Menang Sebelum Bertanding dan 4 Alasan Lain Mengapa MU Begitu Tangguh di Bawah Ferguson

Menang Sebelum Bertanding dan 4 Alasan Lain Mengapa MU Begitu Tangguh di Bawah Ferguson
Sir Alex Ferguson (c) AFP

Bola.net - Manchester United, salah satu tim paling prestisius di dunia. Setan Merah masih layak dipandang sebagai klub terbesar, meski beberapa tahun terakhir mereka tertatih-tatih.

Kesulitan MU ini mungkin terjadi usai kepergian Sir Alex Ferguson pada tahun 2013 lalu. MU tidak pernah sama setelah ditinggal Fergie, beberapa pelatih mencoba dan gagal, bahkan yang punya reputasi sekelas Jose Mourinho.

Sekarang MU berusaha bangkit bersama Ole Gunnar Solskjaer, tapi jalan mereka masih jauh untuk menyamai level di bawah Fergie beberapa tahun silam. Hal ini membuktikan bahwa Fergie merupakan pelatih istimewa, yang mungkin tidak akan bisa disamai pelatih mana pun.

Betapa tidak, Ferguson memegang rekor sebagai pelatih yang paling lama menangani satu tim sepak bola, tepatnya 27 tahun. Pelatih legendaris ini telah meraih setiap trofi yang mungkin hanya bisa dibayangkan oleh ratusan pelatih lainnya.

Ferguson berperan besar pada kejayaan Setan Merah. Ketika dia tiba di MU pada tahun 1986, Liverpool berada di puncak dengan 18 gelar juara, MU hanya 7. Namun, Fergie sendiri bekerja keras dan membawa MU meraih 13 trofi Premier League, yang jadi rekor sampai sekarang.

Terlepas dari kesulitan MU sekitar 7 tahun terakhir, kontribusi Fergie tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebenarnya apa yang membuat MU era Fergie begitu spesial?

Bola.net merangkum 5 aspek yang membuat MU era Fergie nyaris tak terkalahkan. Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 6 halaman

1. Kecakapan Taktik Ferguson

Sir Alex Ferguson sudah sangat lama berada di MU dan Premier League, dia tahu taktik apa yang tepat untuk menghadapi setiap lawan MU.

Fergie biasanya menerapkan formasi 4-4-2, tapi bukan berarti selalu sama. Dia tahu pemain yang tepat untuk diturunkan, tergantung pada kaliber pertandingan yang dihadapi MU.

Kecakapan taktik Ferguson inilah yang jadi kekuatan terbaiknya, banyak pelatih lawan yang tidak berkutik menghadapi MU karena tidak bisa menduga taktik dan pemain seperti apa yang akan diturunkan Fergie.

2 dari 6 halaman

2. Kedalaman dan Kualitas Skuad

Dahulu, kedalaman skuad MU merupakan yang terbaik dan diisi dengan pemain-pemain berukualitas di setiap posisi. Saking banyaknya pemain top, ada beberapa nama hebat yang harus rela duduk di bangku cadangan.

Ferguson cerdas menjaga regenerasi skuad. Dia punya Edwin van der Sar usai era Peter Schmeichel, ada Rio Ferdinand usai era Jaap Stam, ada Michael Carrick usai Roy Keane, ada Nistelrooy usai era Andy Cole.

Terlebih, di era 2000-2010, Ferguson punya begitu banyak pemain top di lini tengah. Dia bahkan kesulitan memilih starter.

3 dari 6 halaman

3. Karakter dan Ketangguhan

Manchester United tidak sempurna, tidak selalu tampil baik di level tinggi. Namun, ada satu hal yang yang tidak berubah: karakter dan ketangguhan tim.

Fergie tidak hanya melatih MU untuk menang, dia membentuk nilai-nilai Setan Merah. MU selalu memasuki pertandingan dengan keyakinan sudah menang, bahkan sebelum menendang bola. Hal ini sering disederhanakan dengan istilah mental juara.

Biar begitu, mental juara sebenarnya tidak sesederhana itu. MU mendapatkannya dari pengalaman, lalu memupuknya dengan kemenangan demi kemenangan.

4 dari 6 halaman

4. Respek dari Tim Lawan

Reputasi MU selalu mendahului. Sebelum pertandingan dimulai, tim lawan tahu mereka bakal menghadapi salah satu tim terbaik di dunia yang ditangani pelatih legendaris bernama Ferguson.

Hal ini secara tidak langsung jadi keunggulan tersendiri bagi Setan Merah. Tim lawan menaruh respek pada MU, yang punya komposisi skuad nyaris sempurna.

Banyak tim yang berusaha 'parkir bus' ketika menyambangi Old Trafford, bahkan menggunakan gaya bermain negatif ketika menjamu MU-nya Fergie.

5 dari 6 halaman

5. Paduan Sempurna Pengalaman dan Pemain Muda

Pengalaman adalah faktor kunci di dunia sepak bola, itu benar. Namun, semangat juang pemain muda juga tidak bisa diremehkan. Fergie memahami dua hal ini dan memadukannya dengan sempurna di MU.

Dia bisa menduetkan pemain berpengalaman seperti Paul Scholes dengan Michael Carrick, dan beberapa kombinasi lainnya, dengan senior seperti Ryan Giggs.

6 dari 6 halaman

Sekarang Bagaimana?

5 poin di atas bagus untuk mengenang kembali era kejayaan MU, tapi sekarang yang paling penting adalah bagaimana cara MU untuk kembali ke puncak kejayaan mereka kembali.

David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho gagal. Sekarang tongkat estafet itu ada di tangan Ole Gunnar Solskjaer, yang berusaha mengembalikan MU seperti sedia kala.

Solksjaer sudah meniru beberapa langkah Ferguson, seperti mendatangkan sejumlah pemain-pemain muda. MU jelas butuh waktu untuk kembali ke puncak, masalahnya waktu itulah yang sulit diberikan oleh fans Setan Merah.

Sumber: Berbagai Sumber