
Bola.net - Kompetisi domestik sepak bola Inggris sudah dibungkus. Liverpool jadi juara Premier League, Manchester City meraih trofi Carabao Cup, dan Arsenal merajai Piala FA.
Selain tiga kompetisi tersebut, yang tak kalah seru adalah perjuangan tim-tim yang disebut 'the big six'. Okelah, Liverpool dan Man City sudah terlalu kuat, tidak banyak cerita unik yang bisa dipetik. Namun, nasib tiga tim besar lainnya tak sebaik itu.
Tiga tim besar yang dimaksud adalah Manchester United, Chelsea, dan Arsenal. Dalam sejarah sepak bola Inggris, ketiganya tetaplah tim besar, meski MU dan Arsenal terus merosot beberapa tahun terakhir.
Advertisement
Musim ini ketiganya ditangani oleh pelatih baru. Frank Lampard baru menjalani debutnya sebagai pelatih Chelsea, Mikel Arteta mengambil alih tugas Unai Emery sejak Desember 2019, dan Ole Gunnar Solskjaer yang -- meski sudah mulai sejak musim lalu -- menjalani musim penuh pertamanya sebagai bos Setan Merah.
Seperti apa torehan tiga mantan pemain yang kembali ke klubnya sebagai pelatih ini? Siapa yang lebih baik di antara ketiganya? Scroll ke bawah ya, Bolaneters!
Arteta: Terseok-seok, tapi dapat trofi
Manajer Arsenal Mikel Arteta. (c) AP Photo
Mikel Arteta sudah bekerja cukup baik, semaksimal mungkin dengan skuad warisan Unai Emery. Nahasnya, musim ini adalah musim terburuk Arsenal di Premier League.
Mereka tersingkir dari zona Eropa, hanya bisa finis di peringkat ke-8 klasemen akhir. Tercatat, ini adalah finis terburuk Arsenal dalam beberapa tahun terakhir.
Untungnya, Arsenal bisa memperbaiki musim dengan menjuarai Piala FA. Mereka mengalahkan Manchester City di semifinal (2-0) dan menaklukkan Chelsea di partai final (2-1).
Artinya, seburuk-buruknya Arsenal, mereka tetap bisa menutup musim dengan trofi. Pada akhirnya hanya torehan trofi-lah yang dihitung dalam sepak bola.
Lampard: Kehabisan bensin di akhir, untung masih empat besar
Pelatih Chelsea, Frank Lampard. (c) AP Photo
Di antara ketiga tim ini, seharusnya Chelsea-lah yang paling stabil, dan cukup mengejutkan. Lampard tiba di Stamford Birdge dalam kondisi sulit: embargo transfer dan kehilangan Eden Hazard.
Biar begitu, Chelsea ternyata bisa melaju cukup apik di paruh pertama. Lampard mengandalkan racikan pemain-pemain muda yang melebih ekspektasi.
The Blues bahkan sempat jadi satu-satunya tim di antara tiga rival ini yang berhasil menembus empat besar. Mereka menghuni peringkat ke-4 selama beberapa pekan, di bawah Leicester City.
Nahasnya, Chelsea seakan-akan kehabisan bensin beberapa bulan terakhir. Mereka mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, dan kehilangan poin pada pertandingan yang seharusnya mudah.
Chelsea bahkan nyaris terlempar dari empat besar pada beberapa laga terakhir, untungnya Leicester tampil lebih buruk dari mereka.
Pada akhirnya, Lampard berhasil membawa timnnya mengamankan peringkat ke-4 dengan 66 poin, meski membuang peluang meraih trofi Piala FA.
Solskjaer: Bangkit di paruh kedua, naik ke peringkat ketiga
Ole Gunnar Solskjaer (c) AP Photo
Solskjaer memberikan kejutan terbaik di antara Lampard dan Arteta. MU benar-benar buruk di paruh pertama musim ini, pemain-pemain terbaik mereka terpaksa menepi karena cedera panjang, kestabilan tim pun goyah.
Biar begitu, semua masalah itu bisa terselesaikan dengan satu transfer di bulan Januari 2020 lalu: Bruno Fernandes. Sejak kedatangan gelandang Portugal ini, permainan MU terus membaik.
Tidak ada yang menduga MU bisa mengamankan peringkat ke-3 klasemen akhir seperti sekarang. Jangankan peringkat ke-3, beberapa bulan lalu empat besar pun dianggap mustahil
Sebab itu, meski tak meraih trofi, musim ini tetap layak dianggap sebagai musim yang sukses untuk Solskjaer. Kekuatan skuadnya pun mulai terbentuk.
Siapa lebih baik?
Merangkum torehan tiga pelatih di atas: Arteta kesulitan di Premier League, tapi bisa meraih trofi. Lampard dan Solskjaer sama-sama bisa mencapai target empat besar, yang berarti bakal bermain di Liga Champions musim depan.
Pertanyaannya, siapa yang lebih baik di antara ketiga pelatih tersebut? Sedikit sulit memberikan penilaian objektif, sebab ketiganya sama-sama membuat kejutan.
Arteta mengejutkan dengan trofi, Lampard mengejutkan dengan laju apik tanpa transfer, dan Solskjaer mengejutkan dengan kebangkitan tim yang signifikan.
Masalahnya, sepak bola cepat lupa. Pada akhirnya yang diingat hanyalah trofi, bukan peringkat ke-3 atau ke-4. Untuk satu hal ini, Arteta mungkin sedikit lebih baik dari dua rivalnya.
Bagaimana menurut Anda Bolaneters? Siapa yang lebih baik dari tiga pelatih muda ini? Tulis jawabanmu di kolom komentar ya!
Baca ini juga ya!
- 3 Pertanyaan Besar dalam Proyek Perkembangan Skuad Liverpool: Siapa yang Harus Dibeli?
- Manchester City vs Real Madrid, Bahaya Tanpa Sergio Ramos
- Tempat Berjemur Georgina, Yuk Intip Kapal Pesiar Mewah Cristiano Ronaldo Seharga Rp105 Miliar
- Ivan Rakitic Kembali ke Sevilla Bisa Jadi Langkah yang Tepat
- Messi & Pjanic, Ketika Dua Jago Free-kick Jadi Rekan Setim
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 2 Agustus 2020 16:05
6 Pemain Bisa Menjadi Korban Cuci Gudang Chelsea, Siapa Saja?
-
Liga Inggris 2 Agustus 2020 11:19
Aubameyang Ungkap Trik Cerdik nan Sederhana untuk Mengecoh Zouma
-
Liga Inggris 2 Agustus 2020 11:05
5 Pelajaran dari Kemenangan Arsenal Atas Chelsea di Final Piala FA
-
Liga Inggris 2 Agustus 2020 10:50
Pierre-Emerick Aubameyang Dituding Berbuat Curang, Maksudnya?
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 09:46
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 09:45
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 09:45
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 09:32
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 09:26
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 09:15
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...