Agen Alderweireld: Pemain Bisa Pergi Dengan Bebas Jika Dipaksa Menerima Pemotongan Gaji

Agen Alderweireld: Pemain Bisa Pergi Dengan Bebas Jika Dipaksa Menerima Pemotongan Gaji
Bek Tottenham Toby Alderweireld. (c) AP Photo

Bola.net - Agen Toby Alderweireld, Stijn Francis, mengatakan para pemain sepak bola harus diizinkan meninggalkan klub mereka secara gratis jika mereka dipaksa meerima pemotongan gaji selama krisis pandemi cirus corona.

Pandemi ini membuat semua orang kesulitan. Termasuk klub-klub di penjuru Eropa,

Bahkan Barcelona pun tak luput kena pemotongan gaji. Jumlahnya bahkan sangat besar, 70 persen.

Di sisi lain klub-klub Premier League belum melakukan hal tersebut. Namun sudah ada gerakan-gerakan mandiri dari beberapa klub dan individu.

Manchester United dilaporkan untuk "melepaskan 30% dari upah mereka selama satu bulan". Uangnya nanti akan disumbangkan ke fasilitas kesehatan setempat untuk memerangi pandemi virus corona.

Manajer Bournemouth Eddie Howe menjadi manajer Liga Premier pertama yang menerima pemotongan gaji "signifikan, sukarela" sebagai respons terhadap krisis yang terjadi. Sementara bos Brighton Graham Potter akan melepaskan gajinya selama tiga bulan ke depan, demikian juga dengan kepala eksekutif dan direktur teknis klub.

1 dari 2 halaman

Bentrok Dengan PFA

Para pemain Liga Premier mendapat tekanan besar untuk mengorbankan persentase gaji mereka selama pandemi corona ini. Bahkan Menteri Kesehatan Matt Hancock mendesak para pemain untuk "memainkan peran mereka" dengan menerima pemotongan gaji.

Klub-klub Liga Premier mengatakan pekan lalu mereka akan meminta para pemain untuk menerima pemotongan gaji 30 persen. Tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA).

Menyusul tekanan dari pemerintah Inggris, pemain Liga Premier meluncurkan inisiatif 'Player Together' pada bulan April, yang dananya disumbangkan ke badan amal NHS. Ratusan pemain dan mantan pemain memposting pernyataan yang mengumumkan 'Player Togheter' dalam deklarasi media sosial yang terkoordinasi.

2 dari 2 halaman

Gagasan Stijn Francis

Stijn Francis kemudian memunculkan gagasan yang tak populer. Francis mengatakan klub tidak boleh memaksa pemain mereka untuk meerima pemotongan gaji "kecuali jika itu penting untuk kelangsungan hidup mereka" karena itu akan "merusak prinsip stabilitas kontrak".

"Jika klub merekrut seorang pemain mereka mengambil risiko dengan membayar transfer atau biaya masuk dan dengan membayar upah yang besar," tulis Francis dalam The Guardian.

"Sebagai imbalan atas risiko ini, pemain tidak dapat meninggalkan klub sebelum akhir kontrak kecuali ketika semua pihak yang terlibat setuju sebaliknya. Pemain juga tahu bahwa selama masa kontrak mereka dapat yakin klub akan membayar gajinya."

"Klub sekarang meminta pengurangan gaji pemain merusak prinsip stabilitas kontrak ini. Jika klub bersikeras pengurangan upah, pemain harus ditempatkan dalam situasi yang sama dengan pekerja biasa."

"Klub mengurangi upah pemain mereka harus menerima bahwa para pemain dapat mengakhiri pekerjaan mereka secara gratis dan klub-klub ini seharusnya tidak lagi dapat meminta biaya transfer jika pemain ingin pergi," tandasnya.

(guardian)