Ironis, Manchester United Laporkan Beban Gaji Tertinggi dalam Sejarah Premier League

Ironis, Manchester United Laporkan Beban Gaji Tertinggi dalam Sejarah Premier League
Manchester United (c) AP Photo

Bola.net - Performa Manchester United di lapangan boleh jadi menurun, tapi beban gaji mereka justru melonjak drastis. Artinya, MU harus membayar mahal pemain-pemain yang gagal memberikan performa terbaik mereka di lapangan, ironi.

Mengutip Mirror, raksasa Premier League yang menorehkan awal musim terburuk dalam 30 tahun terakhir ini telah melaporkan beban gaji yang mengejutkan. Tidak main-main, beban gaji MU kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah tim papan atas Inggris.

Betapa tidak, MU harus mengeluarkan 332 juta poundsterling atau sekitar 5,9 triliun rupiah per tahun untuk membayar gaji pemain-pemain mereka. Angka tersebut hasil dari lonjakan drastis sebesar 100 juta pounds (43%) dalam tiga tahun terakhir saja.

Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Tuntutan Gaji yang Terus Meningkat

Laporan di atas disampaikan oleh Swiss Ramble, salah satu ahli finansial tepercaya. MU merupakan klub Premier League pertama yang melaporkan hasil finansial musim 2018/19 mereka.

Besarnya lonjakan beban gaji MU ini sebagian disebabkan karena usaha memanjakan sejumlah pemain bintang. Ternyar, untuk membuat David De Gea meneken kontrak baru, MU harus menawarkan gaji 375.000 pounds atau atau 6,6 miliar rupiah per pekan.

Juga, masih ada Paul Pogba yang mendapatkan 290.000 pounds atau sekitar 5,1 miliar rupiah per pekan. Lalu, usaha revolusi skuad sejak kedatangan Ole Gunnar Solskjaer juga membawa pengaruh besar.

Tercatat, beban gaji MU meroket 36 juta pounds (12 persen), dari 296 juta pounds jadi 332 juta pounds hanya dalam 12 bulan terakhir.

2 dari 2 halaman

Terus Beli Pemain

Salah satu penyebab lonjakan beban gaji dan kesulitan finansial MU adalah kesalahan transfer dalam beberapa tahun terakhir, tepatnya sejak kepergian Sir Alex Ferguson. MU terus bergonta-ganti pelatih dan setiap pelatih itu tentu menginginkan pemain-pemain yang berbeda.

Akhirnya, skuad MU jadi tak keruan. Pelatih baru datang membeli pemain baru, lalu sang pelatih dipecat, dan pemainnya hanya akan jadi buangan. Siklus ini terus terulang, hingga sekarang tiba di tangan Solskjaer.

Terbukti, Solskjaer dengan mudah melepas Romelu Lukaku yang sebenarnya didapatkan MU dengan susah payah dan jelas tidak murah. MU pun tidak cukup berprestasi di lapangan, yang memaksa mereka hanya bisa mengandalkan uang untuk mendapatkan pemain terbaik.

Jika terus begini, MU bisa jadi semakin terpuruk.

Sumber: Mirror, Swiss Ramble