya. Jika anda lihat sekarang, 15 tahun setelahnya, orang-orang masih membicarakannya setiap musim."

4 dari 5 halaman

Ray Parlour yang Jenaka

Resep keberhasilan itu, bisa jadi, adalah keseriusan para pemain untuk berlatih dan mengasah bakatnya. Tapi kata Shaaban, bersikap serius setiap waktu tak lantas membuat Arsenal menjadi kuat.

Pada suatu waktu, akan ada pemain seperti Ray Parlour yang membuat pecah suasana. Shaaban ingat betul saat Parlour membuat lelucon dan mengerjai Martin Keown dalam laga kontra Birmingham.

"Kami sudah melakukan dua pergantian pemain dan Martin sudah melakukan pemanasan, dengan asumsi bahwa dia akan menjadi pengganti terakhir. Ray menghampiri saya dan meminta saya untuk pemanasan serta memberitahu Martin bahwa sesuatu sedang terjadi kepada Jens [Lehmann] hingga saya harus bermain," tutur Shaaban.

"Saya malu dan menolak, jadi Ray melakukan pemanasan dan bahkan melepas seragam latihannya. Anda harus lihat wajah Martin. Dia seperti anak kecil yang tak diberikan permen! Kami semua tertawa, bahkan pelatih juga. Jarang sekali ia kelihatan tertawa seperti itu. Sungguh momen yang luar biasa dan begitulah Ray di mata saya."

5 dari 5 halaman

20 Pemain Kelas Dunia yang Menertawakan Lelucon Bocah

Shaaban punya banyak stok cerita tentang Ray Parlour dan segala tingkah kekanak-kanakannya. Salah satunya terjadi kala pemain Arsenal sedang mengantre di kantin untuk mendapatkan makanan.

"Dia selalu menarik celana setiap orang saat kami tengah memegang nampan berisikan makanan di kanten tempat latihan. Sudah seperti di TK dan dia layaknya anak-anak," tambah Shaaban.

"Tingkahnya kekanak-kanakan, tapi anda punya 20 orang laki-laki, pemain kelas dunia, tertawa saat celana satu orang dipelorotkan. Tapi anda membutuhkan hal seperti itu di dalam kelompok. Saya tidak yakin Ray bakalan melakukan itu kepada Jens. Sebab dia akan mendapatkan nampan tersebut tepat di wajahnya," pungkasnya.

(Goal International)