Deretan Statistik yang Buktikan Alexander-Arnold Layak Jadi Pemain Muda Terbaik versi PFA

Deretan Statistik yang Buktikan Alexander-Arnold Layak Jadi Pemain Muda Terbaik versi PFA
Bek sayap Liverpool, Trent Alexander-Arnold (c) AP Photo

Bola.net - Trent Alexander-Arnold, bek muda milik Liverpool, baru saja dianugerahi penghargaan PFA Young Player of the Year. Statistik pun membuktikan bahwa bek 21 tahun ini memang layak mendapatkannya.

Trent adalah salah satu pemain penting dalam langkah Liverpool menjuarai Premier League musim lalu, menuntaskan dahaga 30 tahun. Dia bukan bek kanan biasa, dia lebih dari itu.

Tercatat, Trent adalah pemain Liverpool pertama yang bisa meraih gelar pemain muda terbaik versi PFA sejak Steven Gerrard meraihnya pada tahun 2001 lalu.

Penghargaan versi PFA pun terasa lebih spesial dibanding penghargaan pemain terbaik lain yang serupa, sebab penentuan pemenang PFA dipilih oleh pemain-pemain sendiri.

Selain itu, untuk membuktikan kualitas Trent, Sportskeeda menyoroti sejumlah statistik Opta yang membuktikan betapa apiknya permainan Individu Trent musim 2019/20 lalu.

Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Kreativitas Trent

Trent punya kemampuan untuk mencapai level Dani Alves, salah satu bek sayap terbaik pada masanya. Mungkin sekarang belum, tapi Trent sudah punya modal kreativitas luar biasa.

Tercatat, Trent ada di peringkat ketiga kreasi umpan kunci (87) di Premier League, hanya kalah dari De Bruyne dan Grealish. Jumlah itu 39 lebih banyak dari catatan Trent di musim sebelumnya (2018/19).

Kreativitas Trent terbukti pada torehan 13 assists, catatn terbanyak oleh pemain bertahan di Premier League. Angkanya istimewa karena rasio konversi peluang Liverpool musim lalu menurun dari musim sebelumnya (dari 20,51% ke 19,86%).

2 dari 2 halaman

Tidak hanya bertahan

Lebih lanjut, di musim 2019/20 lalu Trent mulai dipercaya jadi eksekutor tendangan bebas utama Liverpool. Dia menyumbang 7 assist dari situasi bola mati, hanya kalah dari Christopher Trimmel (Union Berlin) di lima liga top Eropa.

Yang jelas, kontribusi Trent begitu nyata. Secara rata-rata, dia menciptakan 2,5 peluang per 90 menit, umpan silangnya ke kotak penalti pun membaik jadi 14,4 per 90 menit -- lebih tinggi dari De Bruyne.

Mungkin benar Trent terlalu asyik menyerang, tapi dia pun terbukti bertahan dengan baik. Liverpool hanya kebobolan 33 gol sepanjang musim, terbaik di antara tim-tim lain.

Artinya, meski tugas utama seorang bek adalah bertahan, Trent menegaskan bahwa tim yang ingin jadi juara pun membutuhkan bek sayap untuk naik menyerang.

Sumber: Sportskeeda, Opta