Cesc Fabregas, Pujaan Arsenal yang Tak Ditakdirkan untuk Manchester United

Cesc Fabregas, Pujaan Arsenal yang Tak Ditakdirkan untuk Manchester United
Cesc Fabregas di Arsenal (c) Bola.net

Bola.net - Cesc Fabregas saat ini bermain untuk AS Monaco di Prancis. Sebelumnya, gelandang 32 tahun Spanyol itu telah melalui sebagian besar kariernya di Inggris. Mantan pemain Barcelona tersebut pernah membela Arsenal dan Chelsea. Namun, dia tak pernah memakai seragam Manchester United.

Kita tahu bahwa rivalitas Arsenal dengan Manchester United lebih sengit daripada rivalitas Arsenal dengan Chelsea - meski dua klub ini sama-sama bermarkas di London.

Meski begitu, bukan berarti tak pernah ada pemain pujaan para pendukung Arsenal yang menyeberang ke kubu Manchester United. Salah satu contoh yang paling terkenal, dan menyisakan luka, tentu saja eks striker Belanda, Robin van Persie.

1 dari 4 halaman

Fabregas dan Robin van Persie

Fabregas dan van Persie adalah dua dari pemain-pemain terbaik yang pernah dimiliki Arsenal. Keduanya juga sama-sama pernah menyandang ban kapten Arsenal.

Fabregas mengawali karier profesional di Arsenal pada 2003, dan memperkuat Arsenal hingga 2011, sebelum pindah ke Barcelona.

Fabregas adalah salah satu pemain pujaan para pendukung saat dia masih di Arsenal. Selama memperkuat The Gunners, dia mencetak 57 gol dalam 303 penampilan. Dia juga membantu klub ini menjuarai FA Cup 2004/05 dan lolos ke final Liga Champions 2005/06.

Sementara itu, van Persie memperkuat Arsenal periode 2004-2012. Dia adalah kapten Arsenal di musim 2011/12, menggantikan Fabregas yang pindah ke Barcelona.

Namun, musim itu juga menjadi musim terakhir van Persie di Arsenal. Musim berikutnya, dia menyeberang ke Manchester United, dan dicap sebagai pengkhianat oleh para pendukung Arsenal.

2 dari 4 halaman

Alasan Tinggalkan Arsenal

Alasan Tinggalkan Arsenal

Cesc Fabregas di Barcelona (c) AFP

Bulan Maret 2020 lalu, Fabregas sempat bicara kepada Arseblog tentang alasan kenapa dia meninggalkan Arsenal untuk Barcelona.

"Saya adalah kapten waktu itu. Saya selalu merasakan tekanan berat. Saya harus memimpin tim ini untuk menjuarai sesuatu. Saya memberikan segalanya. Setelah kami kalah, saya kadang pulang menangis," kata Fabregas waktu itu.

"Saya menderita. Saya menghabiskan malam tanpa tidur dengan menderita. Dan ketika Anda kalah, di bus Anda merasa hancur, lalu Anda mendengar beberapa pemain tertawa, memikirkan ke mana mereka akan keluar nanti."

Menurut Fabregas, pihak klub waktu itu seolah kurang serius membangun tim. Pasalnya, di tim kala itu, mungkin hanya van Persie dan Samir Nasri yang selevel dengannya.

"Terutama di dua atau tiga tahun terakhir, saya merasa hanya Robin dan Samir - ini bukan hal yang arogan, ini yang saya rasakan kala itu - yang berada dalam level saya secara mental dan teknik."

"Saya merasa sudah memberikan segalanya, dan merasa beberapa rekrutan pemain baru bisa dilakukan, tapi itu tak terjadi."

"Jika bukan karena hal itu, saya tak akan meninggalkan Arsenal saat itu."

3 dari 4 halaman

Kembali ke Inggris

Van Persie membela Manchester United periode 2012-2015, lalu Fenerbahce 2015-2018, sebelum pensiun di Feyenoord pada akhir musim 2018/19.

Sementara itu, Fabregas tiga tahun membela Barcelona sebelum kemudian kembali ke Inggris. Dia kembali ke London pada 2014, tapi tidak ke Arsenal, melainkan bergabung dengan Chelsea.

Lima tahun di Chelsea, Fabregas melanjutkan petualangannya ke Prancis. Dia gabung Monaco pada 11 Januari 2019, dengan kontrak sampai medio 2022.

4 dari 4 halaman

Tak Ditakdirkan untuk Manchester United

Tak Ditakdirkan untuk Manchester United

Cesc Fabregas (c) AFP

Sepanjang kariernya, Fabregas tidak jarang dikabarkan menjadi pemain incaran Manchester United. Namun, kepindahan ke Old Traffors tak pernah terealisasi.

Kenapa Fabregas tak pernah bermain untuk Manchester United?

Baru-baru ini, seorang penggemar menanyakan hal itu kepada Fabregas. Pertanyaan itu dilontarkan dalam sebuah tanya jawab di Twitter.

Fabregas memberi jawaban singkat. Dia mengatakan bahwa dia sepertinya memang tidak ditakdirkan bermain untuk Manchester United.

"It wasn't meant to be," jawab Fabregas.

Tidak berjodoh - bukan takdirnya. Begitulah jawaban singkat Fabregas.

Bagi para pendukung Arsenal, ini mungkin sesuatu yang patut disyukuri, dan diharapkan takkan pernah terjadi. Pasalnya, mereka dahulu sudah sakit hati saat melihat kepindahan van Persie ke Manchester United.

Saat Fabregas memaksa pindah ke Barcelona, para pendukung Arsenal sudah sakit hati. Pasti akan lebih sakit lagi jika mereka juga harus menyaksikan Fabregas memakai seragam Red Devils.