6 Pelajaran dari Kekalahan Arsenal Lawan Lyon, Mulai Nelson hingga Mkhitaryan

6 Pelajaran dari Kekalahan Arsenal Lawan Lyon, Mulai Nelson hingga Mkhitaryan
Reiss Nelson (merah) ketika tampil melawan Lyon di Emirates Cup 2019. (c) AP Photo

Bola.net - Arsenal gagal memenangi trofi pramusim Emirates Cup 2019 setelah dikalahkan Lyon. Bermain di depan publik sendiri, The Gunners harus menyerah dengan skor 1-2.

Meskipun mendominasi permainan sejak menit awal, namun Arsenal justru baru bisa memecah kebuntuan pada menit ke-35. Adalah Pierre-Emerick Aubameyang yang mencatatkan namanya di papan skor setelah mendapatkan umpan dari Henrikh Mkhitaryan. Skor itu bertahan hingga babak pertama berakhir.

Selepas jeda, Arsenal sempat memperoleh beberapa peluang untuk menggandakan keunggulan. Sayang belum ada yang mampu menggetarkan gawang tim tamu.

Moussa Dembele menjadi mimpi buruk bagi Arsenal setelah sukses mencetak dua gol dalam kurun waktu 10 menit untuk membawa Lyon membalikkan kedudukan.

Manajer Arsenal, Unai Emery sempat memasukkan dua pemain anyarnya, yakni Gabriel Martinelli dan Dani Ceballos. Namun kehadiran keduanya tak banyak membantu. Skor 2-1 untuk kemenangan Lyon pun menjadi hasil akhir laga ini.

Dan berikut adalah lima pelajaran yang bisa diambil dari duel Arsenal vs Lyon di Emirates Cup 2019.

1 dari 6 halaman

Cedera Lacazette Bikin Khawatir

Sebuah pemandangan yang jelas akan membuat fans Arsenal khawatir. Duet Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang adalah salah satu hal yang paling bersinar di musim pertama Unai Emery di Emirates.

Namun harapan suporter untuk melihat kembali kekejaman duet itu di pertandingan menghadapi Lyon harus sirna ketika pertandingan baru berjalan 12 menit. Lacazette harus mendapatkan perawatan sebelum kemudian langsung dibawa masuk ke ruang ganti yang memaksa Emery melakukan perubahan.

Masuknya Nelson membuat Aubameyang harus digeser ke posisi tengah, dan ini merupakan keputusan tepat karena Aubameyang memberikan keunggulan bagi The Gunners di babak pertama di posisi itu. Namun yang membuat khawatir adalah seberapa parah cedera Lacazette?.

2 dari 6 halaman

Pembuktian Reiss Nelson

Pukulan keras harus dilihat fans Arsenal ketika melihat Lacazette dirawat dan kemudian di bawa masuk ke lorong pemain. Namun belum sampai Lacazette masuk ke terowongan, fans Arsenal kemudian terdengar memberikan sebuah tepuk tangan yang bisa jadi salah satu yang paling keras yang terjadi di pertandingan ini ketika melihat Reiss Nelson masuk dan beraksi.

Pemain berusia 19 tahun itu adalah salah satu pemain muda yang menarik yang datang melalui akademi Arsenal dan pertandingan melawan Lyon mewakili kesempatan baginya untuk menunjukkan apa yang telah ia pelajari selama ini. Nelson menghabiskan musim lalu dengan status pinjaman di klub Bundesliga Hoffenheim dan ini adalah pertandingan pertamanya di Emirates sejak April 2018.

Lewat aksi-aksi yang ia tunjukkan di kedua sayap, Nelson memberikan hiburan kepada fans lewat pergerakannya, kecepatan kaki dan juga ambisi dalam setiap langkahnya. Salah satu momen yang ia miliki adalah ketika pertandingan menunjukkan waktu satu jam, ia melepas tembakan dari tepi kotak penalti yang hanya melenceng beberapa inchi dari sasaran. Sebuah pembuktian yang ciamik dari Nelson.

3 dari 6 halaman

Sedikit Pertunjukan Dani Ceballos

Suporter Arsenal diberikan sedikit panggung atraksi Dani Ceballos ketika sang pemain mendapatkan kesempatan bermain selama 21 menit.

Sang gelandang -yang bergabung dari Real Madrid dengan status pinjaman- mendapatkan tepukan meriah ketika ia masuk menggantikan Joe Willock.

Berduet dengan Granit Xhaka di lini tengah, Ceballos menunjukkan apa yang ia bisa dan juga tak sungkan melepas tekel untuk menghentikan lawan. Namun kontribusi terbesarnya adalah ketika tendangan bebasnya hanya berjarak tipis dari gawang di periode akhir pertandingan.

Secara keseluruhan, performa Ceballos masih biasa saja, ia gagal mencuri perhatian setelah pemain baru lainnya, Martinelli justru mampu lebih mencuri perhatian lewat gol yang ia cetak meskipun akhirnya dianulir.

4 dari 6 halaman

Calum Chambers Harus Beri Bukti Kelayakan

Calum Chambers diklaim sebagai masa depan ketika ia memulai debut saat baru berusia 19 tahun. Sang bek membuat debutnya untuk Arsenal di Community Shield pada Juli 2014.

Lima tahun kemudian, pemain berusia 24 tahun itu telah membuat lebih dari 80 penampilan untuk The Gunners, namun sebagian besar jumlah itu ia dapatkan bukan sebagai pemain reguler. Dia justru lebih banyak dipinjamkan keluar seperti di Fulham musim lalu dan juga ketika di Middlesbrough. Dan perekruta Willian Saliba beberapa hari lalu seakan mengindikasikan bahwa Chambers tak punya banyak waktu untuk memberikan bukti kelayakan dirinya.

Pada saat melawan Lyon, Chamers berduet dengan Sokratis di jantung pertahanan dan untuk sebagian besar permainan, ia menunjukkan ketenangan dan otoritas dalam performanya. Tapi kemudian Dembele membuatnya begitu bekerja keras sebelum sang penyerang lawan itu menyamakan kedudukan.

Beberapa menit kemudian, Dembele kembali menunjukkan kecepatannya dibandingkan Chambers untuk membawa Lyon berbalik unggul. Dan momen itu menjadi kontribusi terakhir Chambers pada pertandingan ini. Musim ini bisa jadi akan menjadi musim terakhir bagi Chambers untuk membuktikan nilainya.

5 dari 6 halaman

Moussa Dembele Menunjukkan Lyon Bisa Hidup Tanpa Fekir

Lyon sudah terbiasa hidup dengan mengatakan selamat tinggal. Tapi setelah beberapa musim lewat, musim ini bisa jadi yang tersulit bagi klub Ligue 1 itu untuk mengucapkan selamat tinggal.

Lacazette adalah satu di antara pemain Lyon yang akhirnya berpindah klub di beberapa musim terakhir. Kepergiannya memberikan jalan bagi Lyon untuk menggali permata lain dan bersinar bersama mereka. Namun musim panas ini Lyon harus melihat kepergian Tanguy Ndombele ke Tottenham, dan Nabil Fekir juga pergi ke Real Betis.

Namun sepertinya Lyon mulai menemukan sosok yang bisa menjadi pengisi kerinduan mereka pada dua pemain yang sudah pergi itu. Adalah Dembele yang mampu menunjukkan bahwa Lyon bisa segera melupakan Fekir lewat dua gol pembalik keadaan yang ia cetak. Yang pertama lewat sundulan tajam sebelum gol kemenangan ia cetak lewat kecerdikannya menggagalkan jebakan offside Arsenal untuk kemudian menjebol gawang tuan rumah.

6 dari 6 halaman

Sinyal Peningkatan dari Mkhitaryan

Sejauh ini Mkhitaryan sudah menjalani satu setengah tahun yang tidak mudah di Arsenal. Gelandang Armenia tersebut lebih banyak dikenal sebagai pemain inkonsisten, tak kunjung menemukan bentuk terbaiknya dan sering menjadi cadangan seiring penurunan performanya.

Namun, mungkin, musim ini akan menjadi awal baru bagi mantan pemain Manchester United itu. Pada pertandingan melawan Lyon, Mkhitaryan mampu dan rela bekerja lebih untuk terlibat dalam permainan dan memberikan pengaruh pada permainan Arsenal seperti yang pernah dilakukannya selama bertahun-tahun di Borussia Dortmund.

Mkhitaryan mengkreasi gol Arsenal, lewat umpan brilian kepada Pierre-Emerick Aubameyang yang kemudian memaksimalkannya secara klinis. Selain itu, selama waktunya di atas lapangan, ia juga terlihat begitu bersemangat dan memiliki koneksi bagus dengan pemain lain, serta membuat beberapa peluang bagus untuk rekan setimnya. Sinyal bagus dari Mkhitaryan untuk Arsenal.