
"Ada pemahaman yang salah kaprah dari pemerintah terkait reformasi tata kelola sepakbola nasional," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali, pada .
"Proses akuisisi Persiram Raja Ampat menjadi PS TNI dan Surabaya United jadi Bhayangkara Surabaya United, yang tak transparan dan akuntabel awal dari kesalahkaprahan tentang reformasi tata kelola," sambungnya.
Menurut Akmal, negara tak sadar bahwa masuknya TNI dan Polri ke Indonesia Soccer Championship (ISC) hanya merupakan alat bargaining agar PT GTS, yang notabene jelmaan PT Liga, bisa jadi operator.
"Akhirnya, negara -atau dalam hal ini TNI dan Polri- tersandera," tuturnya.
Lebih lanjut, SOS menilai, ketimbang menjadi bagian dari permasalahan, yang berupaya dibenahi pemerintah, polisi lebih baik fokus menghentikan bandar-bandar judi yang masuk ke sepakbola Indonesia.
"Mereka harus memproses oknum-oknum yang terlibat match fixing, match acting dan match setting yang menghantui sepakbola indonesia," tuturnya.
"Sementara, TNI kembali ke barak saja," ia menandaskan. [initial]
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 11 Mei 2015 17:44
-
Bola Indonesia 30 April 2015 21:16
-
Bola Indonesia 5 Juli 2013 18:00
-
Bola Indonesia 12 Maret 2013 21:41
-
Bola Indonesia 12 Maret 2013 21:35
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 22 Maret 2025 07:53
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:44
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:42
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:29
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 07:15
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 06:43
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...