
Bola.net - Save Our Soccer (SOS) menyoroti pemanggilan 76 admin atau pemilik akun media sosial oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Lembaga yang concern pada perbaikan tata kelola sepak bola Indonesia ini menyebut bahwa tindakan Komdis ini merupakan pekerjaan sia-sia dan buang buang waktu.
Koordinator SOS, Akmal Marhali, menyebut bahwa pemanggilan ini membuat Komdis PSSI terlihat seolah bekerja. Padahal, alih-alih menyelesaikan masalah, tindakan ini justru menyalahi prosedur.
Menurut Akmal, berdasar pasal 3 Kode Disiplin PSSI 2018, tak disebutkan bahwa akun media sosial sebagai pihak yang harus tunduk pada Kode Disiplin PSSI. Ini berarti para admin atau pemilik akun tersebut di luar wewenang Komdis.
Advertisement
"Komdis melanggar kode etiknya sendiri dengan memanggil pemilik atau admin akun medsos, yang berdasar pasal 3 Kode Disiplin bukan bagian dari football family," ucap Akmal dalam rilisnya yang didapat Bola.net, Sabtu (29/12).
"Ini pekerjaan sia-sia dan buang waktu. Ini gambaran PSSI via Komdis tak serius dalam mengungkap kasus mafia bola," sambungnya.
Lalu bagaimana seharusnya Komdis PSSI bertindak? Simak saran Akmal di bawah ini.
Gunakan Data Genius Sport
Menurut Akmal, jika PSSI memang serius, mereka tak perlu repot memanggil admin atau pemilik 76 akun medsos tersebut. PSSI, sambung mantan jurnalis olahraga tersebut, cukup mengambil data dari Genius Sport untuk diinvestigasi dan jadi dasar untuk menjatuhkan sanksi sanksi.
"Itu lebih efektif dan efisien dibandingkan memanggil 76 pemilik atau admin akun medsos. Mereka bukan football family dan bagian dari PSSI atau keluarga PSSI," papar Akmal.
"Kalau mereka dihadirkan, bagaimana transportasi dan akomodasinya? Apa urgensinya dan sejauh mana efektivitas info yang didapatkannya," ia menukas.
Gunakan Medsos untuk Kampanye
Akmal menyebut, PSSI bisa mengundang pemilik atau admin akun medsos. Namun, undangan ini dalam rangka FGD (Focus Group Discussion) dalam rangka kampanye anti match fixing.
Menurut Akmal, langkah ini jauh lebih bermanfaat ketimbang memaksa admin atau pemilik akun untuk mengumpulkan bukti-bukti match fixing.
"Undang akun medsos untuk diskusi bagaimana bersama melakukan pencegahan dini potensi match fixing dan juga mengedukasi publik tentang bagaimana match fixing itu terjadi di lapangan dan cara mengatasinya. Ini akan lebih berguna untuk masa depan sepak bola kita," tutup Akmal.
Video Menarik
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, diperiksa Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola di Dittipidkor Bareskrim Polri, Gedung Ombudsman, Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 27 Desember 2018 18:50
-
Bola Indonesia 22 Desember 2018 20:45
Manajemen Arema FC Batal Laporkan Koordinator SOS Akmal Marhali Sesuai Rencana
-
Bolatainment 22 Desember 2018 18:25
Polres Malang Kota Akan Dalami Pengaduan Aremania Terkait Koordinator SOS
-
Bola Indonesia 22 Desember 2018 14:39
-
Bola Indonesia 21 Desember 2018 22:15
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 17:00
-
Liga Inggris 23 Maret 2025 16:58
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:37
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:29
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:23
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 16:17
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...