Coret Pemain yang Telat, Apakah Erik ten Hag Melakukan Blunder?

Coret Pemain yang Telat, Apakah Erik ten Hag Melakukan Blunder?
Manajer Manchester United Erik Ten Hag. (c) AP Photo

Bola.net - Erik ten Hag membuat kebijakan tegas pada sesi pramusim Manchester United dengan mencoret pemain karena telat. Apakah langkah yang diambil Ten Hag sudah tepat atau justru menjadi blunder?

Ten Hag membawa banyak aturan baru ketika ditunjuk sebagai manajer Man United. Pria asal Belanda itu meminta semua pemain untuk makan bersama di kantin Carrington begitu latihan usai. Ten Hag juga mewajibkan tim pelatih melakukan hal yang sama.

Ten Hag kemudian juga menerapkan disiplin ketat di United. Para pemain akan mendapat hukuman jika terlambat datang pada sesi latihan atau pertemuan tim. Nah, aturan ini sudah diterapkan sejak pramusim.

Ten Hag mencoret satu pemain dari starting XI pada salah satu laga pramusim di Australia. Sang pemain dicoret karena dua kali telat latihan dan pertemuan tim. Yuk simak ulasan lebih lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 3 halaman

Ten Hag Sudah Tepat

Mantan pemain Manchester United, Louis Saha, memberi dukungan pada sikap tegas Erik ten Hag. Saha melihat apa yang dilakukan Ten Hag telah hilang dari United beberapa musim terakhir padahal itu sangat penting untuk klub.

"Itu benar-benar adil, ketika aturan dibuat, Anda harus taat. Terutama pada momen ini di mana sangat penting untuk mengukur ulang filosofi dan sikap skuad," kata Louis Saha seperti dikutip dari Metro.

Louis Saha sepakat dengan ketegasan Ten Hag kepada pemain United. Bahkan, kata eks penyerang Timnas Prancis itu, Ten Hag bisa membuat suasana yang mirip dengan kamp militer agar pemain bisa patuh.

"Jadi jika itu terjadi dua kali (telat), itu butuh tindakan sehingga pemain lain dapat melihat manajer ini tidak main-main," tegas Louis Saha.

2 dari 3 halaman

Pemain adalah Pekerja

Di masa lalu, para pemain United acap kali dilaporkan punya masalah dengan para manajer. Menurut Louis Saha, hal tersebut harusnya tidak terjadi jika para pemain menyadari bahwa mereka bekerja untuk tim.

"Manajer sudah tepat dengan memberikan hukuman dengan kuasa yang dimiliki," kata Louis Saha.

"Merka pada akhirnya adalah pekerja, karyawan. Sebagai manajer, Anda melakukan segalanya untuk memastikan mereka sejalan. Anda tidak akan menerima orang lain yang datang terlambat untuk bekerja di industri lain, jadi itu benar-benar adil," tegas Louis Saha.

Sumber: Metro