Dinilai Terlalu Lembek, Pantaskah Harry Maguire Jadi Kapten MU?

Dinilai Terlalu Lembek, Pantaskah Harry Maguire Jadi Kapten MU?
Kapten Manchester United, Harry Maguire (c) Pool AFP via AP Photo

Bola.net - Rio Ferdinand mulai meragukan kualitas Harry Maguire sebagai penyandang ban kapten Manchester United. Dia merasa Maguire kurang menunjukkan otoritasnya sebagai pemimpin.

Setan Merah memang tengah bermasalah dengan konsistensi. Mereka bisa mengalahkan PSG dan RB Leipzig di Liga Champions, tapi akhir pekan lalu dipermalukan Arsenal di Old Trafford (0-1).

Ada banyak masalah yang mengganggu MU sekarang, tapi yang paling buruk adalah masalah konsistensi. Ole Gunnar Solskjaer kesulitan menuntun timnya memetik kemenangan beruntun.

Sayangnya, Maguire pun tidak banyak membantu sebagai kapten. Seharusnya kapten Setan Merah punya peran yang sama pentingnya dengan pelatih.

Situasi Maguire inilah yang dicemaskan Ferdinand. Selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Komentar Maguire

Ferdinand mengamati potongan komentar Maguire usai kekalahan dari Arsenal kemarin. Alih-alih mendorong tim untuk segera bangkit, Maguire justru mengakui kekurangan tim. Di era Ferdinand dahulu, kapten MU seharusnya tidak bersikap demikian.

"Saya mengamati Harry Maguire dan sejumlah komentarnya setelah pertandingan, yang berkata bahwa mungkin mereka terlalu mudah berpuas diri. Seharusnya tidak begitu, dialah kapten tim," kata Ferdinand dikutip dari Goal internasional.

"Saya harap dia bisa lebih baik lagi dan berkata pada rekan-rekannya: 'dengar, kita belum selesai, kita masih harus melakukan banyak hal, ayo tunjukkan semangatmu'."

2 dari 2 halaman

Kapten MU selalu keras

Intinya, Ferdinand meminta Maguire belajar dari kapten-kapten MU yang dahulu. Siapa pun yang mengenakan ban kapten MU harus bersikap keras, harus mendorong rekan-rekannya untuk terus berkembang.

"Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai kapten MU, selalu ada pemimpin di ruang ganti itu yang akan berkeliling dan membakar semangat," sambung Ferdinand.

"Entah dalam diskusi satu lawan satu atau di depan tim. Menarik rekan ke samping, bicara untuk membantunya bangkit, untuk memastikan mereka masih fokus."

"Apakah obrolan semacam itu masih ada? Ini bukan hanya urusan manajemen, terkadang para pemain sendiri harus bangkit dan saling mendorong," tandasnya.

Sumber: Goal