Granit Xhaka dan Barisan Kapten Terburuk di Premier League

Granit Xhaka dan Barisan Kapten Terburuk di Premier League
Gelandang Arsenal, Granit Xhaka (c) AFC

Bola.net - Senasib seperti pemimpin Arsenal Granit Xhaka, ada sejumlah kapten yang kinerjanya dinilai cukup buruk di sepanjang sejarah pentas Premier League.

Granit Xhaka, mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan saat timnya bermain 2-2 melawan Crystal Palace, Senin (28/10/2019) di Emirates Stadium. Pemain asal Swiss itu mendapat cemoohan dari fans The Gunners. Ketegangan dengan suporter memuncak saat Xhaka ditarik keluar pada menit ke-60.

Saat Xhaka akan keluar, Arsenal dalam kondisi imbang 2-2. Para suporter yang hadir tentunya ingin The Gunners memenangi pertandingan tersebut.

Namun, Xhaha seperti sengaja berjalan pelan saat menuju ke pinggir lapangan. Aksi tersebut membuat pendukung Arsenal emosi dan meneriakkan cemoohan kepada pemain Swiss ini.

Cemoohan fans Arsenal membuat Xhaka emosi. Ia menempelkan tangannya ke telinga seolah memberi isyarat ingin terus diteriaki.

Setelah keluar, Xhaka malah tidak menghampiri tempat duduk pemain. Ia langsung menuju ke ruang ganti sambil melepaskan jerseynya.

Ia kemudian dianggap tak layak jadi pemimpin tim karena kerap melakukan kesalahan saat bermain. Selain Granit Xhaka, ada juga kapten di Premier League yang dianggap performanya buruk. Seperti dilansir dari The Sportster, inilah lima kapten yang dinilai terburuk di Premier League.

1 dari 5 halaman

John O'Shea

John O'Shea dipilih sebagai kapten Sunderland pada 2013. Pengalaman bersama Manchester Unietd menjadi satu di antara alasan kenapa ia dijadikan kapten tim.

Sayang, O'Shea tak bisa membawa Sunderland bangkit. Pada 2017, Sunderland harus terdegradasi ke Divisi Championship.

Tak hanya itu, ia lebih banyak berkutat dengan cedera.

2 dari 5 halaman

Wayne Rooney

Wayne Rooney pernah menjadi kapten sebelum hengkang dari Manchester United. Namun, saat masa kepelatihan Louis van Gaal, posisi bermainnya dipindah ke berbagai posisi.

Taktik itu diambil untuk memberikan Rooney waktu bermain. Namun, banyak yang menganggap Rooney tak mempunyai jiwa kepemimpinan.

Kemudian pada akhir musim, Setan Merah gagal lolos ke Liga Champions Champions. Van Gaal langsung mundur dan digantikan Jose Mourinho.

3 dari 5 halaman

Per Mertesacker

Per Mertesacker ditunjuk menjadi kapten Arsenal sehari sebelum musim 2016-2017 bergulir. Namun, ketika musim bergulir dia belum bisa bermain karena mengalami cedera lutut.

Per Mertesacker lebih banyak memberikan motivasi kepada rekan-rekannya melalui Twitter. Selain itu, banyak yang menyayangkan penunjukkan Per Mertesacker.

Keputusan tersebut dianggap kesalahan karena saat itu musim terakhirnya dan ia sudah berusia 32 tahun. Ia dianggap tak akan maksimal menjadi kapten Arsenal.

4 dari 5 halaman

Ryan Shawcross

Ryan Shawcross merupakan pemain penting sejak meninggalkan Manchester United dan bergabung dengan Stock City. Kemampuannya sebagai bek tengah tentunya tak perlu diragukan lagi.

Namun, semuanya berbeda setelah dia didapuk menjadi kapten tim. Shawcross dianggap tak memiliki jiwa kepemimpinan karena tidak bisa mengendalikan pemain senior.

Banyak yang menganggap Shawcross merupakan pemain yang mempunyai kemampuan lengkap, tetapi tidak mumpuni ketika menjadi kapten.

5 dari 5 halaman

Curtis Davies

Pada awal musim 2016-2017, Hull City menjadi satu di antara tim yang mampu berada di papan atas. Tak hanya itu, sang manajer dinobatkan sebagai yang terbaik pada Agustus.

Namun, semuanya berubah setelah kaptennya, Michael Dawson cedera. Hull City kemudian memilih Curtis Davies sebagai kapten.

Sejak Dawson cedera, Hull tak memenangkan satu pertandingan pun. Bahkan, Hull City sampai berada di posisi ke-19.

Davies memang sangat bagus saat bermain, akan tetapi skuat dianggap kacau sejak dirinya menjadi kapten.

Disadur dari: Bola.com/Penulis Faozan Tri Nugroho/Editor Yus Mei Swaitri
Published: 28 Oktober 2019