Kaleidoskop Premier League 2020: Liverpool Berjaya, Manchester United Masih Meraba-Raba

Kaleidoskop Premier League 2020: Liverpool Berjaya, Manchester United Masih Meraba-Raba
Liverpool merayakan gelar juara Premier League 2019-20. (c) Pool Getty via AP Photo

Bola.net - Tahun 2020 nyaris berakhir. Bagi penikmat sepak bola, 2020 berjalan begitu menarik dengan persaingan klub-klub di liga-liga top Eropa, termasuk Premier League.

Tahun ini, klub raksasa Inggris, Liverpool meneruskan era kejayaan mereka bersama Jurgen Klopp sebagai nakhoda dengan mengakhiri puasa gelar liga selama 30 tahun.

Meski demikian, perjalanan paruh kedua musim 2019-20 dan paruh pertama musim 2020-21 diwarnai oleh kejadian luar biasa, yakni adanya pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya Bola.net mencoba mengingat kembali dan merangkum kejadian-kejadian menarik di Premier League sepanjang 2020 ini. Scroll ke bawah ya, Bolaneters!

1 dari 5 halaman

MU Dapatkan Bruno Fernandes, Liverpool Akhirnya Kalah

Tahun 2020 dibuka dengan kesuksesan Manchester United merekrut Bruno Fernandes dari Sporting CP. Terbukti, kedatangan Fernandes mampu membawa Setan Merah bangkit.

Sementara itu, musim lalu Liverpool tampil digdaya di liga dengan tak terkalahkan alias unbeaten. Hebatnya, catatan ini bertahan hingga liga memasuki paruh kedua.

Banyak pihak menjagokan Liverpool bisa menyamai prestasi Arsenal yang menjuarai liga tanpa menelan kekalahan sama sekali pada musim 2003-4 silam.

Namun, catatan tak terkalahkan Liverpool ini akhirnya pecah pada pekan ke-28 ketika pasukan Jurgen Klopp dibungkam Watford tiga gol tanpa balas.

Sejak sebelum kekalahan tersebut, performa Liverpool sejatinya sudah mengalami penurunan. Puncaknya adalah kekalahan dari Chelsea dan Atletico Madrid yang membuat langkah mereka di Piala FA dan Liga Champions terhenti.

2 dari 5 halaman

Kompetisi Sempat Terhenti

Pandemi Covid-19 yang semakin meluas di hampir seluruh dunia memaksa liga-liga harus dihentikan sementara, pun demikian dengan Premier League.

Awal dari penghentian ini adalah kasus positif manajer Arsenal, Mikel Arteta yang membuat operator kompetisi menggelar pertemuan darurat pada pertengahan Maret.

Setelah sebelumnya Serie A dan La Liga sudah lebih dulu menghentikan kompetisi, Premier League akhirnya mengikuti jejak mereka dengan menghentikan sementara liga.

Premier League 2020-21 tercatat berhenti sejak 13 Maret hingga 17 Juni 2020. Dalam periode tersebut, banyak klub yang mengumumkan kebijakan pemotongan gaji pemain.

Selepas kembali digelar, Premier League memberlakukan aturan lima pergantian pemain. Karena Inggris masih lockdown, pertandingan pun terpaksa digelar secara tertutup.

3 dari 5 halaman

Buka Puasa Liverpool

Setelah kompetisi kembali digulirkan selepas lockdown, Liverpool yang sudah unggul jauh atas para pesaingnya tetap memimpin klasemen meski performa mereka kini sangat inkonsisten.

Liverpool akhirnya dipastikan menjadi juara Premier League 2019-20 usai sang pesaing terdekat, Manchester City menelan kekalahan 1-2 atas Chelsea pada 25 Juni 2020.

Gelar juara ini menjadi yang pertama kali diraih Liverpool di era Premier League, sekaligus menjadi gelar liga pertama The Reds dalam 30 tahun terakhir.

Liverpool juga mencatatkan prestasi sebagai tim yang memastikan gelar juara tercepat dengan liga masih menyisakan tujuh pekan.

Meski demikian, Liverpool gagal memecahkan rekor 100 poin Manchester City karena di akhir musim The Reds hanya sanggup mengumpulkan total 99 poin.

Selain Liverpool, empat besar klasemen akhir musim lalu dihuni oleh Manchester City, Manchester United, dan Chelsea.

Penghargaan top skorer sendiri diraih oleh striker andalan Leicester City, Jamie Vardy yang sukses mencetak 23 gol.

Sementara itu, tiga tim harus terdegradasi ke Championship adalah Bournemouth, Watford, dan Norwich City.

4 dari 5 halaman

Chelsea Belanja Jor-Joran

Memasuki musim anyar yang molor dari jadwal biasanya, sejumlah klub melakukan persiapan serius dengan merekrut pemain incaran mereka di jendela transfer.

Pandemi Covid-19 membuat beberapa klub memilih untuk berhemat di bursa transfer. Namun, itu tak berlaku bagi Chelsea yang justru melakukan belanja jor-joran.

Chelsea tercatat menggelontorkan dana segar hingga lebih dari 200 juta poundsterling untuk memboyong sejumlah bintang papan atas ke Stamford Bridge.

Sementara itu, meski tak berbelanja banyak pemain, akan tetapi Liverpool memilih melakukan belanja efektif dengan menggaet Thiago Alcantara dan Diogo Jota.

Manchester United sendiri sempat dikaitkan dengan beberapa nama top, salah satunya Jadon Sancho. Namun, Setan Merah justru aktif di hari terakhir jendela transfer dengan menggaet Edinson Cavani dan Alex Telles.

5 dari 5 halaman

Masalah Inkonsistensi

Tak seperti sebelum-sebelumnya, Premier League musim ini dihiasi dengan jadwal super padat akibat mundurnya jadwal dan liga harus selesai pada Mei tahun depan karena adanya pentas Euro.

Akibatnya, sejumlah tim papan atas pun harus bermain setiap tiga hari sekali, termasuk di kompetisi Eropa. Hal tersebut berlangsung hingga Desember ini.

Padatnya jadwal ini sangat berpengaruh pada performa tim-tim kontestan. Hingga saat ini belum ada tim yang benar-benar dominan di tabel klasemen.

Meski masih memimpin klasemen, akan tetapi Liverpool yang diserang badai cedera tetap sempat mengalami kekalahan, yakni dengan skor telak 2-7 dari Aston Villa.

Sementara itu, Manchester City yang sempat tampil luar biasa di era kepelatihan Pep Guardiola kini diserang masalah inkonsistensi. Pun demikian dengan Manchester United.

Tim jumlah belanja pemain terbesar, Chelsea yang sempat meyakinkan di awal musim kini justru mulai mengalami penurun performa secara drastis.

Bahkan, Arsenal untuk sementara masih tercecer di peringkat 15 klasemen pada akhir 2020 ini. Menarik ditunggu bagaimana perjalanan tim-tim unggulan di paruh kedua musim 2020-21 nantinya.