
Bola.net - Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) bekerjasama dengan Sportradar untuk memerangi pengaturan skor (matchfixing). Indonesia menjadi negara Asia pertama yang bekerjasama dengan perusahaan asal Swiss tersebut.
PSSI dan Sportradar menandatangani kontrak kerjasama selama tiga tahun untuk memerangi praktik pengaturan skor di Indonesia. Sebelumnya, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) telah lebih dulu menjalin kerjasama dengan perusahaan ini.
Managing Director Strategy and Integrity Sportradar, Andreas Krannich, mengungkapkan, memerangi manipulasi dalam sepakbola adalah topik yang serius dan penting. Kerjasama yang dibangun antara Sportradar dengan PSSI bukan berarti Indonesia memiliki masalah berat dalam matchfixing.
"PSSI menunjukkan keseriusan dalam berjuang melawan praktek-praktek matchfixing. Indonesia menunjukkan respek kepada sepakbola," kata Krannich.
Menurut Krannich, sejak 2009 terdapat 1.500 kasus manipulasi dalam sepakbola di seluruh dunia. Dia juga menambahkan, Sportradar berkoordinasi dengan Interpol dan federasi sepakbola, ketika terdeteksi adanya praktek matchfixing.
"Kami melibatkan interpol dan menyerahkan datanya dan jika terbukti, akan dilakukan penangkapan," ujar Krannich .
Sebab, kata dia, dalam masalah ini yang dihadapi adalah masalah internasional. Di dalam Sportradar, terdapat sistem yang memonitor pertandingan-pertandingan dengan gejala-gejala matchfixing, dan Sportradar memiliki beberapa partner betting expert untuk menganalisa laga dengan gejala matchfixing. (esa/dzi)
PSSI dan Sportradar menandatangani kontrak kerjasama selama tiga tahun untuk memerangi praktik pengaturan skor di Indonesia. Sebelumnya, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) telah lebih dulu menjalin kerjasama dengan perusahaan ini.
Managing Director Strategy and Integrity Sportradar, Andreas Krannich, mengungkapkan, memerangi manipulasi dalam sepakbola adalah topik yang serius dan penting. Kerjasama yang dibangun antara Sportradar dengan PSSI bukan berarti Indonesia memiliki masalah berat dalam matchfixing.
"PSSI menunjukkan keseriusan dalam berjuang melawan praktek-praktek matchfixing. Indonesia menunjukkan respek kepada sepakbola," kata Krannich.
Menurut Krannich, sejak 2009 terdapat 1.500 kasus manipulasi dalam sepakbola di seluruh dunia. Dia juga menambahkan, Sportradar berkoordinasi dengan Interpol dan federasi sepakbola, ketika terdeteksi adanya praktek matchfixing.
"Kami melibatkan interpol dan menyerahkan datanya dan jika terbukti, akan dilakukan penangkapan," ujar Krannich .
Sebab, kata dia, dalam masalah ini yang dihadapi adalah masalah internasional. Di dalam Sportradar, terdapat sistem yang memonitor pertandingan-pertandingan dengan gejala-gejala matchfixing, dan Sportradar memiliki beberapa partner betting expert untuk menganalisa laga dengan gejala matchfixing. (esa/dzi)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bolatainment 11 Agustus 2014 15:27
Rintis Sport Medicine, Arema Cronus Gandeng Persada Hospital
-
Bola Indonesia 11 Agustus 2014 14:10
-
Bola Indonesia 11 Agustus 2014 14:06
-
Bola Indonesia 11 Agustus 2014 12:57
-
Bola Indonesia 11 Agustus 2014 12:52
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 23 Maret 2025 02:45
-
Liga Italia 23 Maret 2025 02:32
-
Liga Spanyol 23 Maret 2025 02:15
-
Liga Italia 23 Maret 2025 02:02
-
Liga Spanyol 23 Maret 2025 01:32
-
Liga Inggris 23 Maret 2025 01:02
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...