Empat Tugas Besar yang Menanti Frank Lampard di Chelsea

Empat Tugas Besar yang Menanti Frank Lampard di Chelsea
Frank Lampard (c) AP Photo

Bola.net - Frank Lampard kini menghadapi tugas terbesar dalam karir manajerialnya setelah resmi menjadi bos Chelsea.

Lampard baru musim panas 2018 kemarin beralih profesi menjadi seorang manajer. Ia langsung dipercaya menangani Derby County.

Kinerjanya lumayan. Ia membawa Derby nangkring di peringkat enam klasemen akhir divisi Championship. Dari 46 pertandingan, ia membawa timnya meraih 20 kemenangan, 14 kali hasil imbang dan 12 kekalahan.

Ia juga nyaris membawa Chelsea lolos dari final playoff EFL. Sayang di final, Derby dikalahkan oleh Aston Villa.

Prestasi itu tampaknya cukup meyakinkan manajemen Chelsea untuk menunjuknya menggantikan Maurizio Sarri yang hengkang ke Juventus. The Blues resmi menunjuk pria 41 tahun itu menjadi bos di Stamford Bridge pada hari Kamis (04/07).

Lampard sendiri dihadapkan pada tantangan besar saat ini. Sebab Chelsea baru saja kehilangan Eden Hazard, plus terkena sanksi larangan transfer selama dua periode. Ia juga harus dihadapkan pada 'kejamnya' Roman Abramovich yang gemar memecat manajer.

Jadi berikut empat tugas besar yang menanti Frank Lampard di Chelsea.

1 dari 4 halaman

Cari Pengganti Hazard

Cari Pengganti Hazard

Eden Hazard diperkenalkan sebagai pemain anyar Real Madrid (c) AP Photo


Ini adalah tugas yang berat. Tak mudah mencari pemain sekaliber winger asal Belgia itu.
Level performanya dianggap hampir menyamai Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.Selama ini Hazard juga menjadi salah satu titik kekuatan The Blues.

Yang membuat pencarian penggantinya tidak mudah adalah larangan transfer. Namun untungnya mereka sudah sempat mendatangkan Christian Pulisic dari Borussia Dortmund pada Januari lalu dan kemudian membiarkannya bermain di klub tersebut sampai akhir musim dengan status pinjaman.

Namun Pulisic masih berusia 20 tahun. Masih harus dilihat dahulu bagaimana kemampuannya beradaptasi di sepakbola Inggris.

Selain itu Lampard juga masih bisa memaksimalkan peran seorang Willian. Jika ia bisa tampil apik dan konsisten seperti pada musim 2015-16 atau 2017-18, maka The Blues akan sangat terbantu dalam usahanya meraih prestasi terbaik.

2 dari 4 halaman

Cari Taktik yang Tepat


Di era Maurizio Sarri, Chelsea bermain dengan ofensif. Manajer asal Italia itu memakai taktik 4-3-3 attacking.

Titik pusat serangan timnya berada di sektor gelandang, tepatnya pada seorang Jorginho. Taktik milik Sarri ini dikenal sebagai Sarriball.

Awalnya taktik ini memang mengesankan. Akan tetapi setelah itu Chelsea gagal tampil konsisten. Hal ini membuat para fans mencemooh Sarriball.

Taktik itu dianggap bisa gagal apabila Jorginho terekspos. Pemain lawan tinggal me-marking-nya dengan ketat dan permainan Chelsea tak akan berkembang.

Sarri pada akhirnya memang tetap bisa membawa Chelsea finis di peringkat ketiga klasemen akhir EPL dan juara Liga Europa. Namun tetap saja ada keraguan dengan taktiknya itu.

Sementara itu Lampard merupakan manajer yang ingin anak-anak asuhnya bermain dengan cepat dan agresif. Ia kerap memainkan formasi 4-3-3 akan tetapi kedua wingernya kemudian ia instruksikan bermain lebih ke dalam sehingga formasinya berubah menjadi 4-3-2-1. Bisa jadi ia akan kembali mengandalkan formasi itu di Chelsea musim depan dan tak lagi memakai gaya Sarriball.

3 dari 4 halaman

Cari Striker yang Bisa Diandalkan

Cari Striker yang Bisa Diandalkan

Tammy Abraham (c) Swansea


Chelsea sudah cukup lama kesulitan mencari striker yang bisa diandalkan sepeninggal Diego Costa. Mereka berusaha menggantikannya dengan Alvaro Morata, namun gagal.

Setelah itu mereka berusaha untuk menggunkan jasa Olivier Giroud. Namun performanya sepertinya kurang memuaskan manajer.

Setelah itu usaha terakhir adalah dengan mendatangkan Gonzalo Higuain. Lagi-lagi Chelsea mengalami kegagalan.

Kini yang tersisa di di lini serang hanyalah Olivier Giroud. Lampard mungkin akan mencoba memaksimalkannya, sembari melirik potensi yang dimiliki oleh Tammy Abraham.

Ia memang moncer saat bermain di divisi Championship bersama dengan Bristol City dan Aston Villa. Namun saat gabung Swansea di pentas Premier League pemain berusia 21 tahun ini gagal menunjukkan tajinya.

Chelsea sebenarnya juga masih memiliki Morata yang dipinjamkan ke Atletico Madrid. Namun masih belum jelas apakah Atletico akan mempermanenkannya atau tidak di Wanda Metropolitano.

4 dari 4 halaman

Kesempatan untuk Pemain Muda

Kesempatan untuk Pemain Muda

Callum Hudson-Odoi. (c) AP


Hal ini tentu perlu dilaksanakan oleh Lampard. Alasannya jelas: Chelsea sedang dilarang membeli pemain baru.

Lampard sendiri sepertinya tak akan kesulitan memoles para pemain muda itu. Sebab ia memiliki pengalaman apik di Derby. Saat itu ia membuat Mason Mount dan Harry Wilson bersinar.

Mount sendiri merupakan pemain muda Chelsea dan ia telah kembali ke Stamford Bridge pada musim panas ini. Lampard kemungkinan bisa mengandalkannya lagi, bersama dengan para pemain muda lain seperti Callum Hudson-Odoi, jika ia pulih dari cederanya nanti, lalu Billy Gilmour hingga George McEachran.

Ini juga akan menjadi eksperimen yang menarik bagi Chelsea. Sebab sudah sejak lama manajer-manajer Chelsea tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengorbitkan para pemain muda hasil didikan klub.