Kisruh Points per Game, Skema Usulan untuk Tuntaskan Premier League

Kisruh Points per Game, Skema Usulan untuk Tuntaskan Premier League
Para pemain Liverpool merayakan kemenangan 3-2 atas West Ham United pada pekan ke-27 Premier League di Stadion Anfeld, Selasa (25/2/2020) dini hari WIB. (c) AP Photo

Bola.net - Berbeda dengan La Liga dan Serie A, usaha melanjutkan Premier League kembali ternyata lebih rumit dari dugaan. Ada terlalu banyak suara yang berseberangan, memikirkan kepentingannya masing-masing.

Usaha melanjutkan Premier League ini dikenal dengan sebutan 'Project Restart', yang berisikan protokol ketat untuk melanjutkan sisa musim ini. Tentu Premier League tidak bisa memutuskan segalanya sendiri, mereka harus mendapatkan persetujuan dari setiap klub dan pemangku kepentingan.

Pada awalnya, ke-20 klub Premier League menegaskan komitmen untuk menyelesaikan musim 2019/20 ini. Tidak ada klub yang meminta pembatalan musim atau pencoretan degradasi andai musim tidak bisa dilanjutkan.

Namun, situasinya berubah memburuk sepekan terakhir. Apa yang terjadi? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 4 halaman

Tempat Netral

Perubahan sikap klub-klub Premier League disebabkan oleh gagasan melanjutkan pertandingan di tempat netral dan tanpa penonton. Menurut Premier League, skema itulah yang paling ideal untuk menyelesaikan semua pertandingan sekaligus menjaga keamanan.

Pada intinya, Premier League mengusulkan setiap pertandingan digelar dalam waktu singkat di tempat netral, sebut saja festival of football.

Sebagai contoh, katakanlah Manchester United terjadwal menjamu Chelsea. Pertandingan itu tidak akan digelar di Old Traffor seperti seharusnya, tapi bisa jadi dialihkan ke kandang Newcastle.

Selain itu, Premier Leauge juga menegaskan bahwa suporter kedua tim tidak boleh menghadiri stadion. Harus tanpa penonton di tempat netral.

2 dari 4 halaman

Masalah di Sana, Masalah di Sini

Mudah ditebak, hampir semua klub menentang gagasan bermain di tempat netral itu. Mereka tetap ingin bermain di kandang masing-masing, dan bermain tandang sesuai porsinya.

Penolakan ini jadi batu sandungan besar, dan jika Premier League tidak bisa segera mencapai kesimpulan, bisa jadi mereka terpaksa menghentikan musim sepenuhnya.

Nahasnya, penghentian musim secara total juga tidak mudah. Pihak Premier League harus memilih skema ideal untuk menentukan siapa yang pantas jadi juara, siapa yang harus terdegradasi, atau bahkan memilih mencoret musim sepenuhnya tanpa degradasi dan tanpa juara.

Ada berberapa skema untuk menutup musim, salah satunya dengan menggunakan formula points per game.

3 dari 4 halaman

Points per Game

Formula points per game (PPG) ini terdengar sederhana: total poin dibagi dengan jumlah peratndingan. Misalnya Liverpool sudah meraup 82 poin dari 29 pertandingan sejauh ini, PPG mereka ada di angka 2,83.

Skenario ini dinilai paling ideal untuk menutup musim sepenuhnya. Jika itu yang terjadi, ada Bournemouth (PPG: 0,93), Aston Villa (0,89), dan Norwich (0,72) yang harus turun kasta.

Kendati demikian, bagai Gary Neville, formula PPG itu tidaklah adil. Analis Sky Sports ini merasa klub-klub di papan bawah diperlakukan dengan tidak adil.

"Saya kira degradasi tidaklah adil jika ditentukan berdasarkan PPG. Saya kira jika sepak bola berhak menentukan promosi dan degradasi hanya jika dilanjutkan," tutur Neville.

"Namun, PPG dengan 9 pertandingan sisa dan banyak yang dipertaruhkan, bagi saya pribadi itu tidak tepat," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Premier League table 2019/20 points per game

Liverpool - 2.83 PPG

Manchester City - 2.04

Leicester - 1.83

Chelsea - 1.66

Manchester Utd - 1.55

Sheffield Utd - 1.54

Wolves - 1.48

Arsenal - 1.43

Tottenham - 1.41

Burnley - 1.34

Crystal Palace - 1.34

Everton - 1.28

Newcastle - 1.21

Southampton - 1.17

Brighton - 1.00

West Ham - 0.93

Watford - 0.93

Bournemouth - 0.93

Aston Villa - 0.89

Norwich - 0.72

Sumber: Sky Sports