Dalam Sepekan, Liverpool Bisa Berakhir Tanpa Gelar Lagi

Dalam Sepekan, Liverpool Bisa Berakhir Tanpa Gelar Lagi
Selebrasi pemain Liverpool. (c) AP Photo

Bola.net - - Liverpool tengah berada dalam situasi yang kurang menguntungkan. Pasukan Jurgen Klopp tersebut bisa memiliki musim tanpa gelar (lagi) andai pertandingan melawan Barcelona tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka.

Musim ini Liverpool memiliki kampanye yang luar biasa. Bukan hanya di Premier League, tapi juga di panggung Eropa bernama Liga Champions. The Reds benar-benar menunjukkan performa yang meyakinkan.

Namun harapan mereka mengakhiri catatan tak pernah mengangkat trofi lagi sejak memenangi Piala Liga pada 2011-2012 silam bisa tak terwujud, andai di satu pekan ini sesuatunya tak berjalan seperti harapan.

Kok bisa? Simak artikel selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters!.

1 dari 2 halaman

Tugas Berat Lawan Barcelona

Musim lalu, Liverpool memiliki kampanye terbaik mereka dalam beberapa tahun terakhir di Liga Champions. The Reds mampu menembus partai final dan tampil di Stadion NSC Olimpiyskiy sebagai tim yang diprediksi mampu mengakhiri dominasi Real Madrid. Namun harapan tinggal harapan, The Reds dipaksa tertunduk setelah kalah dengan skor 1-3.

Nah musim ini mereka memiliki kesempatan untuk mengulangi capaian mereka musim lalu, atau bahkan melebihinya. Namun tugas berat ada di depan mereka setelah kalah tiga gol tanpa balas ketika menghadapi Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions.

Ya, Liverpool digadang-gadang mampu meladeni permainan Barcelona di Camp Nou. Memang benar, secara permainan tim asuhan Jurgen Klopp tersebut mampu membuat Barcelona kerepotan, bahkan pelatih Barca sendiri memberikan pujian atas permainan yang ditunjukkan The Reds saat itu. Sayang, skor akhir tak berpihak pada tim tamu saat itu karena mereka harus pulang dengan melihat tiga gol bersarang di gawang mereka.

Artinya, tugas berat menanti mereka di leg kedua di Anfield, Rabu (8/5/2019) dini hari nanti. Ini merupakan pekerjaan yang sulit, bila tidak mau disebut mustahil, terutama bila melihat sejarah.

Sebelum ini, Liverpool pernah dua kali menelan kekalahan tandang 0-3 pada leg pertama kompetisi Eropa, dan selalu tersingkir. Liverpool mengalaminya ketika melawan PSG di semifinal UEFA Cup Winners' Cup 1996/97 dan melawan Strasbourg di putaran kedua UEFA Cup 1997/98. Dalam dua kesempatan itu, Liverpool selalu menang 2-0 di Anfield pada leg kedua.

Tugas membalikkan keadaan itu semakin berat setelah kabar buruk di awal pekan ini datang. Yakni ketika tim dokter akhirnya memvonis Mohamed Salah tak bisa berpartisipasi di leg kedua semifinal Liga Champions karena cedera yang ia dapatkan ketika melawan Newcastle akhir pekan lalu.

Kemudian beberapa hari setelah pertandingan melawan Barcelona tersebut, Liverpool juga memiliki satu pertandingan penentu di akhir pekan nanti. Sudah siap Liverpool?

2 dari 2 halaman

Berharap pada Brighton

Selain 'ancaman' dari Barcelona di semifinal Liga Champions yang bisa menghancurkan impian trofi Liverpool, ancaman lain juga datang dari Manchester City yang bisa membuyarkan harapan juara Premier League mereka musim ini.

Sebagaimana diketahui, Liverpool dan Manchester City memang bersaing ketat di klasemen sementara Premier League saat ini dengan kedua tim hanya berjarak satu poin saja di klasemen. The Citizens memuncaki klasemen dengan raihan 95 poin, sementara The Reds menguntit di belakangnya dengan 94 poin.

Liverpool sendiri sempat memberikan tekanan kepada Manchester City pada akhir pekan lalu, ketika mereka bermain lebih dahulu dan mampu mengalahkan Newcastle United. Kemenangan itu membuat mereka memuncaki klasemen dan unggul dua poin dari City selama sehari.

Namun Manchester City menunjukkan determinasi besar ketika berada dalam tekanan. Menghadapi Leicester City yang dilatih mantan pelatih Liverpool, Brendan Rodgers, di Etihad Stadium, Selaa (7/5/2019) dini hari tadi, tim asuhan Josep Guardiola mampu meraih kemenangan tipis 1-0. Satu-satunya gol itu dicetak lewat tembakan jarak jauh Vincent Kompany dari luar kotak penalti.

Kemenangan itu pun mengkudeta kembali posisi Liverpool di puncak klasemen. Saat ini kedua tim berjarak satu poin dan soal siapa yang bakal menjadi juara akan ditentukan pada pekan terakhir Premier League akhir pekan nanti.

Liverpool akan menjamu Wolverhampton di Anfield pada hari Minggu (12/5/2019) malam, sementara di tempat berbeda Manchester City tandang ke markas Brighton.

Liverpool wajib meraih kemenangan pada laga ini bila ingin tetap menjaga harapan mereka meraih gelar. Namun pelatih Liverpool, Jurgen Klopp tampaknya juga enggan untuk terlalu optimistis. "Sebelum Anda memulai musim, Anda ingin menjadi juara dan pada hari ini Anda menyadari bahwa tidak akan jadi juara. Anda akan kecewa. Bagi beberapa tim kondisinya begitu," ucap Jurgen Klopp dikutip dari Liverpool Echo.

"Tapi bagi kami, sudah pasti bahwa 100 persen kami akan mencoba semua yang bisa kami lakukan. Kami tidak bisa berbuat lebih banyak lagi. Bagi kami, targetnya adalah menang sebanyak mungkin laga dan Liverpool melakukan lebih baik dari prediksi saya."

"Ini akan menjadi atmosfer yang 100 persen sangat brilian pada pekan depan dan kami akan menikmatinya. Dan, mari kira coba untuk mendapatkan 97 poin. Kemudian, kita siap untuk sebuah penghakiman," tandas Jurgen Klopp.

Hal yang sama juga diutarakan oleh bek kiri andalan The Reds, Andy Robertson yang menegaskan bahwa timnya akan terus berupaya untuk menang di partai terakhir. Andai nantinya gagal menjadi yang terbaik, mereka akan mencoba lagi musim depan.

"Tekanan berada di kedua tim, ini telah jadi persaingan merebut gelar juara yang luar biasa. Kami tahu bahwa yang bisa kami lakukan adalah terus menjaga persaingan ini sampai pertandingan terakhir, dan untungnya kami mampu melakukannya," tutur Robertson kepada Sky Sports.

"Jika kami mendapatkan 97 poin dan tidak jadi juara, jelas kami akan kecewa, tetapi kami tidak bisa berbuat lebih baik lagi. Kami bersaing dengan tim berkelas, dan mereka juga mengatakan hal yang sama soal kami."

Jadi, Liverpool jelas akan berharap Brighton kembali menampilkan performa gemilang seperti ketika menghadapi Arsenal. Ketika itu, Brighton tampil luar biasa di Emirates dan membuat harapan The Gunners ke Liga Champions lewat jalur empat besar klasemen sirna. Bagaimana akhirnya? Hanya Tuhan yang tahu.