SOS: Negara Gagal Reformasi PSSI

SOS: Negara Gagal Reformasi PSSI
Akmal Marhali (c) JPPN

Bola.net - - Save Our Soccer (SOS) mengungkapkan kekecewaan mereka perihal jalannya Kongres Tahunan PSSI 2016. Mereka menilai, hal tersebut merupakan bukti nyata kegagalan negara dalam mereformasi PSSI.

“Kita sudah mengorbankan diri disanksi FIFA selama satu tahun untuk suatu perubahan. Tapi, fakta di lapangan, sepakbola Indonesia tak mau berubah," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali.

"Reformasi PSSI yang diinginkan pemerintah telah gagal. Ibaratnya, dalam kongres ini, mereka hanya ganti casing. Software dan hardware tetap lama. Ini sangat berbahaya buat sepak bola kita," imbuhnya.

Kegeraman SOS ini, menurut Akmal, bermula dari gagalnya kongres ini berperan sebagai sarana rekonsiliasi dan revolusi PSSI. Salah satu indikatornya, agenda pengembalian keanggotaan tujuh klub yang eksistensinya dipaksa lenyap oleh PSSI selama ini, tak terjadi. Begitu juga dengan pemulihan nama baik sejumlah anggota komite eksekutif PSSI. Bahkan, baik klub maupun para mantan anggota exco, yang telah diundang menghadiri Kongres, harus dipaksa keluar arena sidang.

"Kongres menjadi ajang mempermalukan pihak-pihak yang sebelumnya memang sudah disepakati untuk dikembalikan keanggotaannya maupun dipulihkan nama baiknya," ucap Akmal.

"Diundang untuk diusir. Ini penistaan. Negara dibohongi pakai Kongres PSSI atau Negara dibohongi Kongres PSSI?" ia menambahkan.

Akmal menyebut, tindakan PSSI dan para pemilik suara ini sudah pembunuhan karakter dan perbuatan yang sangat memalukan. Menurutnya, ini merupakan pertanda masih adanya upaya-upaya kelompok tertentu untuk membuat Kongres ini hanya milik kelompok mereka.

"Masih ada dendam di dalam kongres. Ini tak bagus buat perbaikan sepak bola Indonesia," tandasnya.