Evra Dapat Ancaman Pembunuhan Akibat Berselisih dengan Suarez

Evra Dapat Ancaman Pembunuhan Akibat Berselisih dengan Suarez
Patrice Evra (c) AFP

Bola.net - Eks defender Manchester United Patrice Evra mengaku dirinya mendapat ancaman pembunuhan setelah bertengkar dengan bomber Liverpool Luis Suarez.

Evra sempat berseteru dengan Suarez di Anfield pada tahun 2011 silam. Saat itu Evra menuding striker asal Uruguay itu mengucapkan kata rasis kepada dirinya.

Suarez kemudian mengakui bahwa ia memang mengucapkan kata yang dianggap Evra rasis. Namun ia menegaskan bahwa saat itu konteks kata yang ia ucapkan sama sekali tidak bernada rasis.

Pada akhirnya Suarez pun dihukum pihak FA. Ia sempat dilarang tampil sebanyak delapan laga plus denda sekitar 40 ribu pounds.

Suarez pun tampak mendendam akibat hal tersebut. Maka dalam pertemuan berikutnya ia mengabaikan uluran tangan Evra untuk bersalaman sebelum laga dimulai.

1 dari 2 halaman

Ancaman Mati

Insiden itu rupanya berimbang mengerikan bagi Evra maupun keluarganya. Sebab eks bek timnas Prancis itu akhirnya mendapat banyak surat yang berisi ancaman maut.

"Saya menerima banyak surat kematian," katanya kepada Daily Mail. "Selama berbulan-bulan, saya memiliki mobil keamanan yang diparkir di luar rumah saya di Alderley Edge 24 jam sehari," terangnya.

"Itu tidak mudah bagi keluarga saya, tetapi saya dibesarkan di jalanan yang sulit di Les Ulis, jadi bagi saya itu seperti sesuatu yang normal," koarnya.

"Tapi mungkin bagi orang lain, itu gila. Bahkan kakak saya berkata: 'Hati-hati' ketika kita keluar di mobil," tutur Evra.

2 dari 2 halaman

Italia dan Inggris Sama Rasisnya

Selain pernah bermain di Inggris bersama United, Evra juga pernah bermain di Italia bersama Juventus. Baginya ada dua kesamaan dari fans di kedua kompetisi ini.

Ia menyebut fans mereka sama rasisnya. Dan menurutnya masalah itu tak bisa diselesaikan oleh usaha para pemain saja.

"Saya suka Inggris. Saya sudah bertahun-tahun tinggal di Inggris. Anda tidak bisa menyebut orang-orang di Inggris rasis. Italia juga sama," cetusnya.

"Tapi ketika mereka datang di stadion, mereka mulai menjadi seperti binatang, bertingkah seperti binatang. Saat itulah mereka mulai menggunakan segalanya untukmu agar anda menjalani laga yang buruk. Haruskah saya memanggil mereka rasis untuk itu? Saya tidak tahu. Ada berbagai cara untuk melukai pemain, tetapi saya tidak tahu mengapa Anda harus berbicara tentang asal atau warnanya," keluhnya.

"Saya tidak berpikir itu harus menjadi tanggung jawab para pemain untuk melawannya. Ini adalah [tanggung jawab] liga. Jika liga terus menerimanya, suatu hari sesuatu yang buruk akan terjadi. Jawabannya bukan kampanye resmi seperti Say No to Racism. Saya tidak ingin mengenakan kemeja Say No to Racism. Mereka meminta saya untuk melakukan kampanye itu tetapi saya tidak akan melakukannya karena itu palsu. Para pemain tidak bahkan tahu tentang apa itu," kritik Evra.