6 Penerus Sol Campbell di Pertahanan Arsenal, Adakah yang Sukses?

6 Penerus Sol Campbell di Pertahanan Arsenal, Adakah yang Sukses?
Selebrasi pemain Arsenal usai mencetak gol ke gawang Nottingham Forest pada pekan ke-14 Liga Inggris 2022/2023, Minggu (30/10/2022) malam WIB. (c) AP Photo

Bola.net - William Saliba tampil sangat mengesankan di lini belakang Arsenal. Bek asal Prancis tersebut turut berperan dalam membawa The Gunners bertengger di puncak klasemen Premier League 2022/23.

Saliba bergabung dengan Meriam London pada 2019. Kelahiran 24 Maret 2001 itu diboyong dari klub Prancis, Saint-Étienne. Saliba diharapkan bisa meneruskan peran gemilang legenda The Gunners di posisi yang sama, Sol Campbell.

Campbell dua periode membela Arsenal, 2001–2006 dan 2010. Ia merupakan bagian sejarah kinclong Arsenal di bawah rezim Arsene Wenger.

Dua gelar Liga Inggris, tiga FA Cup, serta runner up Liga Champions 2005/2006 adalah bukti. Campbell layak masuk daftar pahlawan sepanjang masa.

Fans berharap, Saliba bisa tetap tampil konsisten selama berkostum Arsenal serta jauh dari cedera. Dengan demikian, anak muda asal Prancis itu bisa dikenang sebagai the next Campbell.

Selain Saliba, Arsenal juga punya sederet bek tengah yang sebagai penerus Campbell. Ada yang dikritik, ada pula yang dipuji. Di bawah ini enam di antaranya :

1 dari 7 halaman

Calum Chambers

Calum Chambers

Takumi Minamino dibayangi Calum Chambers dalam laga Liverpool vs Arsenal, Jumat (14/1/2022) (c) AP Photo

Ketika datang dari Southampton pada 2014 dengan harga 20 juta pounds, fans langsung melambungkan asa setinggi langit. Publik berharap Chambers bisa memberikan kontribusi besar.

Sayang, Chambers tumbang lantaran cedera dan harus menepi selama berbulan-bulan. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Middlesbrough dan Fulham tersebut akhirnya dilepas ke Aston Villa pada 2022.

2 dari 7 halaman

Gabriel Paulista

Gabriel Paulista

Gabriel (c) AFC

Mau untung malah buntung. Arsene Wenger pusing sendiri, terkait keputusannya merekrut Paulista dari Villarreal Januari 2015.

Paulista ternyata tak seperti yang digembar-gemborkan. Pemain berpaspor Brasil itu loyo alias napsu besar tenaga kurang di lini belakang The Gunners. Merasa kecewa, Arsenal lalu melego Paulista ke Valencia pada 2017.

3 dari 7 halaman

Shkodran Mustafi

Shkodran Mustafi

Pemain Arsenal, Shkodran Mustafi. (c) AP Photo

Selama kehadirannya di Arsenal, dari 2016 hingga 2021, Mustafi kebanyakan makan gaji buta. Bayangkan, selama lima tahun, dia hanya tampil dalam 151 laga bersama The Gunners.

Sebelum dibungkus dari Valencia, Arsenal sudah mendapat peringatan agar mengalihkan radarnya dari Mustafi. Arsenal cuek dan tetap dengan keputusannya merekrut Mustafi. Hasilnya zonk. Kecele, pemain asal Jerman itu dilego ke Schalke 04.

4 dari 7 halaman

David Luiz

David Luiz

David Luiz diserang cedera di laga Newcastle United vs Arsenal, Premier League 2020/21. (c) AP Photo

Ibarat lagu lawas, nasib Arsenal merekrut Luiz berakhir seperti ini: bukan perpisahan yang kutangisi, tapi pertemuanlah yang kusesali.

Ketika datang dari Chelsea pada 2019, Luiz berkhayal bisa menjadi legenda The Gunners sepanjang masa seperti halnya Thierry Henry dan David Seaman. Namun, mimpi hanya tinggal mimpi.

Kenyatannya, Arsenal mendepaknya pada 2021. Harapannya untuk bisa mengantongi perpanjangan kontrak tak kesampaian. Semua gara-gara performanya yang dinilai masih jauh dari kata memuaskan.

5 dari 7 halaman

Thomas Vermaelen

Thomas Vermaelen

Thomas Vermaelen (c) AFP

Sebelum di lepas ke Barcelona pada 2014, Vermaelen punya ragam kisah di Arsenal. Sejak dari Ajax pada 2009, Vermaelen pernah disanjung setinggi langit tapi juga pernah terpinggirkan.

Arsene Wenger mendapuknya sebagai kapten. Namun di lain waktu, Vermaelen duduk di bangku cadangan. Meski begitu, fans menaruh sikap hormat kepadanya karena dianggap sosok penting di balik keberhasilan memenangkan FA Cup 2013/2014.

6 dari 7 halaman

Laurent Koscielny

Laurent Koscielny

Laurent Koscielny (c) AP Photo

Sembilan tahun bukanlah waktu yang sebentar. Koscielny sudah memberikan segalanya bagi Arsenal. Sejak kedatangannya pada 2010, Koscielny sudah berjanji dalam hati kalau dia siap tampil habis-habisan.

Kerja keras berbuah manis. Bersama The Gunners, Koscielny memenangkan banyak trofi. Bahkan, pada musim 2018/2019, dia dan kawan-kawannya nyaris memenangkan Liga Champions dan harus puas sebagai runner up.

Ketika dia pergi pada 2019, tak sedikit fans yang mewek. Mereka telah ditinggal pergi seorang pejuang yang sudah bertarung dalam 353 laga di bawah panji-panji Arsenal.