
Bola.net - Surat balasan KPSI pada AFC mendapat tanggapan dari Widjajanto. CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) itu menyebut kalau surat itu terlalu mencampur-adukkan fakta.
Beberapa fakta dalam surat yang ditandatangani La Nyalla Mahmud Mattalitti itu, menurut Widja telah menggeneralisir fakta dan meniadakan urutan fakta, waktu dan konteks terhadap proses dualisme sepakbola di Indonesia.
"Saya baru baca dari BB saja surat KPSI dan coba download, dari sini saya coba telusuri setidaknya ada beberapa fakta yang tercampur aduk," ujar Widja dalam pesan Blackberry Messenger, Rabu (29/8).
Ia menjelaskan mengenai pelarangan pemain ISL ke Timnas yang dulu pernah dilakukan PSSI adalah sesuai petunjuk FIFA. "Sebelum ada MoU dan Task Force Indonesia pada medio Desember 2011, seingat saya FIFA pernah melarang keras adanya pemain dari kompetisi ilegal untuk memperkuat Timnas. Kondisi ini tentu berbeda dengan fakta pasca MoU damai," lanjutnya.
Pria asal Surabaya ini beranggapan kalau KPSI juga menggeneralisir tujuan dari friendly matches yang tak lain untuk memperbanyak jam terbang Timnas Indonesia. "Tentu kita sepakat jika ini kategori A International Match yang di-sanctioned FIFA tentunya lebih prioritas bagi klub untuk me-release players-nya gabung ke Timnas. Nah, fakta-fakta ini dijahit dan dicampur-adukkan," tambahnya. (fjr/end)
Beberapa fakta dalam surat yang ditandatangani La Nyalla Mahmud Mattalitti itu, menurut Widja telah menggeneralisir fakta dan meniadakan urutan fakta, waktu dan konteks terhadap proses dualisme sepakbola di Indonesia.
"Saya baru baca dari BB saja surat KPSI dan coba download, dari sini saya coba telusuri setidaknya ada beberapa fakta yang tercampur aduk," ujar Widja dalam pesan Blackberry Messenger, Rabu (29/8).
Ia menjelaskan mengenai pelarangan pemain ISL ke Timnas yang dulu pernah dilakukan PSSI adalah sesuai petunjuk FIFA. "Sebelum ada MoU dan Task Force Indonesia pada medio Desember 2011, seingat saya FIFA pernah melarang keras adanya pemain dari kompetisi ilegal untuk memperkuat Timnas. Kondisi ini tentu berbeda dengan fakta pasca MoU damai," lanjutnya.
Pria asal Surabaya ini beranggapan kalau KPSI juga menggeneralisir tujuan dari friendly matches yang tak lain untuk memperbanyak jam terbang Timnas Indonesia. "Tentu kita sepakat jika ini kategori A International Match yang di-sanctioned FIFA tentunya lebih prioritas bagi klub untuk me-release players-nya gabung ke Timnas. Nah, fakta-fakta ini dijahit dan dicampur-adukkan," tambahnya. (fjr/end)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 28 Agustus 2012 20:15
-
Bola Indonesia 28 Agustus 2012 19:45
-
Bola Indonesia 28 Agustus 2012 18:30
-
Tim Nasional 27 Agustus 2012 22:18
-
Bola Indonesia 26 Agustus 2012 22:52
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 15:46
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 15:45
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 15:30
-
Otomotif 21 Maret 2025 15:27
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 15:20
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 15:15
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...