
Bola.net - Setelah sekian lama berjalan tanpa adanya sebuah kurikulum, pembinaan sepak bola Indonesia akhirnya beranjak selangkah lebih maju. Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann berhasil merampungkan penyusunan panduan bagi pembinaan di berbagai kelompok umur.
Menurut Timo, panduan yang berjudul "Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Usia Dini, Usia Muda dan Senior" ini, dimaksudkan sebagai pegangan bagi pemain, pelatih, pengurus klub juga orang tua dari pemain. "Selain itu, pengamat sepak bola dan juga masyarakat umum harus mengetahui ini. Hal ini penting agar mereka bisa mengetahui dan menilai mana praktik-praktik yang masih salah atau yang sudah benar, yang telah dijalankan oleh klub selama ini, baik dari segi organisasi, latihan dan lain-lain," ungkap pemegang Lisensi A UEFA ini.
"Apabila sudah bisa menilai, masyarakat -khususnya orang tua dari pemain- bisa ikut mengawasi sekolah sepak bola agar mereka bisa meningkatkan kualitas. Latihan saja tidak akan cukup untuk membuat seseorang menjadi sempurna. Hal ini hanya bisa diraih dengan latihan yang sempurna," sambungnya.
Lebih lanjut, Timo menyatakan bahwa hal-hal yang dia tulis dalam kurikulum ini merupakan hal yang universal. Baik UEFA, AFC, bahkan FIFA, sambung Timo, menganut standar ini.
"Ilmu ini kemudian saya 'Indonesiakan'. Artinya, saya sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia. Semoga bisa membantu dan mohon maaf kalau masih ada kekurangan di sana-sini. God Bless Indonesia," pungkasnya. (den/mac)
Menurut Timo, panduan yang berjudul "Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Usia Dini, Usia Muda dan Senior" ini, dimaksudkan sebagai pegangan bagi pemain, pelatih, pengurus klub juga orang tua dari pemain. "Selain itu, pengamat sepak bola dan juga masyarakat umum harus mengetahui ini. Hal ini penting agar mereka bisa mengetahui dan menilai mana praktik-praktik yang masih salah atau yang sudah benar, yang telah dijalankan oleh klub selama ini, baik dari segi organisasi, latihan dan lain-lain," ungkap pemegang Lisensi A UEFA ini.
"Apabila sudah bisa menilai, masyarakat -khususnya orang tua dari pemain- bisa ikut mengawasi sekolah sepak bola agar mereka bisa meningkatkan kualitas. Latihan saja tidak akan cukup untuk membuat seseorang menjadi sempurna. Hal ini hanya bisa diraih dengan latihan yang sempurna," sambungnya.
Lebih lanjut, Timo menyatakan bahwa hal-hal yang dia tulis dalam kurikulum ini merupakan hal yang universal. Baik UEFA, AFC, bahkan FIFA, sambung Timo, menganut standar ini.
"Ilmu ini kemudian saya 'Indonesiakan'. Artinya, saya sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia. Semoga bisa membantu dan mohon maaf kalau masih ada kekurangan di sana-sini. God Bless Indonesia," pungkasnya. (den/mac)
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 11 Mei 2012 21:45
-
Bola Indonesia 11 Mei 2012 18:45
-
Bola Indonesia 10 Mei 2012 07:00
-
Tim Nasional 10 Mei 2012 06:00
-
Tim Nasional 9 Mei 2012 20:00
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:04
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...