Bersalah dalam Tiga Kebobolan Liverpool, Trent Alexander-Arnold Harus Belajar Bertahan Lagi!

Bersalah dalam Tiga Kebobolan Liverpool, Trent Alexander-Arnold Harus Belajar Bertahan Lagi!
Trent Alexander-Arnold menghalangi Tim Ream untuk merebut bola di laga Fulham vs Liverpool di Craven Cottage, Sabtu (06/08/2022). (c) AP Photo

Bola.net - Nama Trent Alexander-Arnold termasuk yang paling sering disebut di tengah kesulitan Liverpool di awal musim 2022/23 ini. Level permainan Trent dianggap cukup merosot dan merugikan tim.

Trent pernah dianggap sebagai salah satu bek kanan terbaik di dunia. Dia sangat bagus dalam tugas-tugas ofensif dan membantu meladeni para penyerang. Masalahnya, dia jadi melupakan tugas defensif.

Kasus tersebut tidak begitu terlihat beberapa musim terakhir ketika Liverpool sedang bagus-bagusnya. Namun, begitu Liverpool terseok-seok di awal musim ini, kesalahan-kesalahan Trent jadi lebih tersorot.

Jurgen Klopp memang sudah maju membela Trent, bahwa tidak ada masalah apa pun baginya dan tim. Namun, jelas Trent tidak bisa membiarkan kelalaian defensif tersebut.

1 dari 3 halaman

Tiga kali salah

Akhir pekan lalu, Liverpool ditahan imbang Brighton dengan skor 3-3 di Anfield. Pertandingan tidak berjalan sesuai harapan The Reds, bahkan mereka bisa saja kalah.

Kebobolan tiga gol di Anfield jelas bukan catatan biasa bagi The Reds. Menurut analisi Gary Neville, ada kesalahan Trent dalam proses tiga gol lawan tersebut.

"Saya menonton semua gol di laga kontra Brighton kemarin dan saya dengar Jurgen Klopp membela Trent Alexander-Arnold. Namun, saya merasa bahwa Tret bersalah dalam ketiga gol Brighton kemarin," kata Neville di Sky Sports.

"Trent bukan lagi pemain muda. Memang usianya masih muda, tapi dia sudah menempuh sampai 250 pertandingan untuk Liverpool dan Inggris. Itu jumlah yang sangat besar."

2 dari 3 halaman

Harus seimbang

Neville tidak meragukan kemampuan Trent dalam membantu serangan. Terlebih, dalam permainan modern bek sayap memang dituntut untuk aktif menyerang dan membantu tim. Masalahnya, Trent jadi melupakan tugas defensif.

"Yang membuat saya terkejut adalah dia gagal melakukan tiga atau empat hal yang sangat mendasar dalam permainan full-back. "Hal-hal semacam itu bisa diajarkan dan dilatih setiap hari," lanjut Neville.

"Kita tahu bahwa Anda tidak bisa jadi full-back di era modern ini tanpa kemampuan naik menyerang, itu hampir mustahil."

"Namun, harus ada keseimbangan antara bek bagus dan penyerang bagus. Sebagai full-back, Anda tidak bisa 70-80% menyerang dan hanya 10-20% bertahan," tutupnya.