Kiper Ini Pilih Pensiun dan tak Gabung Manchester United Karena Alasan Mengira Dunia Bakal Kiamat

Kiper Ini Pilih Pensiun dan tak Gabung Manchester United Karena Alasan Mengira Dunia Bakal Kiamat
(c) AP Photo

Bola.net - Mantan kiper Timnas Argentina Carlos Roa mengaku ia menyesal melewatkan kesempatan gabung Manchester United karena memilih pensiun lantaran mengira dunia akan kiamat dua dekade lalu.

Roa tampil apik bersama Argentina, khususnya di pentas Piala Dunia 1998. Saat itu ia membantu Tango menyingkirkan Inggris via adu penalti.

Pada tahun 1999, Roa memutuskan untuk tidak menerima perpanjangan kontrak dari klubnya, Real Mallorca. Ia malah memilih pensiun pada usia 30 tahun.

Roa saat itu memutuskan untuk memperdalam ilmu agama yang dianutnya. Sebab ia yakin dunia akan segera kiamat.

1 dari 2 halaman

Dicemooh

Carlos Roa mengatakan keputusan yang ia buat kala itu membuat banyak orang terheran-heran. Bahkan sampai ada orang yang mencemoohnya.

“Pada waktu itu saya sangat terikat dengan agama dan studi Alkitab. Itu adalah keputusan yang sulit untuk dibuat tetapi pada saat yang sama penuh pertimbangan - dan keluarga saya setuju dengan saya," kata Roa kepada Mirror.

“Hal-hal tertentu terjadi yang tidak akan pernah diketahui karena bersifat pribadi dan saya hanya bisa berbicara kepada orang-orang yang paling intim. Banyak hal yang dikatakan saat itu karena ketidaktahuan dan saya dicap sebagai ribuan hal buruk," kenangnya.

2 dari 2 halaman

Penyesalan Carlos Roa

Kini setelah dua dekade, Carlos Roa mengaku ia menyesali keputusannya untuk pensiun saat itu. Sebab ia pun jadi melewatkan kesempatan bermain di Manchester United.

Setan Merah sendiri saat itu butuh kiper baru karena Peter Schmeichel hengkang dari klub tersebut. Ia keluar dari Inggris dan gabung Sporting Lisbon.

"Orang-orang di klub [Mallorca] berpikir bahwa saya akan kembali dan mereka akan mendapatkan banyak uang dengan transfer yang akan terjadi," kenang Roa.

“Hari ini, saya masih berpikir bahwa pada tingkat spiritual itu adalah keputusan yang sangat bagus. Tetapi dalam istilah olahraga itu bukan keputusan yang bagus - karena saya meninggalkan sepak bola pada saat terbaik dalam karir saya. Saya bisa mengalami banyak kemajuan, dengan kontrak hebat dan kemungkinan bermain di Inggris," tuturnya.

“Orang-orang tidak akan pernah memahaminya. Saat itu mereka membuat saya gila, mereka memanggil saya dari semua sisi, dan sebanyak saya mencoba menjelaskan keputusan saya, sangat sulit bagi mereka untuk mengerti," keluhnya.

(mirror)