Soal Subsidi Bulan Maret, Arema FC Sepakat dengan PSSI

Soal Subsidi Bulan Maret, Arema FC Sepakat dengan PSSI
Ruddy Widodo (c) Fitri Apriani

Bola.net - Arema FC angkat bicara soal sengkarut besaran subsidi Bulan Maret, yang sempat menjadi polemik antara PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan PSSI. Klub berlogo singa mengepal ini mengaku sepakat dengan PSSI soal besaran subsidi.

"Kami sepakat dengan PSSI, terutama dengan surat yang dilayangkan Sekjen PSSI untuk menanggapi surat dari PT LIB," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, pada Bola.net, Rabu (06/05).

"Sebagai klub, kami merasa surat PSSI ini mampu mewakili perasaan kami," sambungnya.

Menurut Ruddy, klub sebenarnya tak terlalu mempermasalahkan jika memang dana yang dimiliki PT LIB tak mencukupi untuk membayar subsidi secara penuh. Namun, saat ini, PT LIB memiliki dana untuk membayar subsidi sesuai dengan perjanjian awal.

Ada salah satu sponsor utama Liga 1 yang mencairkan dana mereka. Besarannya, menurut informasi yang didapat, sekitar beberapa belas miliar.

"Kami bukannya mau sok pahlawan. Namun, harus diakui secara jujur, yang dijual kan kami-kami, 18 klub peserta Liga 1, ini. Jadi, tolonglah, kami diprioritaskan," tuturnya.

Sebelumnya, PT LIB berencana untuk membayar subsidi klub-klub peserta Liga 1 dan Liga 2 untuk Bulan Maret. Namun, klub-klub peserta Liga 1 hanya akan menerima Rp 350 juta. Padahal, dalam kesepakatan awal, PT LIB akan menyubsidi klub-klub peserta Liga 1 sebesar Rp 520 juta.

Rencana PT LIB ini kemudian dimentahkan PSSI. Melalui surat dari Sekjen PSSI, Yunus Nusi, federasi sepak bola Indonesia ini meminta PT LIB untuk membayar subsidi sesuai kesepakatan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Tak Pengaruhi Gaji Tim

Lebih lanjut, kendati sejauh ini polemik soal besaran subsidi masih belum kelar, Ruddy memastikan gaji tim dan ofisial Arema tak terpengaruh. Manajer asal Madiun ini menyebut bahwa manajemen Arema sudah memenuhi kewajiban mereka tersebut.

"Sudah tak ada masalah lagi," ujar Ruddy.

"Kami sudah melunasinya," ia menambahkan.

Ruddy sendiri menyebut bahwa pelunasan gaji ini, dan biaya operasional selama kompetisi mandek, sepenuhnya mengandalkan dana dari pemilik. Ia menyebut, untuk gaji tim saja, pemilik harus mengeluarkan dana sebesar Rp 575 juta per bulan.

"Jadi, selama masa darurat bencana ini, pemilik harus mengeluarkan dana sebesar Rp 2,3 miliar untuk gaji tim dan ofisial. Ini masih belum termasuk biaya operasional lain," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)