SOS Nilai Djohar Tidak Transparan Soal Keuangan PSSI

SOS Nilai Djohar Tidak Transparan Soal Keuangan PSSI
Djohar Arifin. (c) Eggi Paksha
Bola.net - PSSI kembali dalam sorotan dalam upaya transparansi keuangan. SOS menilai Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin tidak terbuka soal dana-dana yang masuk ke kantong PSSI. Padahal, Djohar Arifin pernah berjanji untuk melakukan transparansi keuangan ketika pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum PSSI melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Solo, Jawa Tengah, Juli 2011. 

Ketika itu, Djohar berjanji akan memberikan laporan keuangan PSSI kepada masyarakat setiap enam bulan sekali. "Tapi sampai sekarang, tidak pernah dilakukan," terang aktivis dari Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi. 

Tuntutan merealisasikan transparansi keuangan, juga datang dari Lembaga Kajian dan Pengembangan Olahraga Indonesia (Lemkapoin). Direktur Lemkapoin, Richard Achmad malahan meminta agar PSSI memilih Ketua Umum baru menggantikan Djohar Arifin. Sebab, dalam dua tahun kepemimpinannya, Djohar tidak mampu memberikan prestasi membanggakan kepada masyarakat Indonesia.

"Bukannya prestasi, melainkan hanya konflik yang selalu muncul dari Djohar," ucap Richard. 

Menurutnya, konflik yang bermunculan akibat tidak adanya sikap tegas dari Djohar dalam memimpin organisasi. Djohar dinilai tidak mempunyai leadership yang kuat sehingga kebijakan yang dibuat selalu menimbulkan kontroversial. Ironisnya, kontroversi tersebut terjadi pada kalangan internal PSSI. "Djohar bukan sosok yang tegas. Seolah, kebijakan penuh transaksional," kata Richard. 

Ketidaktegasan Djohar dalam membuat keputusan, terbukti dengan adanya pembentukan Badan Tim Nasional (BTN). Terutama, mengenai nasib pelatih Nil Maizar yang akhirnya digantikan pelatih asal Argentina Luis Manuel Blanco. Tidak hanya itu, Djohar juga menggantung posisi manajer timnas yang dijabat Mesak Manimbor.

"Setelah KLB PSSI, pasti akan ada Kongres Biasa (KB) untuk memilih Ketua Umum baru. Jika itu memang benar terjadi, dia berharap Ketua Umum baru bukan berasal dari dua kubu bertikai selama ini. Yakni PSSI dan KPSI," tutupnya. (esa/mac)