Sanksi Belum Dicabut, Indonesia Tak Bisa Pilih Presiden FIFA

Sanksi Belum Dicabut, Indonesia Tak Bisa Pilih Presiden FIFA
FIFA (c) ist
- Karena masih dalam masa skorsing FIFA, Indonesia dan Kuwait harus rela kehilangan hak suaranya dalam pemilihan presiden sepakbola dunia, FIFA pada Jumat (26/2) besok. Hal ini pun menjadi kabar buruk bagi kandidat, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa.


Seperti diketahui, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, yang merupakan Kepala Federasi Sepakbola Asia (AFC), mengandalkan dukungan suara-suara dari anggotanya, untuk menantang kandidat utama lain, Gianni Infantino, pelaksana ketua sepakbola Eropa. Dan Indonesia serta Kuwait merupakan anggota dari federasi yang ia pimpin.


Pemilihan sendiri diprediksi akan berlangsung dalam dua putaran. Pasalnya, bila ingin menang dalam satu putaran, kandidat butuh dua pertiga suara mayoritas, yang kelihatannya akan sulit diraih oleh kandidat manapun.


Hanya diperlukan suara mayoritas untuk memenangi putaran kedua pemilihan. Dengan dua anggota yang diskors, 207 anggota FIFA lainnya berhak mengikuti pemungutan suara pada kongres di Zurich.


Sebagaimana rilis FIFA, nasib Indonesia dan Kuwait sendiri bakal ditentukan pada Kongres Tahunan FIFA yang akan digelar pada Mei mendatang. Artinya, dalam pemilihan besok, Indonesia dan Kuwait masih belum bisa memberikan hak suaranya.


Sebagai informasi, Indonesia diskors dari sepakbola internasional pada Mei tahun lalu setelah pemerintah dinilai melakukan intervensi kepada PSSI. Kuwait diskors pada Oktober karena pemerintah mereka diduga mengintervensi sepakbola di negara Teluk itu. (ant/dzi)