Surabaya United Mendiskriminasi Tony Ho

Surabaya United Mendiskriminasi Tony Ho
Tony Ho (c) Syafarudin
- Jika mencermati cerita dari Tony Ho, nampaknya pelatih asal Makassar ini mendapat perlakuan berbeda dari manajemen Surabaya United. Setidaknya ada dua hal yang membuat indikasi diskriminasi terhadap Tony sangat kuat.


Pertama adalah masalah downpayment (DP). Uang sebesar Rp 200 juta itu baru dibayarkan, Senin (7/12) kemarin. Artinya, Tony harus menunggu setahun untuk menerima sisa haknya tersebut. Padahal kejadian ini tak dialami pelatih lainnya.


Tony makin kecewa karena rekannya sesama tim pelatih, seperti Ibnu Grahan sebagai head coach dan Erick Ibrahim selaku pelatih kiper, ternyata sudah menerima sisa DP. "Kalau saya boleh bicara, kenapa saya dianggap lain?" kata Tony.


"Ketika saya tanya ke teman-teman lain seperti Mas Ibnu atau Erick, mereka sudah selesai semua, kenapa saya belum? Ada apa? Seandainya mereka belum, saya akan diam. Tapi kalau mereka sudah, kenapa saya belum," ungkapnya.


Kedua adalah masalah gaji bulan Desember 2014 yang belum dibayarkan hingga saat ini. Menurut informasi yang diterima Tony, ia tak mendapat gaji itu karena tak menemani tim saat tanding di Padang dalam turnamen SCM Cup.


"Memang betul pada saat ke Padang untuk Piala SCM, saya tidak ikut. Tapi saya tidak ikut juga sudah izin ke manajemen karena orang tua sakit. Yang saya dengar, ketika di Padang mereka sudah terima gaji pertama. Padahal saya kerja dari bulan November 2014," kata Tony.


"Anak-anak sudah terima gaji dua bulan, saya baru sekali. Ada apa ini?" tanya Tony. Akibat mengungkapkan masalah ini ke media, Tony akhirnya didepak per 5 Desember 2015 kemarin. "Seketika kita bicara benar dan jujur, kita dimusuhi," pungkasnya.[initial]


 (faw/dzi)