Manchester United Pernah Gagal Meraih Dua Trofi dan Dirayakan dengan Sukacita, Loh?

Manchester United Pernah Gagal Meraih Dua Trofi dan Dirayakan dengan Sukacita, Loh?
Sir Alex Ferguson (c) AFP

Bola.net - Pada musim 1994/95, Manchester United pernah gagal mendapatkan dua trofi yang sudah ada di depan mata. Namun oleh sang pelatih, Sir Alex Ferguson, para pemain malah dibolehkan berpesta.

Di musim itu, Manchester United berstatus sebagai juara bertahan dua kali Premier League. Dan mereka berpeluang untuk mendapatkan yang ketiga kalinya.

Sayang harapan itu dirusak oleh Blackburn Rovers asuhan Kenny Dalglish. Tapi sejatinya, kegagalan itu disebabkan oleh Manchester United sendiri yang gagal mendulang tiga poin penting kala bertemu West Ham di pekan-pekan akhir.

Enam hari kemudian, mereka kembali gagal mendapatkan gelar FA Cup. Manchester United kalah di tangan Everton pada babak final dengan skor tipis 1-0 berkat gol dari Paul Rideout.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Pesta Terbaik Setelah Kalah

Akhir dari musim tersebut membuat Ferguson yakin untuk melakukan perombakan di tubuh Manchester United. Pemain seperti Paul Ince, Andrei Kanchelskis, dan Mark Hughes disingkirkan untuk memberikan tempat bagi Class '92.

Namun Sir Alex ternyata tidak marah atas kegagalan itu. Malah sebaliknya, seperti yang diceritakan Ryan Giggs, ia justru memperbolehkan para pemainnya untuk berpesta ria. Momen itu dikenang sampai sekarang oleh Giggs.

"Ini menarik, sebab mungkin salah satu selebrasi terbaik yang pernah kami lakukan adalah sewaktu kami dikalahkan Everton pada final 1995 dan Sir Alex membuat pidato," ujar Giggs kepada beIN Sports.

"Dia berkata: 'ini adalah musim yang berat, anda tidak bisa melakukan lebih baik dari ini. Kami akan mencoba lagi tahun depan, silahkan menikmatinya'. Itu adalah salah satu pesta terbaik, saat kami kalah!" lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Momen Selebrasi Terbaik Lainnya

Kenangan selebrasi lainnya yang disimpan oleh Giggs adalah kala Manchester United meraih treble. Tepatnya empat tahun setelah the Red Devils merasakan kegagalan melewatkan dua trofi yang ada di depan mata.

"Tentu saja di tahun 1999 rasanya berbeda karena anda berjuang sangat keras. Anda harus merayakannya dengan keluarga, staf, teman bersama-sama," tambahnya.

"Terkadang mereka harus ikut menanggung stres saat anda pulang ke rumah dan tidak merasa senang, jadi anda harus merayakan kemenangan itu," pungkasnya.

Momen itu layak untuk dikenang, baik oleh Giggs, pemain Manchester United saat itu, dan juga fans. Mereka meraih trofi Liga Champions setelah menang secara dramatis atas Bayern Munchen di babak final.

(Metro)