SOS Sarankan Kandidat Dirut Anyar PT LIB Sekaliber CEO J League

SOS Sarankan Kandidat Dirut Anyar PT LIB Sekaliber CEO J League
Akmal Marhali (c) Dendy Gandakusumah

Bola.net - Save Our Soccer (SOS) angkat bicara soal mundurnya sejumlah pimpinan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). Menurut lembaga yang concern terhadap tata kelola sepak bola Indonesia ini, kandidat pengganti para pimpinan yang mundur tersebut harus sosok profesional.

"PT LIB sebaiknya diisi profesional. Bila perlu, kontrak misalnya eks CEO JLeague untuk memimpin," kata Koordinator SOS, Akmal Marhali.

"Ini penting agar tidak ada kasak-kusuk lagi di dalam. Selain itu, tentunya untuk menstabilkan situasi internal," sambungnya.

Menurut Akmal, pemilihan sosok pimpinan anyar PSSI harus benar-benar tepat. Jika kembali mengulang kesalahan, sambung eks CEO Persiraja Jakarta tersebut, permasalahan akan terulang kembali.

"PSSI harus mengambil langkah strategis mengisi pos yang kosong. Pilihlah mereka yang tidak mempunyai dosa masa lalu atau terstigma negatif terhadap problem sepakbola Indonesia 15 tahun terakhir. Ini penting untuk mengembalikan kepercayaan publik," tutur Akmal.

Sebelumnya, Cucu Somantri resmi melepas jabatannya sebagai Direktur Utama PT LIB dalam RUPSLB PT LIB, yang digelar Senin (18/05/2020). Pengunduran diri pria berusia 58 tahun ini disetujui oleh seluruh peserta rapat, yang digelar secara virtual tersebut.

Selain Cucu, pada agenda ini, mundur juga tiga komisaris PT LIB. Mereka adalah Sonhadji, Hasani Abdul Gani, dan Hakim Putratama.

Rencananya, untuk mengisi empat posisi yang ada ini akan digelar lagi RUPSLB PT LIB. Kabarnya, agenda ini akan dihelat usai Lebaran mendatang.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Ujian PSSI

Lebih lanjut, Akmal menyebut bahwa hal ini merupakan ujian bagi PSSI dalam manajemen konflik dan manajemen krisis. Karenanya, ada sejumlah saran dari SOS, sambung eks jurnalis ini, yang bisa diterapkan oleh federasi sepak bola Indonesia tersebut.

Akmal mengaku, sejak awal SOS telah mengingatkan PSSI terkait rangkap jabatan yang berpotensi konflik kepentingan

"Semoga ini kembali ditindaklanjuti. Exco fokus kepada tugas-tugasnya sebagai pengambil dan pengawas kebijakan. Tidak lagi bertindak sebagai eksekutif," paparnya.

"Exco yang rangkap jabatan di klub maupun asprov juga harus ditegaskan untuk memilih salah satunya. Ini agar tidak lagi terjadi konflik kepentingan. Bila tetap masih ada yang rangkap jabatan maka jangan berharap konflik tak berulang," ia menambahkan.

Selain itu, menurut Akmal, semua pengurus PSSI harus membuat komitmen ulang. Mereka harus menandatangani pakta integritas untuk kemajuan sepak bola Indonesia.

"Mereka tak boleh membawa kepentingan pribadi, politik, dan golongan. Semua yang dilakukan tulus untuk prestasi sepak bola Indonesia," tandasnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)